TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tolak Pelebaran Jalan, Puluhan Emak-emak Nekat Aksi Buka Baju

Jalan yang dibuka untuk akses menuju Toba Nomadic Escape

Dok. IDN Times/IStimewa

Tobasa, IDN Times - Puluhan Emak-emak atau ibu-ibu, warga Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) nekat membuka bajunya hingga hanya mengenakan bagian dalam atas dan bawah, Kamis (12/9).

Aksi ini bentuk protes atau perlawanan terhadap program Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT).

Tindakan kaum ibu ini berawal dari sikap polisi, TNI, Satpol PP yang dikerahkan pihak BPODT bersama Pemkab Tobasa mengawal satu unit alat berat ekskavator guna melebarkan jalan. Jalan ini kelak dikelola BPODT ke area pariwisata tersebut dinilai justru merampas hak warga sekitar yaitu tanah adat.

Polwan yang telah disiapkan sempat tidak berhasil menenangkan warga, malah sempat terjadi aksi dorong-dorongan. Bahkan salah seorang warga sempat pingsan. Perlawanan yang dilakukan warga disaksikan oleh Bupati Tobasa, Darwin Siagian, Wakapolres Tobasa, Jhonson Butar-butar, Kasatpol PP Tito Siahaan.

“Kembalikan hak kami karena sudah ratusan tahun kami berada di tanah ini” teriakan ibu-ibu sebagai aksi protes.

Baca Juga: Catat! Ini Jadwal Lengkap Babak 10 Besar Liga 3 Zona Sumut

1. Jalan yang dibuka untuk akses menuju The Kaldera Toba Nomadic Escape

Dok. IDN Times/IStimewa

Jalan yang akan dibangun panjangnya sekitar 2.000 meter dengan luas 18 meter yang menghubungkan The Kaldera Toba Nomadic Escape dari Desa Sileangleang. Warga mengaku sudah 50 tahun berjuang agar pemerintah mengakui lahan di sana sebagai tanah adat.

Saat alat berat dipaksa masuk meratakan tanah yang masih produktif di area tanah adat. Menurut warga, kehadiran program BPODT justru merampas hak warga dan dengan tegas menolak rencana itu.

Selama ini komunikasi antara warga dengan pihak BPODT tak berujung sepakat. Warga meminta pengakuan itu sebagai tanah adat.

2. Proses pembentukan jalan akhirnya berhasil

Dok. IDN Times/IStimewa

Setelah dilakukan pendekatan, aksi protes kaum ibu-ibu sempat tenang sehingga alat berat bisa mengerok dan meratakan jalan. Namun mereka berada tidak jauh dari alat berat.

Sembari proses pengerjaan dilakukan, petugas kepolisian dan TNI serta Satpol PP tetap bersiaga.

Hanya saja, warga tetap kecewa dengan pemerintah dinilai merampas apa yang selama ini diperjuangkan warga.

Baca Juga: [BREAKING] Laga Pertama Jafri Sastra, PSMS Medan Kalahkan PSCS Cilacap

Berita Terkini Lainnya