Kisah Sugeng, Jadi Vegetarian Karena Jatuh Cinta pada Gajah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
"Dokter bilang, saya bisa selamat karena organ dalam tubuh saya sehat lantaran menjadi vegetarian. Darah saya pun ringan karena menjadi vegetarian."
Begitulah ungkapan Muhammad Syukur Al Fajar atau yang akrab disapa Sugeng. Dia adalah Mahout Gojag di Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS), Aek Godang, Padanglawas Utara.
Saat ini, Sugeng aktif untuk mengembalikan naluri gajah-gajah sirkus maupun konflik. Sejak menjalani pekerjaan menjadi seorang mahout, Sugeng pun memilih untuk menjalani hidupnya sebagai vegetarian.
Sudah 16 tahun. Berikut cerita Sugeng menjadi vegetarian hingga dampak positif yang dirasakannya!
1. Seorang vegetarian tak semudah yang terlihat
Ia mengatakan menjadi seorang vegetarian tak semudah yang terlihat. Katanya, semua ada prosesnya.
"Ada hal yang saya pikir manusia tidak layak memutus rantai makanan di dunia ini," kata Sugeng.
Kata Sugeng, perjalanannya mencintai fauna berawal saat masa kanak-kanak yang ikut membantu orangtua beternak kambing di kampungnya, Aekkanopan, Labuhanbatu Utara pada tahun 1980.
Baca Juga: Berlinang Air Mata, Polisi di Siantar Cabut Laporan Terhadap Anaknya
2. Sering merasa tidak tega untuk mengonsumsi kambing yang dipelihara sendiri
Berawal dari hal itu, Sugeng dan kedua orangtuanya, sering merasa tidak tega untuk mengonsumsi kambing yang dipelihara sendiri.
"Kami itu dulu, pas saya remaja, mau makan daging kambing atau sapi itu, dijual dulu kambing peliharaan untuk digantikan daging kambing potong. Gak tega makan peliharaan sendiri lah," ujar Sugeng.
3. Sejak menjadi mahout, membuat Sugeng hilang nafsu makan hewan
Berawal dari sering ikut melihat kegiatan yang dilakoni kedua orangtuanya kala itu. Sugeng memilih pekerjaan sebagai pawang gajah (mahout) di Tangkahan. Ia menjalaninya sejak tahun 1999 sampai 2003.
Ia menyampaikan, kecintaannya dengan gajah membuatnya hilang nafsu makan hewan. Sugeng mengaku sudah meninggalkan daging Ayam, Kambing dan Sapi.
"Nah, waktu di sana itu saya makan ikan aja. Kemudian selepas dari sana, tahun 2003 saya membulatkan diri menjadi seorang vegetarian seutuhnya," katanya.
4. Feeling adalah dasar yang membuat dirinya bertekad untuk menjadi seorang vegetarian
Sugeng mengatakan, feeling adalah dasar yang membuat dirinya bertekad untuk menjadi seorang vegetarian. Ada rasa kesedihan di benaknya, melihat tangisan hewan saat dipotong, yang tentu tak ditunjukkan tumbuhan saat dipetik.
Hal lain yang membulatkan keinginannya itu, saat ia pernah mengalami peristiwa terinjak gajah dan tulang rusuknya patah.
"Dokter bilang, saya bisa selamat karena organ dalam tubuh saya sehat lantaran menjadi vegetarian. Darah saya pun ringan karena menjadi vegetarian," kenangnya.
Selain menjadi seorang mahout, Sugeng juga berkegiatan bersama Yayasan pesona Tropis Alam Indonesia (PETAI) dan Komunitas Pilar.
Baca Juga: Socrates, Kafe Olahan Vegan yang Bikin Pecinta Buku Betah