TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[POPULER] Pemakaman Glenn Fredly Penuh Haru, Foto Kuntilanak Viral

Berita terpopuler yang sayang kamu lewatkan!

instagram.com/glennfredly309/

Dunia hiburan tanah air dikejutkan dengan kepergian penyanyi bersuara emas, Glenn Fredly. Ia meninggal dunia diduga akibat penyakit meningitis. Berita pemakamannya menjadi berita terpopuler di IDN Times Sumut dalam selama tiga hari terakhir.

Berita populer lainnya adalah foto penampakan kuntilangan yang viral di twitter, kasus pembunuhan remaja di Simalungun, daftar wilayah rawan Corona, serta pengakuan mantan PDP Corona yang bikin hati teriris. 

Yuk simak rangkumannya:

Baca Juga: 12 Momen Ibadah Pelepasan Glenn Fredly, Diiringi Lagu Kasih Putih

1. Pelepasan Glenn Fredly diiringi lagu Kasih Putih

KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI

Kepergian musisi fenomenal tanah air Glenn Fredly, Rabu (8/4) meninggalkan duka mendalam. Suasana ibadah pelepasan Glenn di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Sumber Kasih yang berada di Jalan Lebak Bulus III No 91, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan berlangsung penuh haru.

Disiarkan langsung manajemen lewat instagram @bumientertainment, suasana sebelum menuju peristirahatan terakhir terlihat sendu. Dihadiri keluarga dan beberapa sahabat termasuk Tompi. 

Lagu Kasih Putih berkumandang mengiringi kepergian Glenn.

Baca Juga: Viral Foto Penampakan Kuntilanak, 13 Komen Netizen Ini Kocak Abis

2. Foto penampakan Kuntilanak yang beredar di twitter jadi viral

Twitter.com/hendralm

Baru-baru ini beredar foto penampakan yang diduga kuntilanak di sosial media Twitter.

Dalam waktu singkat, foto unggahan pengguna Twitter @snugglebeam itu jadi viral. Di-like sebanyak 30 ribu kali lebih dan di-retweet sebanyak 7,5 ribu kali lebih.

Tapi, bukannya takut, netizen malah membanjirinya dengan komentar kocak dan bikin ngakak. Kuntilanak ini seolah jadi bahan ejekan mereka. Memang netizen negara +62 ini luar biasa!

Baca Juga: Kisah Ngenes Seorang PDP Corona: Rasanya Sakit Tapi Gak Berdarah 

3. Kisah Ngenes Seorang PDP Corona: Rasanya Sakit Tapi Gak Berdarah

freepik.com

Nuranisa, 21 tahun, telah menjalani masa isolasi selama sembilan hari di Rumah Sakit Graha Juanda, Bekasi Timur, Jawa Barat, pada Senin (30/3) lalu. Namun alih-alih-alih tersenyum, wajah perempuan asal Lampung ini justru terlihat murung.

Ia berdiri kebingungan di lobi rumah sakit. Sebab orang tua angkatnya yang tinggal di Rawalumbu, Bekasi, tak bisa menjemputnya. Ibu angkat Anisa, Umi Meri, mengatakan dirinya tak bisa ke rumah sakit karena dilarang warga.

Sebab keluarga angkat Anisa, sapaan Nuranisa, di Rawalumbu diminta mengisolasi diri secara mandiri selama 14 hari oleh warga. Padahal Anisa bukanlah pasien positif virus corona. Ia hanya dinyatakan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Anisa pun telah menjalani isolasi selama sembilan hari. Ia tidak tahu kenapa kehadirannya ditolak. Yang ia tahu ia kini sendiri di rumah sakit dan tidak tahu harus ke mana.

Anisa sebenarnya menyewa kamar indekos di Jakarta Barat. Namun ia tidak bisa pulang ke sana karena pemiliknya tak lagi mengizinkannya.

Baca Juga: Mayat Remaja Dikubur Setengah Badan, Dibunuh Demi Tebus Motor Gadaian

4. Mayat Remaja Dikubur Setengah Badan, Dibunuh Demi Tebus Motor Gadaian

Pelaku pembunuhan di Simalungun (Dok.IDN Times/istimewa)

Polisi mendalami penemuan mayat pelajar SMP di area perkebunan PTPN III Bangun, Nagori Bangun, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Rabu (8/4) yang bikin heboh warga. Hasilnya dari kedua tersangka yang masih berusia remaja itu ditahan, RBP dan MA terungkap motif pembunuhan. 

Korban yang dibunuh mereka adalah teman bermain sendiri. Selain itu juga termasuk pembunuhan berencana.

Kapolsek Bangun AKP Banuara Manurung mengatakan, sejak orangtua korban memberitahukan kehilangan anaknya, polisi berusaha mencari siapa saja orang terakhir bersama korban. Dua tersangka sempat ditanyai warga dengan meyakinkan bahwa keduanyalah yang dilihat bersama dengan korban. Namun keduanya mampu menepis pertanyaan-pertanyaan warga.

"Kebetulan ada polisi satu kampung dengan tersangka di  Nagori Bah Joga, Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, Kabupaten Simalungun. Polisi ini bertanya sebagai warga ya, tapi mereka berdua mengaku tidak tahu keberadaan korban" jelasnya.

Bahkan, kata Banuara, kedua tersangka mampu beraktivitas tanpa menunjukkan tanda-tanda sebagai pelaku yang membunuh Candra Prayoga. "Mereka biasa saja beraktivitas. Biasanya orang yang baru membunuh ada rasa takut, rasa bersalah. Kalau kedua tersangka ini malah biasa-biasa saja," kata Banuara.

Keduanya masih termasuk dalam pasal perlindungan anak dan berkasnya juga secara terpisah karena faktor usia dan faktor korban yang masih remaja.

Persoalan ini berawal dari uang pinjaman yang harus dibayarkan sebesar Rp500 ribu, untuk dapat menebus kembali sepeda motor yang telah digadaikan. "Karena sepeda motor  tersangka digadaikan, muncul lah niat mencuri sepeda motor dan handphone korban," ucapnya.

Setelah korban meninggal, kedua tersangka masih punya waktu pergi menuju ke rumah DN yang ada di Serapu, Kecamatan Bangun, Kabupaten Simalungun. DN ini sendiri merupakan teman tersangka MA untuk mengambil cangkul.  Keduanya menggali lubang untuk mengubur korban. "Karena tanahnya keras, lubang yang digali tidak sepenuhnya bisa menutupi tubuh korban sehingga bagian atas dari tubuh korban ditutupi dengan daun kacang-kacangan," ucap Banuara Manurung.

Selesai mengubur korban, kedua tersangka pun masih melanjutkan aksi jahatnya yaitu, menjual sepeda motor korban seharga Rp 1.750.000 dan seluler seharga Rp900 ribu kepada seseorang bernama Kopral sebagai penadah. Mereka telah diamankan.  "Saat ini tersangka dan barang bukti telah diamankan" kata Banuara.

Baca Juga: Catat! Ini Daftar Wilayah Indonesia yang Rawan Penularan Virus Corona

Itulah lima berita terpopuler di IDN Times Sumut selama tiga hari terakhir. Nantikan rangkuman berita populer lainnya hanya di IDN Times Sumut!

Berita Terkini Lainnya