TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Orangutan dan Kera Besar Berpotensi Terinfeksi Virus Corona

DNA orangutan mirip manusia

ilustrasi Orangutan anakan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times - Pekan lalu warganet dihebohkan dengan berita Harimau di Kebun Binatang Amerika Serikat positif terjangkit corona. Ini adalah kasus pertama hewan terjangkit COVID-19.

Namun ternyata orangutan adalah mamalian yang paling rentan tertular corona. Pasalnya susunan DNA orangutan yang hampir sama dengan DNA manusia menjadikan orangutan sangat rentan dan memiliki potensi terinfeksi oleh virus corona yang sedang melanda dunia saat ini.

Selain perburuan dan rusaknya habitat orangutan karena alih fungsi kawasan hutan, kemungkinan penularan virus ini dapat menjadi ancaman penyusutan habitat orangutan yang baru di Indonesia.

Baca Juga: Jadi Tersangka Penghinaan Istri Rasulullah, Youtuber Medan Menangis

1. Jika ada orangutan atau primata lainnya yang terinfeksi, akan jadi kasus terburuk

[ilustrasi] Sapto, Orangutan anakan yang berhasil dievakuasi oleh petugas Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC) dari pemukiman di kawasan Gampong Paya, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Nanggroe Aceh Darussalam. Selasa (22/1/2019) lalu. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Banyak hal yang harus diperhatikan untuk menghentikan penularan virus corona agar orangutan di Indonesia tidak terjangkit, karena kita tidak akan tahu efek apa yang akan ditimbulkan setelah ada orangutan yang terpapar virus tersebut. Seperti halnya Flu dan Ebola, memang efeknya tidak menimbulkan masalah, namun beberapa diantaranya menimbulkan penyakit baru yang sulit untuk disembuhkan.

Dr. Fabian Leendertz, ahli di bidang virus pada kera besar dan penulis utama The Letter to Nature mengatakan, sebenarnya ketika orangutan berada jauh dengan manusia risiko tertularnya itu kecil, hanya saja pencemaran lingkungan oleh manusia, lalu diikuti oleh adanya kontak fisik antara manusia dan orangutan, kondisi inilah yang dapat menyebabkan penularan.

"Jika ada orangutan atau primata lainnya yang terinfeksi, akan jadi kasus terburuk. Spesies yang terancam punah ini akan semakin kritis karena akan kehilangan beberapa individunya,” ujarnya.

Fokus dunia saat ini memang pada penanganan pandemic Covid-19 yang telah tersebar di 184 negara dengan total lebih dari 2 juta orang yang terinfeksi dan menelan korban lebih dari 160 ribu jiwa (data per tanggal 20 April 2020). Tidak heran jika makhluk lain di bumi sedikit luput dari perhatian.

Faktanya, meskipun habitat Orangutan utamanya adalah di hutan, namun seiring dengan perusakan hutan yang massif yang menyebabkan banyak kasus orangutan turun ke permukaan dan bersinggungan dengan pemukiman warga.

2. Hentikan sementara pariwisata serta proyek-proyek infrastruktur yang bersinggungan dengan habitat orangutan

[ilustrasi] Sapto, Orangutan anakan yang berhasil dievakuasi oleh petugas Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC) dari pemukiman di kawasan Gampong Paya, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Nanggroe Aceh Darussalam. Selasa (22/1/2019) lalu. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Dilansir dari BBC, Prof. Serge Wich, Peneliti dari Universitas John Moores Liverpool menyatakan bahwa dengan menghentikan sementara pariwisata serta proyek-proyek infrastruktur yang bersinggungan dengan habitat orangutan, kita dapat mengurangi kontak antara manusia dan orangutan yang berpotensi dapat menyebabkan penyebaran virus.

"Kami tidak tahu apa efek virusnya pada mereka dan itu berarti kita harus mengambil langkah dengan kehati-hatian dan mengurangi risiko mereka terkena virus. Itu berarti menghentikan pariwisata yang sudah dilakukan di beberapa Negara, mengurangi penelitian, sangat berhati-hati dengan program reintroduksi, tetapi ini juga berpotensi menghentikan infrastruktur dan proyek ekstraktif di habitat kera besar yang membawa orang lebih dekat dengan kera besar dan dengan demikian berpotensi menyebarkan virus ini kepada mereka,” ujar Serge.

Baca Juga: Dicari Relawan COVID-19, Gaji Berkisar Rp4-15 Juta

Berita Terkini Lainnya