4 Seni Menjalani Kehidupan Tanpa Dendam Terhadap Apapun

Kehidupan memang tidak selalu berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Mungkin kita sudah merencanakan segala sesuatunya sejak awal. Atau justru menaruh ekspektasi tertentu tinggi atas suatu hal. Tapi kita juga berulang kali dikecewakan oleh keadaan. Bahkan dipermainkan dan disakiti oleh situasi di luar kendali. Merasa menjadi orang yang tertindas, seringkali rasa dendam muncul.
Terdapat keinginan untuk membalas segala ketidaknyamanan untuk memperoleh kepuasan. Tapi menjalani hidup dengan pola demikian ini justru membebani mental dan pikiran. Kita perlu memperoleh kehidupan yang tenang dan aman tanpa adanya rasa dendam berlarut-larut.
Bisakah kita menjalani kehidupan tanpa dendam terhadap apapun? Tentu saja, berikut seni menjalani kehidupan tanpa dendam yang harus diketahui.
1. Berfokus pada hal-hal yang masih bisa dikendalikan

Sebagai manusia, kita memang memiliki sisi keterbatasan. Apalagi saat merasa dipermainkan atau diperlakukan dengan tidak layak. Terdapat keinginan membalas perlakuan serupa untuk memperoleh kepuasan. Namun menjalani hidup dengan berlandaskan dendam justru membuat situasi semakin tidak beraturan. Di sinilah kita perlu belajar menjalani kehidupan tanpa dendam terhadap apapun.
Langkah pertama yang perlu diperhatikan adalah berfungsi pada hal-hal yang masih bisa dikendalikan. Alihkan perhatian dari luka ke tujuan hidup. Setiap pengalaman menyakitkan dan mengecewakan sejatinya merupakan pelajaran hidup. Kita tidak perlu membebani diri dengan tuntutan pembalasan terhadap apapun.
2. Melepaskan beban dan rasa sakit hati

Seberapa sering terjebak pola kehidupan dengan berlandaskan dendam? Kita menginginkan seluruh perbuatan buruk yang sudah dilakukan orang lain terbalas. Dendam dilakukan atas dasar keinginan merasa puas ketika lihat orang lain memperoleh penderitaan yang sama. Namun demikian, kehidupan yang disertai dendam bisa dipastikan membawa penyesalan dalam jangka panjang.
Kita perlu belajar seni menjalani kehidupan tanpa dendam terhadap apapun. Sudah saatnya belajar melepaskan beban dan rasa sakit hati yang mengendap. Dendam selalu membuat kita terjebak dalam masa lalu. Fokus pada tujuan dan kebahagiaan masa depan dapat membantu melepaskan rasa sakit. Kita dapat memahami kehidupan serta makna di baliknya.
3. Menyadari dendam pada akhirnya akan merugikan diri sendiri

Tidak sedikit orang yang hidup di bawah tuntutan membalas dendam. Terutama atas rasa sakit hati karena merasa dipermainkan atau diperlakukan dengan tidak layak. Namun yang menjadi pertanyaan, sampai kapan kita membeli hidup dengan terkurung oleh tuntutan beras dendam? Di sinilah seni menjalani hidup tenang dan bahagia yang patut diketahui.
Kita hanya perlu menyadari bahwa dendam pada akhirnya dapat merugikan diri sendiri. Seseorang yang masih membawa dendam dalam perjalanan hidupnya cenderung didominasi oleh gejolak emosi negatif. Padahal, memaafkan bukan berarti menganggap tindakan orang lain benar, tetapi memilih untuk tidak terus terbebani oleh kemarahan.
4. Belajar memahami persoalan dari sudut pandang yang lebih luas

Tentu kita sudah tidak asing dengan seseorang yang hidup dengan dipenuhi dendam dan rasa marah. Dendam ini yang pada akhirnya akan menghambat langkah sehingga gagal menjadi manusia bijaksana dalam menjalani hidup. Dalam menghadapi situasi demikian, kita harus mulai menerapkan seni menjalani kehidupan tanpa dendam terhadap apapun.
Dari sekian langkah yang perlu diambil, salah satunya memahami persoalan dari sudut pandang yang lebih luas. Seringkali orang menyakiti kita karena mereka juga terluka, tidak sadar, atau terjebak dalam ketidaktahuan. Dengan memahami hal ini, kita bisa lebih mudah memaafkan. Bukan karena mereka benar, namun kita hanya ingin bebas dari dendam yang dapat menguras energi, sekaligus waktu dan pikiran.
Siapapun kita, tentu berhak menjalani kehidupan tanpa dendam terhadap apapun. Karena pola kehidupan demikian ini yang akan menghadirkan ketenangan sekaligus kenyamanan. Ketika seseorang berhasil menjalani kehidupan tanpa dendam, ia mampu merencanakan segala sesuatunya dengan lebih terarah.