David Brown: PLN Akan Membangun 81 Pembangkit Listrik 10 Tahun Kedepan
Bantahan atas penyataan Penasihat Senior PT NSHE Emmy Hafild
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tapanuli Selatan, IDN Times - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru yang dilakukan oleh PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) berkapasitas 510 MW di Sumatera Utara terus menuai polemik. Penolakan terhadap pembangunan PLTA itu pun terus digulir.
Salah satu yang menolak pembangunan tersebut datang dari David W Brown yang merupakan Principal Brown Brothers Energy and Environment.
Penasihat Senior untuk Komisaris Utama PT NSHE Emmy Hafild mengatakan jika David adalah orang suruhan Mighty Earth, Non Government Organization (NGO) internasional yang bergerak di bidang lingkungan. Kata Emmy, penolakan David tidak berdasar.
“Padahal PLN itu sudah bikin Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dari 2019, semuanya itu ada dan termasuk juga PLTA Batang Toru. Saya heran, katanya kelompok lingkungan. Tapi kok mengatakan bahwa sumber energi yang bisa terbarukan, itu tidak usah dibangun karena sudah ada PLT Gas dan Batubara dan akan memenuhi kebutuhan,” ungkap Emmy dalam pertemuan di Medan, Selasa (18/2).
Emmy menjelaskan, David juga memakai RUPTL 2018-2028. Padahal pihaknya berdasar pada RUPTL 2019-2028. Emmy juga menekankan, bahwa PLTA Batang Toru akan memberikan manfaat besar.
“Jadi menurut saya, nih orang orang yah. Sebetulnya Mighty Earth itu apalah, broker lah. Dia itu sebetulnya kerjaannya itu dari tempat lain itu dia matiin. Terus dia ambil alih, terus dia financing (mendanai). Kita punya bukti untuk itu,” tukasnya.
Bahkan Emmy menyebut jika Mighty Earth pernah menawarkan pendanaan NSHE supaya beralih dari Tiongkok.
Lantas seperti apa tanggapan David Brown?
Baca Juga: PLTA Batang Toru Dianggap Tidak Penting dan Berbiaya Mahal
1. Semua proyeksi pasokan listrik pada penelitian saya sudah berdasarkan RUPTL yang terbaru
Menurut David, Emmy Hafild membuat tiga pokok pembicaraan sehubungan dengan penelitiannya, dan semuanya tidak benar. "Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk meluruskan hal tersebut. Semua proyeksi pasokan listrik pada penelitian saya sudah berdasarkan RUPTL yang terbaru yaitu tahun 2019-2028. Oleh karena itu, pendapat Emmy Hafild tentang penelitian saya yang menggunakan data lama sebagian besar tidak benar," jelasnya dalam pernyataan tertulis yang diterima IDN Times Sumut.
Baca Juga: PLTA Batang Toru Dianggap Tidak Perlu, NSHE Sebut Mighty Earth Broker