Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Install
For
You

Sadis! Saling Bacok, Nyawa Paman Berakhir di Tangan Ponakan

Prayugo Utomo
Ilustrasi penganiayaan (IDN Times/Sukma Sakti)

Padang Lawas Utara, IDN Times - Harun Harahap tewas setelah bertikai dengan keponakannya sendiri. Laki-laki 40 tahun itu meninggal setelah terlibat duel senjata tajam dengan Gokon Pardede, di Desa Sihapas-hapas, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Tapanuli Utara, Sabtu (11/1) pagi.

Gokon menjadi tersangka. Saat ini dia masih kritis dan tengah menjalani perawatan di rumah sakit yang berada di Kabupaten Labuhan Batu.

“Iya benar, memang ada terjadi perkelahian yang mengakibatkan satu orang tewas dan satu mengalami luka parah,” kata Kapolsek Padang Bolak AKP Zulfikar, Senin (13/1).

1. Kaki kiri korban putus dibacok

IDN Times/Sukma Shakti

Belum diketahui pasti penyebab pertikaian. Keterangan warga sekitar menyebut jika pertikaian itu terjadi di lapangan.

Sadisnya, kaki korban tewas putus karena bacokan ponakannya. Sedangkan Gokon juga menderita luka parah.

2. Polisi sempat kesulitan karena lokasi kejadian yang sangat jauh

Ilustrasi. IDN Times/Sukma Shakti

Kata Zulpikar, polisi mengetahui  kejadian itu setelah warga membuat laporan. Sejumlah personel langsung diterjunkan ke lokasi.

Namun pihaknya sempat kesulitan.  Karena harus melewati medan yang cukup berat untuk menuju ke lokasi.

“Untuk menuju TKP memang cukup jauh, sekitar satu jam ke atas gunung dari Desa Sihapas-hapas dengan berjalan kaki,” ujarnya.

3. Polisi terus melakukan penyelidikan untuk ungkap motif pertikaian

IDN Times/Sukma Shakti

Begitu  tiba di lokasi kejadian mereka langsung menemukan jenazah Harun. Mereka langsung mengevakuasi jenazah dan menyerahkannya ke pihak keluarga.

Hingga kini pihaknya terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pertikaian. “Kita masih melakukan penyelidikan dan memeriksa saksi terkait perkelahian yang masih satu keluarga ini,” pungkasnya.

Topics
polisiPembunuhansumatera utaratewaskeponakan

Editorial Team

EditorPrayugo Utomo

Tonton lebih seru di