TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Democratic Cafe, Wadah Diskusi Kaum Millennial Sambil Menyeruput Kopi

Tempat mendengarkan masukan dan keluhan masyarakat

Ketua DPD Demokrat Sumut, Lokot Nasution saat berdikusi di Democratic Cafe, Jalan Sudirman No 12 Medan (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Medan, IDN Times - Setelah beberapa waktu melakukan persiapan launching, akhirnya Democratic Cafe resmi dibuka di Jalan Sudirman No 12 Medan, Senin (24/10/2022). Kafe ini tepat berada di sebelah Kantor DPD Demokrat Provinsi Sumatera Utara.

Ketua DPD Demokrat Sumut, Lokot Nasution mengatakan karena berbagai kesibukan yang ia lalui, baru hari ini Democratic Cafe bisa di-launching.

Pada kesempatan ini, Lokot Nasution mengajak para jurnalis di Kota Medan untuk berdiskusi tentang hal-hal terkini di Indonesia, bukan hanya soal politik.

1. Kafe terbuka untuk umum

Ketua DPD Demokrat Sumut, Lokot Nasution saat berdikusi di Democratic Cafe, Jalan Sudirman No 12 Medan (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Lokot bercerita, kafe ini sengaja di buka tepat di sebelah kantor DPD Demokrat agar jadi wadah diskusi kaum millennial di Kota Medan. Meski di kantor partai politik, Lokot mengatakan kafe ini terbuka untuk umum, siapa saja boleh datang untuk berdiskusi, bertanya, dan menyampaikan aspirasinya di tempat ini.

 "Walaupun ini kantor partai, ini bukan cuma untuk kader, tapi siapa saja boleh datang kemari, mau sekadar menikmati kopi boleh, mau diskusi apa saja juga boleh. Saya dan pengurus-pengurus suka berdiskusi, jadi gak harus bahas politik," katanya.

Pada moment launching hari ini, Democratis Cafe menyajikan kopi sanger spesial untuk para pengunjung.

2. Tempat mendengarkan masukan dan keluhan masyarakat

Ketua DPD Demokrat Sumut, Lokot Nasution saat berdikusi di Democratic Cafe, Jalan Sudirman No 12 Medan (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Lokot mengakui selama ini aktivitasnya banyak ia habiskan bersama DPP Demoktrat. Namun kini dan kedepannya ia akan fokus di Sumatera Utara, mendengarkan masukan dan keluhan masyarakat, serta rutin menggelar diskusi-diskusi dengan kaum millennial untuk berbagi wawasan sekaligus mendengar aspirasi.

"Ini lah salah satu tujuannya kenapa saya minta kafe ini dibuka," tambahnya.

Salah satu pembahasan yang seru ia lakukan bersama para jurnalis seputar penyakit ginjal akut yang berdampak ditariknya obat-obatan sirup dari pasar.

Menurutnya hal ini merupakan satu fenomena. Karena selama berpuluh-puluh tahun warga Indonesia terbiasa dengan obat sirup. Contohnya untuk obat demam anak-anak. Namun tiba-tiba pemerintah menganjurkan untuk tidak mengonsumsi obat cair.

"Termasuk saya kalau masuk angin pasti minum Tolak Angin cair. Gara-gara berita itu terpaksalah saya buang sisa dua kotak Tolak Angin di rumah," ungkapnya sembari tertawa.

3. Sikap demokrat mendorong pemerintah menemukan akar masalah Ginjal Akut

Democratic Cafe, Jalan Sudirman No 12 Medan (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Meski duduk perkara kasus penyakit ginjal akut pada anak ini, menurut Lokot, sikap Demokrat secara nasional adalah meminta pemerintah untuk segera meng-clear-kan persoalan ini. Mencari penyebab pasti gagal ginjal akut dan segera menemukan obatnya.

Karena, tambahnya, pemberitaan ginjal akut ini sudah menyebabkan keresahan di seluruh lapisan masyarakat. Sehingga perlu ada kejelasan dan solusi tepat dari pemerintah.

"Minimal kita meminta kepada kader-kader kita di fraksi, kepala daerah untuk mendorong pemerintah menemukan akar masalahnya dan segera mencari solusinya. Saya kira itu yang bisa kami lakukan.

Berita Terkini Lainnya