Kisah Pemotong Rumput di Medan, Dari Upah Rp20 Ribu Bisa Naik Haji

Setelah menunggu 11 tahun, Ribut dipanggil ke tanah suci

Medan, IDN Times - Sebanyak 360 calon jemaah haji kloter kedua asal Deli Serdang, Sumut sudah tiba di Asrama Haji untuk keberangkatan Kamis (25/5/2023). Salah satu dari jemaah adalah Ribut Dianto bin Wakimin, warga Desa Sugiharto, Kecamatan Batang Kuis, Deli Serdang.

Dia adalah pemotong rumput keliling yang akhirnya mendapat panggilan menjadi tamu Allah SWT pergi ke tanah suci. Melunasi ongkos haji Rp25,5 juta sejak 2012, pria berusia 73 tahun ini lega tahun ini bisa berangkat.

Sebenarnya, tahun lalu ia sudah mendapatkan porsi Haji. Namun, gagal berangkat karena terganjal aturan usia dengan maksimal 65 tahun. 

Keberhasilan Ribut menuju tanah suci dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang. Diiringi doa sang istri tercinta bersama empat orang anaknya, berikut kisah perjuangan Ribut 

1. Sejak muda telah bekerja sebagai petani dan tahun 2007 beralih menjadi pemotong rumput

Kisah Pemotong Rumput di Medan, Dari Upah Rp20 Ribu Bisa Naik HajiRibut Dianto Bin Wakimin salah satu peserta para calon jemaah Haji kloter kedua di Asrama Haji Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Momen haru dan bahagia pun dirasakan Ribut saat berpisah dengan keluarga dan tetangga yang mengantarnya ke Asrama Haji Medan. Pria yang lahir di Desa Sampali pada 21 Maret 1951 ini, ternyata sejak muda telah bekerja sebagai petani.

Namun, sejak tahun 2007, ia beralih menjadi pemotong rumput keliling. “Kalau dari apa 2007 baru 2012 baru bisa bayar. Sehari hari itu motong rumput dari rumah ke rumah,” ucapnya.

Baca Juga: Kakek Abbas, Calon Haji 96 Tahun asal Madina Menabung dari Bertani

2. Upah dari keliling potong rumput diperolehnya sebesar Rp20 ribu

Kisah Pemotong Rumput di Medan, Dari Upah Rp20 Ribu Bisa Naik HajiRibut Dianto Bin Wakimin salah satu peserta para calon jemaah Haji kloter kedua di Asrama Haji Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Dengan berbekal mesin rumput yang dimiliki Ribut, ia berkeliling menawarkan jasa potong rumput. Mulai rumput halaman rumah hingga halaman sekolah dan perkantoran.

Upah yang didapat dari jasa potong rumput rumah warga sebesar Rp20 ribu setiap memotong. Namun, jika halaman berumput yang dipotong luas maka para pelanggan pun akan melebihi pembayarannya.

“Disisihkan sedikit-sedikit, ini hari tidak dapat, besok dapat besar lalu sisihkan,” tutur Ribut.

Sejak telah berumah tangga, ia memiliki impian untuk berangkat ke tanah suci. Apalagi, saat melihat seorang warga di kampungnya naik haji. Hal ini menjadi pemicu motivasi dirinya untuk mulai menabung.

"Saya pertama terharu nengok (melihat) orang yang berhaji tua-tua kok semangat sekali begitu. Duduk saya sampai tidak jadi kerja. Dari situ saya berpikir, kalau Allah menghendaki semua bisa terjadi. Alhamdulilah, saya berdoa agar diberikan kesehatan kepergian sampai kepulangan. Kita bertumpu pada Allah saja," tambahnya.

3. Setelah menunggu hingga 11 tahun, Ribut berangkat naik Haji

Kisah Pemotong Rumput di Medan, Dari Upah Rp20 Ribu Bisa Naik HajiRibut Dianto Bin Wakimin salah satu peserta para calon jemaah Haji kloter kedua di Asrama Haji Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Dari upah jasa potong rumput ini, Ribut selalu menyisihkan isi tabungannya untuk bisa naik Haji.

Akhirnya, pada tahun 2012, Ribut berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp25,5juta sesuai impiannya agar bisa pergi naik Haji.

Setelah menunggu hingga satu dekade. Akhirnya, Ribut berangkat naik haji dan tergabung dalam kloter kedua. Saat berangkat ini, Ribut hanya mengantongi uang Rp3 juta lebih 30 ribu. Uang tersebut akan digunakan untuk Living Cost atau biaya hidup selama di sana.

Kisah dari kegigihan Ribut mencapai impiannya naik Haji menjadi panutan bagi keluarga dan tetangga untuk berjuang menunaikan rukun Islam ke-5 ini.

Baca Juga: Tangis Haru Keluarga Melepas Paridah Nasution Berangkat ke Tanah Suci

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya