Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Cara Menghindari Ghibah dan Dosa Lisan Saat Ramadan, Tahan Diri!

ilustrasi ghibah (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi ghibah (pexels.com/RDNE Stock project)

Ramadan adalah bulan suci yang penuh berkah, di mana setiap umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan menjauhi segala bentuk perbuatan dosa. Salah satu hal yang sering kali menjadi tantangan adalah menjaga lisan dari perkataan yang tidak bermanfaat, termasuk ghibah atau membicarakan keburukan orang lain.

Ghibah merupakan perbuatan yang dilarang dalam Islam karena dapat merusak hubungan antarsesama, menimbulkan fitnah, serta mengurangi pahala puasa. Oleh karena itu, menjaga lisan agar tetap bersih dari dosa menjadi bagian penting dalam menyempurnakan ibadah Ramadan.

Agar kamu dapat meraih kemenangan yang sempurna, yuk, simak kelima cara menghindari ghibah dan dosa lisan saat Ramadan berikut ini. Jangan dilewatkan!

1. Memperbanyak zikir dan membaca Al-Qur'an

ilustrasi pria membaca Al-Qur'an (pexels.com/Michael Burrows)
ilustrasi pria membaca Al-Qur'an (pexels.com/Michael Burrows)

Salah satu cara paling efektif untuk menjaga lisan dari ucapan yang tidak bermanfaat adalah dengan memperbanyak zikir dan membaca Al-Qur'an. Dengan senantiasa mengingat Allah melalui zikir, hati akan menjadi lebih tenang, dan lisan akan terjaga dari kata-kata yang sia-sia. Selain itu, membaca Al-Qur'an tidak hanya membawa pahala yang besar, tetapi juga mengisi waktu dengan aktivitas yang bermanfaat.

Ketika lisan terbiasa melafalkan ayat-ayat suci dan doa-doa yang baik, keinginan untuk membicarakan hal yang tidak perlu akan semakin berkurang. Ramadan adalah bulan yang penuh rahmat, di mana setiap amal baik akan dilipatgandakan pahalanya, sehingga sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dibanding membuang waktu dengan perkataan yang tidak berfaedah.

2. Menghindari lingkungan yang sering bergosip

ilustrasi orang melakukan ghibah (pexels.com/Keira Burton)
ilustrasi orang melakukan ghibah (pexels.com/Keira Burton)

Lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap kebiasaan seseorang dalam berbicara. Jika berada dalam lingkungan yang sering bergosip atau membicarakan keburukan orang lain, maka godaan untuk ikut serta dalam pembicaraan tersebut akan semakin besar. Salah satu cara untuk menghindari ghibah adalah dengan menjaga jarak dari kelompok atau pergaulan yang sering membahas keburukan orang lain.

Jika berada dalam situasi di mana orang-orang di sekitar mulai berbicara hal-hal yang tidak baik, lebih baik mencari alasan untuk mengalihkan pembicaraan ke topik yang lebih positif atau meninggalkan tempat tersebut secara perlahan. Selain itu, memilih teman yang memiliki kebiasaan berbicara baik dan membangun akan sangat membantu dalam menjaga lisan selama Ramadan.

3. Mengingat bahaya dan dampak negatif ghibah

ilustrasi orang melakukan ghibah (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi orang melakukan ghibah (pexels.com/Yan Krukau)

Kesadaran akan bahaya dan dampak negatif dari ghibah dapat menjadi motivasi untuk menghindarinya. Ghibah bukan hanya merugikan orang yang dibicarakan, tetapi juga mendatangkan dosa besar bagi pelakunya. Dalam Islam, ghibah diibaratkan seperti memakan daging saudara sendiri yang sudah mati, sebuah perumpamaan yang menggambarkan betapa buruknya perbuatan ini.

Selain berdampak pada hubungan sosial, ghibah juga bisa menyebabkan seseorang kehilangan pahala puasanya. Percuma menahan lapar dan haus jika lisan tetap digunakan untuk mencela atau membicarakan keburukan orang lain. Dengan memahami konsekuensi buruk dari ghibah, akan lebih mudah untuk menahan diri dan lebih berhati-hati dalam berbicara.

4. Mengembangkan kebiasaan berbicara yang baik

ilustrasi orang melakukan ghibah (pexels.com/Antoni Shkraba)
ilustrasi orang melakukan ghibah (pexels.com/Antoni Shkraba)

Berbicara yang baik bukan hanya soal menghindari perkataan buruk, tetapi juga membiasakan diri untuk berkata yang bermanfaat. Salah satu cara untuk melatih lisan agar tidak mudah tergoda melakukan ghibah adalah dengan berbicara hanya ketika perlu dan memastikan setiap kata yang keluar memiliki nilai positif. Mengucapkan kata-kata yang menyemangati, memberikan nasihat yang membangun, serta berbicara dengan penuh kelembutan adalah kebiasaan yang perlu dikembangkan.

Selain itu, jika tidak ada hal baik yang bisa diucapkan, lebih baik memilih diam. Rasulullah SAW telah memberikan pedoman yang jelas dalam hal ini, yaitu dengan menyarankan umatnya untuk berkata baik atau diam. Ramadan adalah waktu yang tepat untuk melatih kebiasaan berbicara dengan lebih bijaksana agar dapat terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Memperbaiki niat dan mengisi waktu dengan aktivitas positif

ilustrasi pria berdoa saat bulan Ramadan (pexels.com/Alena Darmel)
ilustrasi pria berdoa saat bulan Ramadan (pexels.com/Alena Darmel)

Niat yang kuat untuk menjaga lisan dari dosa sangat diperlukan agar dapat terhindar dari kebiasaan berbicara yang tidak bermanfaat. Setiap kali ingin berbicara, niatkan untuk mengatakan hal-hal yang baik dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Selain itu, mengisi waktu dengan aktivitas yang positif akan membantu mengurangi peluang untuk terlibat dalam pembicaraan yang tidak perlu.

Ramadan adalah waktu yang penuh keberkahan, sehingga setiap detik yang dimiliki sebaiknya dimanfaatkan untuk hal-hal yang membawa kebaikan, seperti membantu sesama, mendengarkan kajian keagamaan, atau melakukan amal ibadah lainnya. Dengan fokus pada kegiatan yang bermanfaat, keinginan untuk melakukan ghibah dan dosa lisan akan semakin berkurang.

Menjaga lisan selama Ramadan bukan hanya sekadar menghindari dosa, tetapi juga merupakan bagian dari penyempurnaan ibadah puasa. Yuk, perbanyak ibadah dan kurangi ghibah di bulan suci nanti!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rifai
EditorRifai
Follow Us