Seberapa Penting Vitamin D untuk Jaga Kesehatan Tulang?

Tubuh manusia tersusun dari tulang yang membentuk kerangka tubuh untuk dapat menentukan bentuk tubuh. Tulang jadi penyimpanan mineral seperti kalsium dan fosfor yang sangat penting untuk tubuh manusia. Dalam regulasi hormon, tulang bahkan membantu dalam memproduksi osteokalsin, hormon yang berperan dalam metabolisme gula dan lemak dalam tubuh.
Dosen Fisioterapi Inkes Medistra Lubuk Pakam Ftr. Miftahul Zannah, M.Biomed, Ph.D(C) berpesan memenuhi kebutuhan asupan vitamin D tubuh harus dilakukan sejak dini. Baik dari sinar UV maupun makanan yang mengandung vitamin D untuk mencegah terjadinya berbagai penyakit dan menjaga kesehatan tulang.
“Beberapa fungsi tulang itu diantaranya sebagai perlindungan organ dalam seperti tulang tengkorak melindungi otak, tulang rusuk melindungi jantung dan paru-paru, tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang. Pada pergerakan tubuh, tulang bekerjasama dengan otot dan sendi secara sinergistik,” ujar Miftahul.
1. Lebih dari 1 miliar orang di dunia defisiensi vitamin D

Berdasarkan world health organization, lanjut Mifta bahwa lebih dari 1 miliar orang di dunia mengalami defisiensi vitamin D yang meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.
“Peran utama vitamin D sangat penting bagi kesehatan tulang yaitu membantu penyerapan kalsium dan fosfat. Vitamin D dapat mempertahankan konsentrasi kalsium plasma serta mengatur absorbsi kalsium dan fosfat pada intestinal, menstimulasi diferensiasi osteoklas dan penyerapan kalsium tulang,” ujar perempuan asal Serdang Bedagai yang tengah melaksanakan pendidikan S3 di Universitas Mahidol, Thailand ini.
Kadar vitamin D, tambahnya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu proses pembentukan, asupan nutrisi, cadangan makanan, malabsorbsi dan peningkatan degradasi dari 25(OH)D dan faktor pembentukan vitamin D merupakan faktor yang paling mempengaruhi terjadinya kadar vitamin D.
“Status vitamin D dalam serum kalsidol normalnya yaitu 100-200 nmoll/L kondisi defisiensi adalah kurang dari 50nmol/L dan kondisi insufisiensi adalah 25-75 nmol/,” paparnya.
2. Kadar serum vitamin D yang rendah berhubungan dengan perkembangan penyakit autoimun

Kadar serum vitamin D yang rendah berhubungan dengan perkembangan penyakit autoimun yang juga akan menimbulkan efek pada komposisi tulang seperti peradangan pada tulang. Penelitian klinis mendapatkan terdapat hubungan kadar vitamin D dan kadar kalsium pada pasien rematoid arthritis jika dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan kadar vitamin D normal.
“Sumber vitamin D dapat diperoleh dari paparan sinar matahari, diet dan suplemen. Terpaparnya kulit oleh sinar matahari merupakan proses katalisis pertama biosintesis vitamin D. Paparan sinar UV dari sinar matahari merupakan sumber vitamin D yang lebih efisien daripada nutrisi untuk meningkatkan level mikronutrisi dalam plasma. Sinar UV-B sebagai sumber vitamin D menjadi vitamin D3 dikulit sekitar 80-90 persen dan 10-20 persen didapat dari sumber nutrisi,” katanya.
3. Waktu yang signifikan untuk mendapatkan sinar UV yang baik yaitu pada pagi hari hingga jam 10 pagi

Wilayah geografis Indonesia merupakan wilayah tropis yang seharusnya memiliki prevalensi rendah terhadap kejadian kekurangan vitamin D namun dari beberapa hasil studi menyatakan malah sebaliknya yaitu banyak terjadi kejadian defisiensi vitamin D.
“Implikasi yang berkaitan dengan defisiensi vitamin D adalah terjadinya penurunan kesehatan tulang dan otot serta organ terkait lainnya. Terkait banyaknya implikasi vitamin D perlu ditinjau faktor-faktor resiko defisiensi vitamin D antara lain paparan sinar matahari, status gizi, obat serta penyakit kronis degenerative,” ujarnya.
Waktu yang signifikan untuk mendapatkan sinar UV yang baik yaitu pada pagi hari hingga jam 10 pagi dan paparan UVB bisa didapatkan hingga pukul 4 sore hari pada musim panas.
“Sumber vitamin D dari makanan hanya diperlukan jika pajanan terhadap sinar matahari tidak mencukupi. Vitamin D secara alami didapat dari ikan salmon, ikan kembung dan minyak ikan. Pada ikan khususnya yang tinggi vitamin D adalah lemak ikan dan hati ikan. Kemudian ditemukan juga kadar vitamin D yang tinggi pada telur ayam,” jelasnya.
“Kebutuhan vitamin D harian berdasarkan usia Bayi baru lahir hingga usia 1 tahun 400 IU, usia 1–70 tahun 600 IU, usia 71 tahun atau lebih 800 IU dan Ibu hamil dan menyusui 800 IU. Maka dari itu mari penuhi kebutuhan asupan vitamin D tubuh kita untuk mencegah terjadinya berbagai penyakit dan menjaga kesehatan tulang,” tutupnya.