5 Alasan Menjual Rumah Lama Bisa Lebih Menguntungkan

Rumah lama sering dianggap kurang menarik karena desainnya yang terkesan kuno atau materialnya yang sudah usang. Banyak orang lebih tertarik membeli rumah baru yang tampak modern, rapi, dan minim renovasi. Padahal, di balik kesederhanaan rumah lama, ada potensi keuntungan besar yang gak disadari banyak orang. Penjualannya bisa mendatangkan nilai tambah, terutama jika dilakukan dengan strategi yang tepat dan pemahaman pasar yang baik.
Menjual rumah lama bukan sekadar soal menukar aset dengan uang tunai. Ada sisi strategis yang membuat keputusan ini jauh lebih menguntungkan daripada sekilas terlihat. Mulai dari lokasi yang lebih strategis, potensi pengembangan, sampai daya tarik emosional di mata pembeli tertentu, rumah lama punya nilai jual tersendiri.
Berikut lima alasan kenapa menjual rumah lama justru bisa memberikan lebih banyak keuntungan.
1. Lokasi rumah lama biasanya lebih strategis

Rumah-rumah lama umumnya dibangun di kawasan inti kota atau dekat pusat aktivitas masyarakat. Dulu, pembangunan perumahan mengikuti pola urbanisasi yang memusat, sehingga banyak rumah tua berdiri di titik yang kini dianggap sangat strategis. Akses ke fasilitas umum seperti pasar, rumah sakit, sekolah, dan transportasi publik menjadi nilai jual tinggi yang gak mudah ditandingi oleh perumahan baru di pinggiran.
Faktor lokasi ini menjadi daya tarik utama bagi pembeli yang mengutamakan kemudahan hidup dan efisiensi mobilitas. Mereka rela membeli rumah lama meski harus melakukan renovasi, asalkan bisa tinggal di area yang dekat dengan segala kebutuhan. Harga jual pun bisa ditawarkan lebih tinggi karena nilai lokasi yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
2. Nilai investasi lebih stabil dan cenderung naik

Rumah lama yang sudah berdiri puluhan tahun sering kali berada di lahan yang harganya terus naik. Bahkan jika bangunannya mengalami penyusutan nilai, harga tanahnya justru makin mahal dari tahun ke tahun. Dalam konteks investasi, rumah jenis ini memberi stabilitas keuntungan yang menjanjikan. Hal ini membuat rumah lama tetap dilirik, terutama oleh investor properti berpengalaman.
Kestabilan nilai tersebut memungkinkan penjual untuk menetapkan harga yang kompetitif tanpa khawatir dianggap terlalu tinggi. Rumah lama dengan legalitas yang jelas dan lokasi yang berkembang pesat bisa menjadi aset berharga. Tak sedikit pengembang properti yang memburu rumah lama untuk dijadikan proyek renovasi atau bahkan diganti total dengan bangunan baru bernilai jual tinggi.
3. Potensi renovasi menjadi daya tarik pembeli

Banyak pembeli yang justru mencari rumah lama karena tertarik untuk merenovasi sesuai selera mereka sendiri. Rumah lama memberi keleluasaan dalam merancang ulang interior maupun eksterior agar sesuai dengan kebutuhan pribadi atau konsep modern. Ini menjadi peluang bagi penjual untuk menonjolkan potensi rumah tersebut alih-alih kekurangannya.
Bahkan, sebagian pembeli rela mengeluarkan biaya tambahan untuk melakukan restorasi jika desain asli rumah punya nilai estetika atau sejarah yang kuat. Oleh karena itu, menjual rumah lama dengan pendekatan storytelling atau memperlihatkan potensi visual hasil renovasi bisa menjadi strategi jitu. Rumah lama bukan berarti usang, tapi bisa menjadi kanvas baru bagi para calon pemilik.
4. Pajak dan biaya perawatan lebih rendah

Dalam banyak kasus, rumah lama memiliki nilai jual objek pajak (NJOP) yang lebih rendah dibanding rumah baru. Hal ini berdampak pada pajak yang harus dibayar pemilik atau pembeli, baik dalam bentuk PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) maupun BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan). Biaya ini menjadi pertimbangan penting dalam proses jual-beli properti, terutama bagi pembeli yang punya budget terbatas.
Selain pajak, rumah lama biasanya juga lebih hemat dalam biaya operasional, terutama jika belum dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas modern yang boros energi. Meskipun tetap butuh perawatan, banyak rumah lama yang dibangun dengan material kuat dan teknik konstruksi solid. Ini membuat biaya perbaikannya gak selalu sebesar yang dibayangkan, terutama jika rumah masih dalam kondisi struktural yang baik.
5. Daya tarik emosional dan nilai historis

Bagi sebagian orang, rumah lama punya pesona yang gak dimiliki oleh rumah modern. Ada nuansa emosional, kenangan masa lalu, atau nilai historis yang melekat pada desain dan atmosfer bangunannya. Hal ini bisa menjadi alasan kuat bagi pembeli untuk memilih rumah lama, bukan sekadar sebagai tempat tinggal, tapi juga sebagai bagian dari identitas.
Penjual bisa memanfaatkan aspek ini dengan menonjolkan cerita di balik rumah tersebut. Misalnya, menyebutkan arsitek yang merancangnya, tahun pembangunan, atau kisah keluarga yang pernah tinggal di sana. Daya tarik semacam ini sering kali mampu menarik minat pembeli yang menghargai sejarah dan estetika klasik, bahkan bersedia membayar lebih demi mempertahankan keaslian rumah.
Menjual rumah lama gak selalu identik dengan kerugian atau harga jual rendah. Justru jika dilihat dari sudut yang tepat, rumah lama bisa menawarkan keunggulan yang gak dimiliki oleh rumah baru. Dengan strategi pemasaran yang cerdas dan pengetahuan pasar yang baik, rumah lama bisa menjadi aset bernilai tinggi. Jadi, sebelum terburu-buru merenovasi besar-besaran atau merasa ragu, pertimbangkan dulu potensi tersembunyi dari rumah lamamu.