Cerita Nana Firman, Kampanye Kurangi Sampah Plastik di Masjid Amerika
Go green jadi spirit baru di masjid-masjid AS
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Kampanye menjaga lingkungan harus dilakukan di berbagai tempat. Termasuk juga di tempat-tempat ibadah. Itu termasuk salah satu cara kita semua untuk menghadapi krisis iklim yang mengancam.
Maka itu masjid juga perlu menerapkan go green agar tercipta lingkungan yang sehat. Nana Firman, Co Founder Global Muslim Climate Network punya pengalaman menarik saat mengampanyekan gerakan Green Masjid di masjid-masjid Amerika Serikat.
"Waktu itu saya pindah ke Amerika 2012, dua minggu sebelum Ramadan. Modelnya di sana ramai-ramai buka di masjid. Rata-rata orang sana kan sekali pakai, piring, cangkir, semua disposable. Saya ngomen, pada nyampah itu kan mubazir. Terus kata suami saya ngomong aja langsung sama imamnya," kata Nana saat Ngobrol Seru "Bagaimana Agama Jadi Solusi Krisis Iklim?" dengan IDN Times , Jumat (11/12/2020).
"Saya bilang ke imamnya saya itu aktivis lingkungan. Kenapa kita nyampah? lagi bulan puasa lagi. Dia bilang 'iya juga ya'. Saya malah disuruh kesempatan presentasi ke jemaah. Ternyata mereka belum pernah tahu tentang lingkungan mengambil dari perspektif Islam. Biasanya mereka cuma tahu dari scientik atau pemerintah. Mereka agak kaget. Tahun depan kita coba Green Ramadan," beber perempuan kelahiran Jambi, 5 Juli 1970 itu.
Baca Juga: Tokoh Agama Punya Peran Penting Ingatkan Masyarakat Peduli Alamnya
1. Masjid di Amerika mulai mengurangi penggunaan alat makan sekali pakai
Sejak saat itu menurut Nana, para jemaah di masjid tersebut mulai mempraktikkan untuk mengurangi penggunaan sampah plastik. Mereka mulai membeli piring. Sementara untuk masjid-masjid kecil para jemaah mulai bawa alat makan sendiri.
"Di San Benadino ada masjid Indonesia, setiap tahun saya omongin Green Ramadan. Tapi mereka belum mau coba. Sampai akhirnya dua tahun lalu mereka putuskan coba. Ternyata hasilnya, sampahnya berkurang signifikan. Biasanya masjid itu harus panggil truk sampah sampai 3 kali sepekan saking sampahnya membludak. Sekarang masjid gak perlu keluar uang untuk all disposable cangkir, gelas dan sebagainya. Mereka bertanggung jawab atas barangnya sendiri," kata lulusan S2 Urban Design, Pratt Institute Newyork, Amerika Serikat itu.
Baca Juga: Pertamina Jalankan Green Energy 2020 untuk Jawab Tantangan Masa Depan