3 Tips dari Wali Kota Bukittinggi Jika Ingin Terjun ke Dunia Politik
Wali Kota Bukittinggi Erman Safar (Dok.Pribadi/IDN Times)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bukittinggi, IDN Times- Erman Safar bersama wakilnya Marfendi Maad resmi dilantik menjadi Wali kota dan Wakil Wali Kota Bukittinggi pada 26 Februari lalu. Sosok Erman menjadi sorotan lantaran usianya 34 tahun, terbilang muda menduduki jabatan tersebut. Bahkan, sebelum memilih terjun ke dunia politik, Erman Safar memulai karirnya menjadi pengusaha.
Meski sudah mewujudkan keinginannya menjadi pengusaha di usia muda, Erman Safar tetap ingin mengabdi untuk kota kelahirannya. Apalagi, semenjak ia merasa kesempatan merupakan milik semua orang.
"Semenjak kita merasa diri kita manusia, lalu kita berkesempatan sama dengan siapapun," ucapnya dalam Salam Ramadan, Cerita Indonesia bersama IDN Times, Jumat (23/4).
Nah, berikut 3 tips yang disampaikannya, bagi para millenial yang ingin terjun ke dunia politik.
1. Hal pertama adalah pentingnya menjaga sikap
Dok.Pribadi/IDN TimesErman Safar menjelaskan ada tiga modal yang harus dipersiapkan jika ingin terjun ke dunia politik. Katanya, hal pertama adalah pentingnya menjaga sikap. Ia berpesan kepada millenial untuk menjaga sikap mulai hari ini. Menurutnya, sejarah akan diungkit setiap orang untuk memilih calon pemimpin kelak.
"Jagalah sikap tindakan dari awal, apapun keadaan kita hari ini. Tidak tahu umur sekian jadi Wali Kota, jadi Menteri atau jadi Presiden," ucapnya.
"Kalau beruntung semua akan merasakan posisi yang sama. Saya rasakan, sejarah itu dilihat dan digali lawan politik saat memasuki panggung politik. Pesan saya bagi yang ingin atau belum terpikirkan hari ini, tetap jaga sikap," tambah pria kelahiran 1986 itu.
Baca Juga: 6 Hotel Murah di Bukittinggi, Harga di Bawah 300 Ribu!
2. Pastikan sudah merdeka secara finansial
IDN Times/Reza IqbalSelain itu, ia juga menyarankan, untuk memastikan sudah merdeka secara finansial. Jika belum, ia tidak menyarankan terjun ke dunia politik.
"Sehingga tidak ada lagi bahasa soal waktu tersita mencari uang untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Kalau masih seperti ini saya tidak menyarankan untuk ikut Pilkada," ujarnya.
"Di Pilkada, biaya yang dikeluarkan dan didapat rumusnya tidak boleh pakai matematika, karena akan ketemu minus. Ini murni jiwa pengabdian. Lalu akan ada rezeki lebih saat pengabdian ini benar. Tuhan akan berikan rezeki di tempat lain," sambungnya.
3. Tak kalah penting, siapkan mental keluarga
Dok.Pribadi/IDN TimesPada urutan ketiga, yang tak kalah penting adalah menyiapkan mental keluarga. "Siapkan mental keluarga, karena setiap orang di samping kita akan menjadi sasaran petarung di Pilkada ini, keluarga bahkan sampai yang meninggal digali sejarahnya mencari keburukan dikaitkan dengan elektabilitas," sarannya.
"Keluarga siap, kita siap, uang harus siap, siapkan dari sekarang kalau menjadi pemimpin," pungkas Erman.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Homestay Murah di Bukittinggi, Harganya Rp200 ribuan
