TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bantah Tembakan Gas Air Mata ke Sekolah, Kompolnas: Karena Angin 

Tembakan gas air mata di Rempang jadi evaluasi internal

Ribuan warga berunjuk rasa terkait rencana pengembangan Pulau Rempang dan Galang menjadi kawasan ekonomi baru di Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (23/8/2023). (ANTARA FOTO/Teguh Prihatna)

Batam, IDN Times - Ketua Harian Kompolnas Inspektur Jenderal (purnawirawan) Benny Mamoto membantah adanya tembakan gas air mata yang ditujukan ke sekolah saat penanganan ricuh di Pulau Rempang, Kepulauan Riau. Dia mengatakan bahwa, namun tembakan tersebut dikarenakan adanya angin saat ricuh.

“Para guru juga menjelaskan bahwa, tembakan gas air mata tidak ditujukan ke sekolah tetapi memang terdampak karena angin. Nah, ini kami dengar langsung ke mereka seperti itu,” jelas Benny pada awak media, Kamis (14/9/2023).

Sebelumnya, terjadi penembakan gas air mata yang berdampak pada masyarakat dan siswa di Batam. Dalam video viralnya, hingga mengakibatkan ada yang luka.

Baca Juga: Kasus Rempang, Isu Ruang Hidup Masyarakat Adat Jadi Perhatian

1. Arah tembakan dinilai tidak sengaja ditujukan ke pihak yang tidak menjadi target untuk dibubarkan

Ketua Harian Kompolnas Inspektur Jenderal (purnawirawan) Benny Mamoto (Dok. Istimewa)

Dia menjelaskan, penggunaan gas air mata atau kekuatan dalam penanganan ini semua sudah diatur dalam Perkap (Peraturan Kepolisian) dan Perpol (Peraturan Kepala Kepolisian).

“Sekali lagi ketika itu arah tembakannya tidak sengaja ditujukan ke pihak yang tidak menjadi target untuk dibubarkan itu tentunya sudah menjadi penilaian sendiri. Contoh tadi pertanyaan kami kepada guru adalah, kemana arah tembakan mereka tunjukan. Pak kesana, kebawah sana. Baru asapnya itu ada kelas alam yang tidak ada temboknya itu yang kena duluan,” ungkapnya.

2. Penembakan gas air mata akan jadi bahan evaluasi internal

Ketua Harian Kompolnas Inspektur Jenderal (purnawirawan) Benny Mamoto (Dok. Istimewa)

Menyinggung tentang SOP penembakan gas air mata, Benny mengakui bahwa peristiwa ini akan menjadi bahan evaluasi internal kedepannya.

“Saya sudah datang kesana, saya sudah datang kesana lihat langsung, massa itu adanya dibawah tapi mereka bergerak kearah jalan yang menuju sekolah. Sebenarnya kan itu diatas tembakannya ke sini, tetap ke kerumunan. Nah, soal asap kemudian naik ke atas memang karena kekuatan angin. Kami kemaren kesana juga bisa merasakan kekuatan angin kemudian asap itu masuk ke kelas alam itu terasa,” jelasnya.

Sementara itu, secara keseluruhan Kompolnas sudah melakukan dan sejauh ini data dan informasi sudah dikumpulan. Benny mengatakan massa awal datang lebih awal tidak ada masalah.

“Kalau kita lihat kronologisnya dari awal massa ditemui oleh pihak walikota dan tidak ada masalah. Tapi setelah ditinggalkan pak walikota ini ke kantornya baru ada massa lain. Ini yang kemudian menjadi pertanyaan kenapa massa ini yang brutal, masa yang awal tidak. Jadi memang dalam konteks ini perlu kewaspadaan, perlu langkah-langkah antisipasi,” jelasnya

Baca Juga: Kompolnas Datang Ke Batam untuk Supervisi Penanganan Pulau Rempang

Berita Terkini Lainnya