Orangutan dan Kera Besar Berpotensi Terinfeksi Virus Corona
DNA orangutan mirip manusia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Pekan lalu warganet dihebohkan dengan berita Harimau di Kebun Binatang Amerika Serikat positif terjangkit corona. Ini adalah kasus pertama hewan terjangkit COVID-19.
Namun ternyata orangutan adalah mamalian yang paling rentan tertular corona. Pasalnya susunan DNA orangutan yang hampir sama dengan DNA manusia menjadikan orangutan sangat rentan dan memiliki potensi terinfeksi oleh virus corona yang sedang melanda dunia saat ini.
Selain perburuan dan rusaknya habitat orangutan karena alih fungsi kawasan hutan, kemungkinan penularan virus ini dapat menjadi ancaman penyusutan habitat orangutan yang baru di Indonesia.
Baca Juga: Jadi Tersangka Penghinaan Istri Rasulullah, Youtuber Medan Menangis
1. Jika ada orangutan atau primata lainnya yang terinfeksi, akan jadi kasus terburuk
Banyak hal yang harus diperhatikan untuk menghentikan penularan virus corona agar orangutan di Indonesia tidak terjangkit, karena kita tidak akan tahu efek apa yang akan ditimbulkan setelah ada orangutan yang terpapar virus tersebut. Seperti halnya Flu dan Ebola, memang efeknya tidak menimbulkan masalah, namun beberapa diantaranya menimbulkan penyakit baru yang sulit untuk disembuhkan.
Dr. Fabian Leendertz, ahli di bidang virus pada kera besar dan penulis utama The Letter to Nature mengatakan, sebenarnya ketika orangutan berada jauh dengan manusia risiko tertularnya itu kecil, hanya saja pencemaran lingkungan oleh manusia, lalu diikuti oleh adanya kontak fisik antara manusia dan orangutan, kondisi inilah yang dapat menyebabkan penularan.
"Jika ada orangutan atau primata lainnya yang terinfeksi, akan jadi kasus terburuk. Spesies yang terancam punah ini akan semakin kritis karena akan kehilangan beberapa individunya,” ujarnya.
Fokus dunia saat ini memang pada penanganan pandemic Covid-19 yang telah tersebar di 184 negara dengan total lebih dari 2 juta orang yang terinfeksi dan menelan korban lebih dari 160 ribu jiwa (data per tanggal 20 April 2020). Tidak heran jika makhluk lain di bumi sedikit luput dari perhatian.
Faktanya, meskipun habitat Orangutan utamanya adalah di hutan, namun seiring dengan perusakan hutan yang massif yang menyebabkan banyak kasus orangutan turun ke permukaan dan bersinggungan dengan pemukiman warga.
Baca Juga: Dicari Relawan COVID-19, Gaji Berkisar Rp4-15 Juta