TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Korban Mutilasi di Malaysia Ternyata Warga Negara Indonesia

Dua WNI dikabarkan hilang sejak Januari 2019

ANTARA/Diasty Surjanto

Jakarta, IDN Times - Perempuan korban mutilasi di Sungai Buloh, Malaysia identik dengan Ai Munawaroh yakni Warga Negara Indonesia.

Hal ini disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo setelah melihat hasil tes DNA jasad tersebut.

Dia mengatakan, informasi itu didapatkan dari Polis Diraja Malaysia (PDRM) Distrik Sungai Buloh.

"Hari ini Polri mendapat kabar bahwa telah keluar hasil tes DNA jenazah perempuan korban pembunuhan di Sungai Buloh, Selangor, Malaysia. Hasilnya itu korban positif Ai Munawaroh," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (28/2).

Baca Juga: Polisi Malaysia Duga Pelaku Mutilasi Bos Tekstil Bandung WN Pakistan

1. Polri menanti surat resmi terkait informasi tersebut

Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Dedi mengatakan, pihaknya masih menunggu surat resmi dari PDRM terkait informasi tersebut. Hal itu juga menjadi bagian prosedur untuk mengetahui kapan pemulangan jenazah itu akan dilakukan.

"Kita tunggu surat resminya. PDRM akan membuat surat resmi, nanti dikirim ke KBRI di sana," jelas Dedi.

2. PDRM Butuh 10 Hari Ungkap Kasus Mutilasi WNI

IDN Times/Sukma Shakti

Sebelumnya Dedi mengatakan, PDRM membutuhkan waktu sekitar 10 hari untung mengungkap kasus dua warga negara Indonesia (WNI) yang tewas dibunuh dan dimutilasi di pinggir Sungai Buloh, Selangor, Malaysia.

"Semuanya masih menunggu hasil laboraturium DNA dari PDRM. Mereka masih butuh waktu sampai 10 hari," ucap Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (19/2) lalu.

Dedi mengungkapkan, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah mengirimkan data antemortem WNI korban mutilasi di Malaysia atas nama Ujang Nuryanto dan Ai Munawaroh kepada PDRM. DNA yang dikirim itu masing-masing berasal dari adik dan ayah kandung korban.

"Sudah difasilitasi juga melalui KBRI, Polda Jabar juga proaktif. Minggu kemarin (DNA) sudah diambil dari adik Nuryanto dan ayah kandung Ai Munawaroh. Komunikasi terakhir masih menunggu hasil laboratorium PDRM (Polis Diraja Malaysia)," kata Dedi.

Ia menambahkan, pihak kepolisian Malaysia yang mempunyai otoritas mengungkap kasus terdebut. Polri hanya dapat membantu terkait data yang dibutuhkan.

3. Polri gandeng PPATK ungkap kasus tersebut

Instagram.com/@goodlifebca

Polri juga telah menjalin kerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk mengungkap kasus pembunuhan keji bos tekstil asal Bandung, Nuryanto, di Selangor, Malaysia.

Sekretaris NCB-Interpol Indonesia Brigjen Pol Napoleon Bonaparte mengatakan, PPATK telah memberikan data transaksi keuangan Nuryanto kepada Polri. Selanjutnya, data transaksi itu akan diteruskan ke Polisi Diraja Malaysia (PDRM).

"Kerja sama dengan PPATK untuk melihat jalur transfer keuangan korban," ujar Napoleon di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (14/2) lalu.

Napoleon menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan PPATK, diperoleh data transaksi keuangan Nuryanto pada rekening Bank Central Asia (BCA) miliknya. Kini, Polri tengah berkoordinasi dengan Interpol di Malaysia dan PDRM untuk memeriksa data keuangan tersebut.

"Bukti keuangan berupa transaksi di Bank BCA atas nama Nuryanto sudah kami dapat juga. Dari Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Polri akan berkoordinasi dengan Ses NCB Interpol di Malaysia dan PDRM," jelas dia

Tidak hanya itu, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri turut menyerahkan data rekam panggilan keluar-masuk atau call data record pada nomor ponsel Nuryanto ke Divisi Hubinter. Nantinya, semua data tersebut akan diserahkan ke PDRM.

"Untuk percakapan, kami sudah dapat bukti percakapan. Nanti kami kirim bukti percakapan di ponsel korban ke PDRM," jelas Napoleon.

PDRM terus berupaya melakukan penyelidikan kasus pembunuhan disertai mutilasi tersebut. Kasus itu menghilangkan nyawa korban bernama Nuryanto yang merupakan bos tekstil asal Bandung, dan satu orang yang diduga bernama Ai Munawaroh. Ai kini masih dalam proses identifikasi DNA.

Keduanya merupakan rekan kerja yakni bos dan karyawan yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke Malaysia. Saat ini, pihak kepolisian baru dapat mengungkap identitas Nuryanto sebagai korban pembunuhan sadis tersebut.

Baca Juga: Aktor Intelektual Pemutilasi 2 WNI di Malaysia Masih Diburu

Berita Terkini Lainnya