Sebagian Korban Kericuhan Rempang Sepakati Jalur Damai dengan PT MEG

Batam, IDN Times - Sebanyak lima dari delapan warga yang menjadi korban kekerasan dalam insiden di Pulau Rempang pada 18 Desember 2024 telah menyelesaikan perkara hukum melalui jalur perdamaian dengan PT Makmur Elok Graha (MEG).
Kesepakatan perdamaian antara PT MEG dan para korban ini meliputi biaya ganti rugi, kompensasi biaya pengobatan, dan tidak memaksa warga untuk direlokasi.
Kericuhan yang terjadi pada 18 Desember 2024 melibatkan sejumlah karyawan PT MEG, dan mengakibatkan kerusakan fasilitas umum serta korban luka di kalangan warga. Beberapa di antaranya mengalami luka serius, termasuk patah tulang dan terkena serangan anak panah.
1. Kesepakatan damai tanpa paksaan relokasi

Salah satu korban, Edi Jumardi, warga Sungai Buluh, Kelurahan Sembulang, Pulau Rempang mengaku menerima jalur perdamaian setelah mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk jaminan biaya pengobatan.
"Ada pertimbangan-pertimbangan yang membuat saya akhirnya menerima tawaran perdamaian ini," kata Edi, Minggu (9/2/2025).
Edi dan anaknya berinisial F (16) turut menjadi korban kekerasan dalam insiden tersebut. Ia sempat melaporkan kasus ini ke Polresta Barelang, tetapi mencabut laporan setelah mencapai kesepakatan dengan PT MEG.
"Saya menerima perdamaian karena mereka (PT MEG) tidak memaksa saya untuk direlokasi. Jadi, ini hanya terkait pencabutan laporan saja," ujarnya.
Sebagai bagian dari perjanjian damai, PT MEG memberikan fasilitas pemeriksaan kesehatan bagi Edi dan anaknya. Edi yang masih mengalami nyeri di mata kirinya dijadwalkan menjalani operasi di Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB) pada, Selasa (11/2/2025) mendatang, dengan seluruh biaya ditanggung oleh PT MEG.
"Dokter bilang saya harus dioperasi, dan biaya operasinya ditanggung semua oleh PT MEG. Saya gak nyangka juga mereka biayai semua," kata Edi.
2. Korban lainnya sebut kasus pidana berbeda dengan penolakan PSN

Korban lain yang enggan disebutkan namanya juga mengkonfirmasi telah mengambil jalur perdamaian dengan PT MEG.
Ia menegaskan, keputusan ini diambil berdasarkan pertimbangan keluarga dan tidak berkaitan dengan sikapnya terhadap proyek strategis nasional (PSN) di Pulau Rempang.
"Saya menerima perdamaian karena ini hal yang berbeda dengan sikap saya dalam menolak PSN," ungkapnya.
Ia juga memastikan, dalam perjanjian damai tersebut, PT MEG tidak memberikan intervensi, termasuk terkait sikapnya yang masih menolak untuk direlokasi.
Diungkapkannya, kompensasi yang diterimanya digunakan untuk biaya pendidikan anak-anak serta mengembangkan usaha pertanian yang selama ini dijalankannya.
"Selagi mereka tidak meminta saya pindah, tidak apa-apa. Maka dari itu, saya ambil langkah perdamaian ini," ujarnya.
Saat ini, lima dari delapan korban telah menyetujui kesepakatan damai dengan PT MEG, sementara satu warga lainnya yang memasukan laporan ke Polresta Barelang masih menyatakan menolak jalur perdamaian.
3. PT MEG benarkan tempuh jalur perdamaian dengan beberapa korban

Dikonfirmasi secara terpisah, perwakilan PT MEG, Aldi membenarkan adanya langkah perdamaian yang telah ditempuh bersama beberapa korban. Ia menegaskan, upaya perdamaian yang dilakukan tidak disertai dengan intervensi ataupum iming-iming agar korban menerima untuk direlokasi.
"Memang benar sudah ada langkah perdamaian kepada beberapa warga, tetapi hanya sebatas itu. Tidak ada upaya intervensi atau iming-iming agar para korban menerima direlokasi, karena kami konsisten dalam menjunjung tinggi demokrasi dan menghargai segala perbedaan pendapat selama dikaksanakan di dalam koridor demokrasi yang bertanggungjawab" kata Aldi
Aldi juga mengungkapkan, insiden tersebut tidak hanya berdampak pada warga, tetapi juga karyawan PT MEG. Salah satu karyawan mengalami luka serius dan hingga kini masih menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Kota Batam.
"Kami tidak ingin ada hal-hal seperti ini terjadi. Ada penyebab yang membuat beberapa karyawan mengambil langkah paksa saat itu, dimana saya tidak ingin lagi untuk membahas permasalahan yang sudah lewat dan sama-sama kita sesali bisa terjadi, tetapi kami berharap semuanya dapat diselesaikan secara baik-baik," lanjutnya.
Masih kata Aldi, pihaknya hingga saat ini masih membuka diri untuk menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan.
"Kami tetap membuka diri untuk berkomunikasi dengan korban-korban lainnya, seperti halnya yang telah dilakukan kepada para korban yang telah menerima jalur perdamaian," tutupnya.
Atas berlangsungnya perdamaian terhadap lima warga dan PT MEG, dua laporan polisi dari warga di Pulau Rempang telah dicabut, sementara satu laporan lainnya masih berperoses di Polresta Barelang.
Insiden yang terjadi di Pulau Rempang pada 18 Desember 2024 membuat pihak kepolisian menetapkan dua karyawan PT MEG sebagai tersangka. Selain itu, pihak kepolisian juga menetapkan tiga warga Pulau Rempang sebagai tersangka.