TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Paslon Pilkada Madina Dianggap Miskin Gagasan untuk Pesisir

Potensi golput bisa meningkat saat Pilkada

Banjir Bandang Mandailing Natal beberapa waktu lalu (Dok BPBD Mandailing Natal)

Medan, IDN Times - Kontestasi pemilihan Kepala Daerah di Mandailing Natal dinilai sangat miskin gagasan, masing-masing kandidat terlihat hanya menempuh cara konvensional dengan menemui orang sebanyak mungkin, tapi tidak menawarkan apa gagasan yang diusung sehingga sangat sulit berharap ada perubahan signifikan.

"Ruang tarungnya tidak fundamental, seperti tidak fokus pada pertarungan gagasan, ide-ide perubahan atau konsep-konsep masa depan Mandailing Natal ke depan, ini sulit kita dapati, visi misi tidak menjadi jembatan antara kandidat dengan publik," ujar Bim Harahap, Koordinator Divisi Kebijakan Publik, Pantai Barat Madina Research Centre di Medan, Kamis (22/10/2020).

Baca Juga: Bikin Ngiler! 5 Rekomendasi Warung Makan Khas Mandailing di Medan

1. Mandailing Natal saat ini menyimpan banyak persoalan

Massa membakar mobil saat kericuhan di Kecamatan Panyabungan Utara, Mandailing Natal, Senin (29/6). (Istimewa)

Bim menerangkan, Mandailing Natal saat ini menyimpan banyak persoalan, terutama pada konsep keadilan pembangunan. Dimana masih terdapat banyak gap terutama untuk wilayah pesisir Pantai Barat Mandailing Natal.

"Hingga hari ini kita tidak melihat ada konsep pembangunan yang jelas untuk pesisir pantai barat Madina. Ketertinggalan di wilayah ini tidak menjadi kegelisahan para kandidat, sehingga tidak terlihat ada gagasan yang mengarah ke sana," ujarnya.

Bim menyebut, Pilkada Madina 2020 ini adalah momentum penting bagi pesisir Pantai Barat Madina, sehingga harus benar,-benar selektif memilih pemimpin berikutnya.

"Banyak aspirasi di wilayah pesisir ini yang menemui jalan buntu, pembangunan infrasturktur terutama jalan menjadi masalah klasik yang tidak pernah tuntas. Seperti Investasi perkebunan kelapa sawit yang selama ini kerap memicu konflik di masyarakat, paling parah adalah pencemaran sungai akibat penambangan ilegal yang hingga kini tidak ada jalan keluar," ujarnya.

2. Potensi golput bisa meningkat saat Pilkada

Ilustrasi Pilkada serentak 2020, IDN Times/ istimewa

Kata Bim, Wilayah pesisir Madina yang kaya sumber daya alam ini selama ini ada di layar kedua pembangunan, tidak masuk dalam prioritas yang membuat pembangunan menjadi barang langka di daerah tersebut.

"Warga Pantai Barat mengamini ini karena merasakan ketertinggalan bertahun-tahun. Sehingga pilkada ini menjadi momentum penting untuk melakukan seleksi ketat, sebelum memutuskan pilihan, atau jika tidak ada komitmen, potensi golput bisa meningkat di wilayah ini," ujarnya.

Baca Juga: Intip Yuk Inspirasi Pakaian Pengantin Adat Batak Toba dan Mandailing

Berita Terkini Lainnya