5 Pertimbangan Penting Sebelum Memutuskan Punya Anak Banyak

Anda mungkin tidak asing dengan istilah “banyak anak banyak rezeki”, tapi jangan lupakan program pemerintah “dua anak lebih sehat”. Meskipun keputusan untuk punya anak banyak ada di tangan pasangan suami-istri, tetap ada sejumlah hal yang perlu Anda pertimbangkan matang-matang.
Jika merujuk pada anjuran Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), setiap keluarga idealnya cukup memiliki dua orang anak.
Batasan untuk hamil dan melahirkan ini didasarkan pada risiko kematian ibu dan bayi yang lebih tinggi pada kelahiran anak ketiga dan seterusnya. Hal serupa juga ditunjukkan dalam studi di Eropa yang diterbitkan dalam jurnal Population and Development Review.
Frekuensi kehamilan dan melahirkan berkaitan dengan risiko stres yang lebih tinggi, baik bagi orang tua maupun buah hatinya. Belum lagi, orang tua harus bisa bersikap adil pada setiap buah hatinya supaya tidak ada yang merasa diabaikan.
Meski begitu, bukan berarti bahwa keluarga ideal tidak bisa terwujud ketika Anda memiliki lebih dari dua momongan. Tidak ada jawaban benar atau salah tentang jumlah anak dalam keluarga.
Namun, ada baiknya untuk mempertimbangkan berbagai hal berikut dalam menentukan jumlah anak, dilansir dari Hello Sehat.
1. Siapkah mental dan fisik sang ibu?

Satu hal krusial yang sering diabaikan adalah kesiapan tubuh dan jiwa seorang ibu. Kehamilan yang terlalu sering, terlalu dekat jaraknya, atau terjadi di usia yang terlalu muda maupun terlalu tua bisa meningkatkan risiko komplikasi.
Menurut Mayo Clinic, wanita yang hamil di atas usia 35 tahun memiliki peluang lebih besar mengalami komplikasi kehamilan dan melahirkan bayi dengan kelainan genetik. Risiko ini akan bertambah besar jika ibu pernah mengalami gangguan psikologis seperti baby blues atau depresi pasca persalinan.
Karena itu, penting bagi pasangan untuk memprioritaskan kesehatan fisik dan mental ibu sebelum memutuskan menambah momongan.
2. Apakah finansial sudah aman dan stabil?

Cinta dan kasih sayang memang fondasi penting dalam membesarkan anak. Tapi jangan lupakan kenyataan bahwa setiap anak juga butuh biaya untuk tumbuh dengan sehat dan layak.
Dari kebutuhan harian seperti makanan dan pakaian, hingga biaya sekolah, imunisasi, dan tabungan pendidikan—semuanya butuh perencanaan matang. Tak sedikit pasangan muda kini mulai menyusun dana darurat dan memilih asuransi pendidikan sedini mungkin untuk anak-anak mereka.
Meskipun ada program bantuan pemerintah, kondisi finansial keluarga tetap sangat menentukan. Jadi, sebelum menambah anak, pastikan kondisi keuangan Anda dan pasangan cukup siap agar setiap anak bisa mendapatkan hak yang sama.
3. Sudah ada kesepakatan dengan pasangan?

Jangan sampai keputusan punya anak banyak hanya datang dari satu pihak. Rumah tangga yang sehat dibangun dari komunikasi yang jujur dan kesepakatan bersama.
Jumlah anak ideal harus dibicarakan secara terbuka, tanpa paksaan. Diskusi ini tak hanya akan memperkuat hubungan suami-istri, tetapi juga mencegah konflik berkepanjangan yang bisa berdampak pada tumbuh kembang anak.
Saat pasangan sudah sepakat dan saling mendukung, proses mengasuh anak pun bisa dijalani dengan lebih ringan dan penuh kerja sama.
4. Bagaimana kondisi anak pertama?

Menambah anggota keluarga baru bukan hanya urusan orang tua. Anak pertama juga perlu disiapkan secara emosional untuk menyambut adiknya.
Anak yang merasa tetap dicintai dan dilibatkan sejak masa kehamilan umumnya akan lebih siap menjadi kakak. Sebaliknya, jika si sulung merasa diabaikan, bisa muncul rasa cemburu atau penolakan terhadap adiknya—dan ini bisa menimbulkan luka emosional dalam jangka panjang.
Jadi, pastikan Anda tetap memberikan perhatian penuh kepada anak pertama meski sedang menantikan kelahiran anak berikutnya.
5. Jangan abaikan makna keluarga kecil yang harmonis

Tidak ada aturan baku soal jumlah anak dalam keluarga. Namun, menurut anjuran Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dua anak dinilai sebagai angka optimal dari sisi medis, psikologis, dan sosial.
Lebih dari itu, yang paling penting adalah bagaimana Anda dan pasangan bisa menjadi orang tua yang siap secara emosional, mental, dan finansial. Karena anak-anak membutuhkan lingkungan yang sehat, penuh cinta, dan stabil untuk bisa tumbuh menjadi pribadi yang tangguh.