77 Tahun Kemerdekaan RI, FEB UI Komitmen Jalankan Transformasi
FEB UI tengah menjalani Akreditasi Internasional
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) berkomitmen melakukan transformasi menyeluruh agar selalu melahirkan para pemimpin di bidang ekonomi dan bisnis yang inclusive, relevant dan reputable.
Dengan nilai-nilai itu, para lulusan maupun akademisi FEB UI mampu mengawal berbagai tantangan, demi mendukung transformasi ekonomi Indonesia yang telah memasuki usia kemerdekaan 77 tahun.
Dekan FEB UI Teguh Dartanto mengatakan transformasi institusi (FEB UI) adalah keniscayaan, di mana FEB UI tidak bisa berlindung di bawah kebesaran masa lalu (history) dan kejayaan masa kini (recent legacy). Ini mengingat kebesaran dan kejayaan bersifat dinamis yang terus menerus perlu diperjuangkan.
“Kondisi sosial, politik dan lingkungan sudah berubah begitu cepat, organisasi pendidikan di luar sana sudah berbenah begitu cepat, sehingga FEB UI harus merapatkan barisan untuk bertransformasi diri dengan menjadikan capaian di masa lalu dan masa kini sebagai fondasi untuk membentuk masa depan yang cemerlang,” ujar Teguh.
1. Gejolak dan pelemahan ekonomi dunia akan berdampak besar kepada perekonomian nasional
Tepat pada 17 Agustus tahun ini, Indonesia telah berusia 77 tahun. Pada usia ini, berbagai persoalan tengah dihadapi Republik, terutama tantangan pemulihan ekonomi pasca pandemi. Seperti diketahui, tantangan utama perekonomian dunia saat ini diistilahkan 5C, meliputi Covid-19, Conflict, Climate Change, Commodity Price, dan Cost of Living.
Problem konkretnya adalah stok dan harga pangan serta energi dunia mengalami kenaikan yang cukup signifikan akibat perang yang menganggu rantai pasok pangan dan energi global. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia harus selalu waspada dan mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan serta energi nasional.
Melihat kondisi demikian, berbagai lembaga internasional pun merevisi proyeksi perekonomian dunia. Lembaga internasional seperti IMF dan World Bank memproyeksikan ekonomi global pada 2022 tumbuh masing-masing 3,6% dan 2,9%, turun dari proyeksi sebelumnya di awal tahun.
Meskipun, indikator makro seperti pertumbuhan ekonomi domestik triwulan II/2022 tetap tumbuh 5,44% (yoy), jauh di atas capaian triwulan sebelumnya 5,01% (yoy), pemerintah tetap harus waspada dan berjaga-jaga gelombang resesi global yang akan melanda dunia.
Gejolak dan pelemahan ekonomi dunia akan berdampak besar kepada perekonomian nasional, sehingga otoritas fiskal, moneter, keuangan dan sektor riil harus berkoordinasi untuk melakukan intervensi yang terukur untuk menjaga resiliensi perekonomian nasional.
Berbagai pelajaran bisa dipetik dari kondisi karut marut akibat pagebluk global tersebut. Salah satu pelajaran berharga adalah inovasi, kreatifitas, kolaborasi dan sinergi mutlak dibutuhkan untuk menghadapi goncangan dan resesi ekonomi global.
Baca Juga: Jangan Melintas, Ini Potret Banjir Parah di Jalan Dr Mansyur Medan