TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pedagang Mengeluh, LPG 3 Kg Dijual Hingga Rp40 Ribu di Banda Aceh

Di pangkalan kosong, namun di pengecer tersedia

Ilustrasi LPG. (IDN Times/Holy Kartika)

Banda Aceh, IDN Times - Sejumlah pedagang kuliner di Kota Banda Aceh, Aceh, mengeluh tingginya harga elpiji atau liquified petroleum gas (LPG) ukuran tiga kilogram (Kg). Pasalnya, mereka harus membeli dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp40 ribu per tabung. 

Pernyataan itu disampaikan Ketua Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Wilayah Aceh, Nahrawi, usai melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke kawasan kuliner di Darussalam, Kecamatan Syiah Kuala.

“Sejumlah pedagang kuliner di kawasan Darussalam mengeluh, harga LPG 3 Kg mencapai Rp38 ribu hingga Rp 40 ribu,  jauh dari harga yang ditetapkan pemerintah yaitu Rp18 ribu,” kata Nahrawi, dalam keterangan tertulis, pada Sabtu (25/3/2023).

Baca Juga: Meugang, Harga Daging Sapi di Banda Aceh Sampai Rp180 Ribu Per Kg

1. Pemerintah diminta menertibkan pengecer LPG subsidi

Ilustrasi penambahan kuota gas elpiji 3 kilogram. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Selain mendapat informasi bahwa para pedagang membeli dengan harga hingga Rp40 ribu, para pedagang, dikatakan Nahrawi, juga menyampaikan sulitnya mendapatkan LPG 3 Kg di pangkalan. Sementara, di pengecer lebih mudah mendapatkan LPG.

“Ini sangat aneh, dari mana LPG 3 Kg yang dijual di kios-kios, yang seharusnya LPG 3 Kg hanya dijual di pangkalan,” ucap nahrawi.

Menyikapi kejadian tersebut, dia meminta pemerintah dan instansi terkait lainnya memperketat pengawasan peredaran elpiji subsidi di Aceh. Tujuannya, agar LPG 3 Kg diperuntukkan tepat sasaran.

"Jika tidak diperketat pengawasan penjualan LPG 3 Kg ini, saya khawatir Bulan Ramadan usaha mikro khususnya para pedagang kuliner akan semakin sulit mendapatkan LPG melon tersebut,” ujarnya.

2. Biasa membutuhkan dua hingga tiga tabung per hari

IDN Times/Dok. Pertamina

Siti Nasuha, salah seorang penjual nasi di kawasan Lapangan Tugu, Darussalam, mengaku, jika dirinya selama ini sulit mendapatkan LPG 3 Kg. Padahal, dia beserta para pedagang lainnya membutuhkan dua hingga tiga tabung per hari.

Akan tetapi, jumlah elpiji yang dibutuhkan tidak mencukupi. Dia hanya mendapatkan satu tabung dalam sepekan di pangkalan LPG 3 Kg. Sementara, kebutuhan lainnya harus dibeli dari para pengecer.

“Terpaksa harus kita beli di kios-kios pengecer yang harganya capai Rp38 ribu,” keluh Siti.

3. Menunggu dan belum tentu ada elpiji tersedia

Tabung gas elpiji 3 kilogram (kg). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Siti menyampaikan, untuk mendapatkan LPG 3 Kg di pangkalan, terkadang dirinya harus menunggu. Malah terkadang, elpiji yang dicari telah habis.

Meski telah membeli di pangkalan, tidak membuat Siti langsung mendapatkan LPG 3 Kg yang dicarinya. Dia harus menunggu, meski terkadang habis stok elpiji subsidi tersebut telah habis di pangkalan.

Kondisi serupa juga dialami Fatimah, penjual gorengan di kawasan Darussalam. Dia mengaku, jika LPG 3 Kg rutin masuk setiap minggu di pangkalan. Sedangkan dirinya tak mungkin membeli elpiji berukuran 12 Kg.

“Kami tidak tau mau mengadu ke mana, kami jualan untungnya hanya sedikit, kalau kami gunakan LPG yang 12 Kg akan merugi kami, karena harganya sangat mahal,” ungkapnya.

Baca Juga: Cerita Hendra Memilih Mualaf saat Ramadan, Nyaman Dengar Azan

Berita Terkini Lainnya