Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Banjir Rob Belawan, Kerusakan Lingkungan Memperparah Kondisi

Seorang anak bermain air saat banjir rob merendam kawasan Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kamis (19/5/2022). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times – Banjir rob masih menjadi bencana rutin yang terjadi di Kota Medan. Setiap tahunnya, banjir rob masih merendam ratusan rumah di Kecamatan Medan Belawan dan sekitarnya.

Saban tahun, kondisinya terus memburuk. Teranyar, rob merendam pemukiman selama berhari-hari di penghujung September 2024.

Sejak 17September, Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) telah menerbitkan peringatan dini pasang air laut. Banjir rob terjadi 2 x 24 jam. Pertama pada pukul 01.00-05.00 WIB dan 13.00-16.00 WIB.

Belawan menjadi salah satu pintu masuk perdagangan di Kota Medan. Belawan punya sejarah perdagangan yang sempat kesohor.

Industri-industri besar juga berdiri di kecamatan ini. Pun begitu, ketimpangan masih terjadi. Pemukiman-pemukiman kumuh dan padat penduduk masih banyak ditemukan. Banjir rob memperparah kondisi. Menjadi penghambat masyarakat dalam menjalankan perekonomiannya.

1. 2022 menjadi banjir rob terparah di Belawan

Sejumlah anak bermain di antara pemakaman umum yang terendam banjir rob di Kelurahan Belawan I, Kecamtan Medan Belawan, Kota Medan, Kamis (19/5/2022). (IDN Times/Prayugo Utomo)

IDN Times mencatat, 2022 menjadi tahun kelam banjir rob yang merendam Belawan. Beberapa kesaksian masyarakat menguatkan fakta ini.

Ani, warga lorong Pahlawan, Kecamatan Medan Belawan mengatakan, banjir bandang sudah terjadi sejak dia tinggal di sana pada 1999. Namun 2022 menjadi tahun terparah.

“Sudah tujuh hari ini rumah kami terendam. Senin (16/5/2022) itu paling parah. Air sudah setinggi jendela. Mau tidur malam pun susah. Karena harus berjaga,” ujar Ani yang sehari-hari bekerja sebagai mantri pengobatan alternatif di kampung itu.

2. Sudah banyak warga yang berpindah domisili

Sejumlah anak-anak bermain di antara makam yang terendam banjir di kawasan Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Kamis (19/5/2022). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Ani harus pindah dari sana karena tidak tahan dengan kondisi itu. Rumah berlantai dua di sana ditinggalkannya dan berpindah ke Kecamatan Martubung yang dinilainya leih aman.

“Saya membangun rumah tahun 2000. Karena makin parah banjirnya saya pindah ke Martubung. Ini rumah adik saya yang menempati sekarang,” ujarnya.

Sejumlah rumah tetangga Ani juga sudah banyak yang pindah. Rumah-rumah mereka yang berada di sana kosong. Beberapa rumah juga sudah ada yang ambruk.

Upaya warga untuk menghalau air hanya membuat benteng. Ada juga yang menimbun lantai hingga lebih tinggi dari rob. Itu pun jika pemilik rumah memiliki penghasilan lebih. Jika hanya seperti Ani yang berpenghasilan pas-pasan, harus rela dan pasrah dengan kondisi.

“Orang-orang tidak bisa kerja, tidak bisa jualan. Tidak ada penghasilan,” katanya.

Ani tahu betul bagaimana perubahan ketinggian air saat banjir rob merendam.  Tiap tahun, tingginya berbeda-beda. Di tahun 2022, banjir rob merendam 20 ribuan rumah warga Belawan.

3. Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim memperparah kondisi rob

Kawasan mangrove di pesisir Belawan. (Dok USU)

Analisis banjir rob yang kian parah ini datang dari Onrizal, ahli kehutanan dari Universitas Sumatra Utara (USU). Onrizal mengatakan, banjir rob yang terjadi saat ini adalah dampak nyata dari kerusakan lingkungan.

Pesisir Belawan, kata Onrizal, sudah kehilangan mangrove sebanyak 90 persen dalam waktu 30 tahun terakhir. Merujuk pada penelitiannya yang memberikan fokus pada kondisi porak porandanya kondisi mangrove di pesisir Timur Sumatra.

“Kawasan mangrove banyak dikonversi. Baik menjadi tambak, permukiman, dan lainnya. Di sisi lain juga ada laju industrialisasi.  Ada pengambilan air tanah, vegetasinya hilang, secara alami tanahnya turun atau mengalami subsidensi (Land Subsidence). Sehingga dengan posisi relatif air laut tidak naik saja, ketika pasang, sering  terjadi rob. Karena tanahnya turun. Jadi dengan pasang yang memang sama, sekarang sudah tenggelam. Bentengnya mangrove, sudah hilang,” kata Onrizal.

Kondisi ini juga diperparah dengan laju perubahan iklim. Ini membuat dampak perubahan iklim kian nyata. Kenaikan permukaan air laut membuat kedalaman air terus meningkat.

“Mangrove rusak itu tadi. Harusnya mampu menyimpan karbon, sekarang lepas. Sehingga meningkatkan emisi gas rumah kaca, sehingga semakin berat perubahan iklimnya,” katanya.

4. Belum ada solusi konkret dari pemerintah

Seorang ibu menggendong dua anaknya melintasi banjir rob yang merendam kawasan Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Kamis (19/6/2022).

Kata Onrizal, kian parahnya banjir rob di kawasan Medan Utara itu harus membuat Pemko Medan bekerja keras mencari solusinya. Rencana pembuatan tanggul harus dikaji secara serius efektivitasnya.

Pembangunan tanggul, menurut Onrizal, solusi mahal yang dipilih ketimbang melakukan perbaikan kondisi lingkungan. Baik ekosistem, hingga penataan kawasan.

“Apakah efektif, kita akan lihat seperti apa juga nanti. Yang jelas itu jauh lebih mahal, dibandingkan memulihkan kondisi lingkungannya. Kemudian, pemerintah harus melakukan tata ruang. Mana yang memang kawasan lindung yang berupa ekosistem alami. Yang mana memang boleh ada kegiatan budidaya atau permukiman. Karena kalau kita lihat, tata ruang di pesisir Belawan ini tidak jelas lagi,” pungkasnya.

5. Pemerintah terus lakukan upaya penanganan banjir rob

Seorang anak berdiri di depan rumah panggung yang terendam banjir rob di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Kamis (19/5/2022). IDN Times/Prayugo Utomo)

Dalam beberap tahun terakhir, pemerintah mengklaim terus melakukan upaya penataan kawasan Belawan.

Dilansir dari Jabar.times.co.id, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Bob Arthur Lombogia mengatakan, Penanganan Kawasan Belawan dilakukan secara bertahap hingga tahun 2029.

“Pada tahap 1 tahun 2022-2024, telah dilakukan penanganan banjir rob Belawan, pembangunan pintu air K3 dan rumah pompa, sosialisasi penanganan banjir rob, penanganan kemiskinan ekstrem Belawan Behari, serta penanganan hutan kota dan RLTH,” kata Bob.

Pembangunan prasarana pengendalian banjir rob Belawan dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera II, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR RI dengan total biaya pembangunannya sebesar Rp25,6 miliar. Proses pembangunannya sudah rampung.

Data yang dirangkum IDN Times mencatat, banjir rob terus terjadi dalam empat tahun terakhir. Dilansir dari laman Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI), pada 2020 banjir rob terjadi pada Oktober. Kemudian Pada 2021, rob merendam Belawan pada Maret dan Desember. Kemudian pad  2022, rob merendam pada April dan Mei. Lalu pada 2023 terjadi banjir pada bulan Juni serta 2024 pada Mei dan September.

Share
Topics
Editorial Team
Prayugo Utomo
EditorPrayugo Utomo
Follow Us