5 Tanda Kamu Mulai Stres Akibat Tekanan Keluarga

Pernah merasa sesak napas atau jantung berdebar tiap kali berhadapan dengan keluarga besar? Saat yang lain asyik bercengkerama, kamu justru sibuk memikirkan berbagai pertanyaan sensitif yang mungkin muncul, seperti "Kapan nikah?", "Kok belum dapat kerja tetap?", atau "Teman seangkatanmu sudah punya rumah, lho!"
Tekanan dari keluarga memang bisa menjadi sumber stres yang serius, terutama dalam budaya Asia yang sangat menjunjung nilai-nilai keluarga. Sayangnya, banyak dari kita tidak menyadari bahwa tekanan ini sudah mulai memengaruhi kesehatan mental.
Berikut adalah lima tanda kamu mulai stres akibat tekanan keluarga. Yuk, simak!
1. Tubuh bereaksi negatif setiap kali ada pesan atau telepon dari keluarga

Pernah merasa jantung berdebar kencang atau perut mual saat melihat nama orangtua atau kerabat muncul di layar ponsel? Reaksi seperti ini bisa jadi tanda tubuhmu sedang mengalami respons "fight or flight" karena tekanan yang terus-menerus.
Stres yang berkepanjangan membuat tubuh kita otomatis bereaksi negatif terhadap hal-hal yang dianggap sebagai sumber tekanan, termasuk interaksi dengan keluarga. Bahkan sebelum percakapan dimulai, tubuhmu sudah menunjukkan ketidaknyamanan.
2. Sering menghindari acara keluarga dengan berbagai alasan

Dulu mungkin kamu antusias menghadiri acara keluarga, tapi sekarang justru sibuk mencari alasan untuk tidak hadir? Ini adalah mekanisme pertahanan diri saat kamu merasa tertekan.
Namun, terlalu sering menghindar bisa memperburuk situasi. Hubungan dengan keluarga bisa semakin renggang, dan rasa bersalah akibat sikap ini malah menambah beban stresmu.
3. Selalu merasa tidak cukup baik dan terus membandingkan diri

Merasa seperti "anak yang gagal" di keluarga karena tidak bisa memenuhi ekspektasi mereka? Atau sering membandingkan diri dengan saudara atau sepupu yang terlihat lebih sukses? Perasaan ini umum terjadi saat tekanan keluarga sudah terlalu besar.
Membandingkan pencapaianmu dengan orang lain hanya akan membuatmu tenggelam dalam rasa tidak percaya diri. Kamu jadi lupa untuk menghargai perjalanan dan usahamu sendiri.
4. Sulit tidur karena terus memikirkan ekspektasi keluarga

Malam-malammu diisi dengan overthinking tentang ekspektasi keluarga yang belum terpenuhi? Gangguan tidur adalah salah satu dampak nyata dari stres. Pikiran yang tak kunjung berhenti membuat tubuhmu sulit mendapatkan istirahat yang layak.
Kurang tidur tidak hanya menurunkan energi, tetapi juga membuatmu lebih mudah emosional dan sulit fokus. Hal ini bisa menciptakan lingkaran setan yang membuat tekanan keluarga semakin terasa.
5. Kehilangan motivasi dan kesenangan dalam menjalani aktivitas sehari-hari

Tekanan yang berat bisa membuat kamu kehilangan joy dalam hal-hal sederhana. Aktivitas yang dulu menyenangkan terasa hambar karena pikiranmu selalu dibebani ekspektasi keluarga.
Kamu juga mungkin kehilangan motivasi untuk mencoba hal-hal baru karena takut mengecewakan mereka. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berujung pada burnout atau bahkan depresi.
Cobalah untuk berkomunikasi dengan jujur tentang apa yang kamu rasakan. Ingat, mencintai keluarga tidak harus berarti mengorbankan dirimu sendiri. Kamu layak mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan. Prioritaskan dirimu agar bisa menjadi versi terbaik untuk orang-orang yang kamu cintai!