TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ada Gap Antar Generasi di Tempat Kerjamu? Ini 4 Cara Mengatasinya

Hindari stereotip di lingkungan kerja ya, Guys!

pixabay.com/Free-Photos

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016, jumlah tenaga kerja Millennial mengambil tempat sebanyak 40 persen dari total tenaga kerja Indonesia atau sebanyak 62,5 juta pekerja.

Generasi X mengakuisisi jumlah terbanyak yakni 69 juta pekerja, dan terakhir adalah Baby Boomers yang menempati posisi terakhir dengan total populasi sebanyak 28,7 juta pekerja.

Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi perusahaan dalam mengatur strategi pengelolaan SDM-nya, karena gap generasi ini menghadirkan perbedaan cara kerja, cara pandang, hingga cara komunikasi yang tentunya akan berdampak pada operasional bisnis jika tidak diatasi.

"Gap generasi ini menjadi tantangan besar bagi perusahaan mengatur strategi pengelolaan SDM-nya, karena menghadirkan perbedaan cara kerja, cara pandang, hingga cara komunikasi. Harus ada langkah strategis yang dijalankan perusahaan untuk mengatasinya sehingga tidak berdampak pada operasional bisnis" ujar Standie Nagadi, VP Marketing Mekari.

Lalu, taktik apa yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk mengatasi lingkungan kerja multi generasi?

Baca Juga: Yuk Ajari Anak Memanah! Ini 3 Manfaatnya

1. Hindari stereotip antar generasi

bigthinkedge.com

Cara kerja dahulu dan sekarang tentunya sudah mengalami banyak perubahan, maka standar pekerjaan yang dulu diterapkan bisa jadi sudah tidak relevan di masa kini.

Hindari pandangan bahwa generasi yang lebih tua selalu lebih tahu dan benar atau generasi muda pasti tidak memahami masalah dibandingkan dengan rekannya yang lebih tua.

Penting bagi perusahaan untuk menjembatani gap umur ini, bahwa mengasosiasikan bertambahnya umur dengan bertambahnya pengetahuan tidak serta-merta benar.

2. Coba lihat perspektif setiap generasi

brit.co

Setiap generasi menyikapi sesuai dengan cara yang berbeda, dalam hal ini menjaga komunikasi adalah hal yang krusial. Gaya bahasa yang berbeda dapat menimbulkan banyak kesalahpahaman yang berujung pada penurunan kualitas kerja tim.

Beberapa ahli berpendapat bahwa memberikan stimulus-stimulus untuk membangun kerja tim seperti pelatihan, team building, social dan technical event, serta kegiatan CSR dapat menjadi alternatif jalan keluar untuk menengahi gap generasi.

3. Ciptakan ekosistem kerja untuk mengembangkan potensi individu

unsplash.com/Brooke Cagle

Membuat rencana pengembangan individu untuk masing - masing karyawan dengan tidak membeda-bedakan generasi penting dilakukan oleh perusahaan.

Ciptakan budaya diskusi dan evaluasi, saling mendengar serta memberikan umpan balik yang konstan dan konstruktif. Selain itu juga, dorong karyawan untuk selalu berpikir dalam kerangka yang lebih besar dan kreatif.

Baca Juga: Jangan Lupakan Sejarah! Ini 12 Sosok Pahlawan Nasional dari Sumut

Berita Terkini Lainnya