Berawal Mengisi Acara Kampus, Elshaddai Raih Penghargaan Internasional

Medan, IDN Times - Berawal dari Paduan Suara umum yang mengisi acara kampus dan menjadi satu dari sekian paduan suara yang dimiliki masing-masing fakultas. Paduan Suara yang dinamakan Elshaddai ini sudah memiliki beberapa prestasi internasional.
Cukup lama dan terbilang gak instan. Berdiri pada tahun 1996 dan awalnya hanya mengisi acara formal kampus saja.
"Pada tahun 1996, Paduan Suara Elshaddai bertugas mengisi berbagai acara formal maupun keagamaan di Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara. Kala itu, Elshadai dipimpin Ronny Manurung," ujar Andini Wulandari Sembiring, Seksi Humas Paduan Suara Elshaddai.
1. Kini, Paduan Suara Elshadai beralih menjadi naungan Panitia Hari Besar Kristen USU

Ia juga mengatakan, berawal dari situ, hingga saat ini pun Paduan Suara Elshadai terus berkembang dan meraih berbagai prestasi.
Kini, Paduan Suara Elshadai beralih menjadi naungan Panitia Hari Besar Kristen (PHBK) USU.
"Setelahnya kita pun mulai mengisi acara-acara sekadar kampus, bukan lagi fakultas. Kita mulai mengisi acara-acara Natal dan Paskah USU dan acara formal kampus," ujar Andini.
2. Elshaddai memiliki visi-misi yang bersumber dari nilai nilai yang ditanamkan dalam Alkitab

Elshaddai memiliki visi-misi yang bersumber dari nilai nilai yang ditanamkan dalam Alkitab.
Semakin bertumbuh dan berkembang. Prestasi yang diraih Elshaddai ini berasal dari berbagai jenis musik mulai dari aliran musika sacra, yakni musik keagamaan Kristen dan musik folklore yang merupakan aliran musik klasik tradisional.
"Jadi kita sudah beberapa kali tampil di berbagai kompetisi nasional dan internasional. Kita sempat hadir di festival di Latvia, Swedia, Denmark dan terakhir kita ke Filipina," sambungnya.
3. Andini: Musik merupakan seni yang dinikmati tanpa melihat latar belakang

Saat di Latvia pada Juli 2017, Paduan Suara Elshaddai meraih dua medali emas dari dua aliran musik yang dilombakan, yakni Folklore dan Musika Sacra.
Kemudian, Elshaddai kembali berkompetisi di Swedia pada Mei 2018, yang mana anak-anak muda ini meraih emas di aliran Folklore, perak di Musika Sacra dan Macquire.
"Saat ini Elshaddai pun diperkuat oleh 25 mahasiswa dengan berbagai jenis vokal baik Sopran untuk suara wanita tinggi, Alto untuk suara wanita rendah, Tenor untuk suara pria tinggi dan Bass untuk pria rendah," ujarnya.
Andini juga menyampaikan bahwa musik merupakan seni yang dinikmati tanpa melihat latar belakang. Musik merupakan hak semua manusia.
"Musik ini universal. Musik ini bahasa umat manusia yang tak melihat latar belakang. Ia masuk ke hati masing-masing," cetusnya.