Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Tanda Kamu Sedang Berdebat dengan Orang yang Pemikirannya Sempit

ilustrasi berbincang (pexels.com/Edmond Dantès)
ilustrasi berbincang (pexels.com/Edmond Dantès)

Pernah gak sih kamu merasa frustrasi saat berdebat dengan seseorang yang susah banget diajak diskusi secara sehat? Rasanya seperti ngomong sama tembok, apa pun argumen yang kamu sampaikan, mereka tetap kekeuh dengan pendapatnya sendiri tanpa mau mempertimbangkan sudut pandang lain.

Di zaman yang penuh dengan informasi simpang siur seperti sekarang, penting banget buat punya pola pikir terbuka dan kritis. Sayangnya, masih banyak orang yang terjebak dalam cara berpikir sempit alias narrow minded.

Kalau kamu sering ketemu orang-orang seperti ini, pasti rasanya melelahkan banget secara mental. Nah, berikut ini lima tanda kamu sedang berdebat dengan orang yang pikirannya sempit!

1. Menolak mentah-mentah informasi yang gak sesuai dengan keyakinannya

ilustrasi teman (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi teman (pexels.com/Kampus Production)

Orang dengan pola pikir sempit biasanya langsung menolak informasi yang bertentangan dengan pandangan mereka. Alih-alih mencari tahu kebenarannya, mereka lebih suka menganggapnya sebagai hoaks atau propaganda.

Lebih parahnya lagi, mereka sering pakai alasan seperti "Dari dulu juga udah gini" atau "Ini udah fakta yang gak bisa diganggu gugat" buat mempertahankan argumen mereka. Padahal, orang dengan pemikiran terbuka justru selalu siap menerima informasi baru dan mengubah pandangan kalau memang ada bukti yang valid.

2. Mengalihkan argumen ke hal yang bersifat personal

ilustrasi berbincang (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi berbincang (pexels.com/RDNE Stock project)

Kalau sudah mentok dan kehabisan argumen, orang narrow minded biasanya mulai menyerang hal-hal yang bersifat personal. Daripada fokus pada diskusi, mereka malah mengomentari kepribadian, latar belakang, atau bahkan meremehkan kamu.

Komentar seperti "Kamu masih bocil, gak ngerti apa-apa" atau "Siapa sih kamu, berani-beraninya ngajarin gue?" sering banget jadi senjata mereka. Alih-alih pakai logika dan fakta, mereka lebih memilih main emosi biar kelihatan menang.

3. Menganggap pengalaman pribadi sebagai kebenaran mutlak

ilustrasi membaca (pexels.com/Eren Li)
ilustrasi membaca (pexels.com/Eren Li)

Orang yang pikirannya sempit sering banget menggeneralisasi pengalaman pribadinya. Mereka percaya bahwa kalau sesuatu berhasil buat mereka, berarti itu satu-satunya cara yang benar.

Misalnya, kalau mereka sukses tanpa kuliah, mereka akan bilang kalau pendidikan itu gak penting. Padahal, setiap orang punya jalan hidup yang berbeda, dan gak semua kesuksesan bisa dicapai dengan cara yang sama.

4. Sulit membedakan fakta dan opini

ilustrasi berbincang (unsplash.com/Alexis Brown)
ilustrasi berbincang (unsplash.com/Alexis Brown)

Salah satu tanda lain yang sering muncul adalah mereka gak bisa membedakan mana fakta dan mana sekadar opini. Mereka ngomong dengan penuh keyakinan seolah yang mereka katakan itu adalah kebenaran mutlak, padahal cuma pendapat pribadi.

Kalimat seperti "Semua orang juga tahu..." atau "Udah jelas banget kalau..." sering banget keluar dari mulut mereka tanpa dukungan bukti atau data yang valid. Kalau ditanya sumbernya dari mana, jawabannya pasti cuma "Ya pokoknya gitu!"

5. Menutup diskusi dengan klaim kalau mereka paling benar

ilustrasi berbincang (pexels.com/lexander Suhorucov)
ilustrasi berbincang (pexels.com/lexander Suhorucov)

Orang narrow minded gak bisa menerima perbedaan pendapat. Bagi mereka, diskusi itu harus berakhir dengan mereka sebagai pemenang. Kalau mereka mulai merasa kalah, biasanya mereka akan mengakhiri debat dengan kalimat seperti "Terserah kamu deh" atau "Percuma ngomong sama kamu."

Mereka gak tertarik buat mencari titik temu atau memahami perspektif orang lain. Yang penting buat mereka adalah mempertahankan ego dan memastikan bahwa mereka tetap berada di posisi yang "benar."

Kalau kamu udah melihat tanda-tanda ini saat berdebat, mungkin lebih baik mundur perlahan dan simpan energimu buat diskusi yang lebih produktif. Gak semua orang siap buat berpikir terbuka dan berkembang, jadi lebih baik fokus ke orang-orang yang memang mau bertukar pikiran dengan sehat!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhamad Aldifa
EditorMuhamad Aldifa
Follow Us