Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sering Merasa Diawasi Padahal Sendiri? Ini 4 Jawaban Otaknya   

ilustrasi teknologi computer (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi teknologi computer (pexels.com/MART PRODUCTION)

Pernah merasa seperti sedang diperhatikan padahal cuma duduk sendirian? Sensasi itu sering datang tiba-tiba, bikin jantung deg-degan tanpa alasan jelas. Meski kelihatan aneh, ternyata otak punya penjelasannya sendiri soal hal ini.

Rasa diawasi itu gak selalu muncul karena hal mistis. Dalam dunia neuroscience, ada beberapa alasan kenapa otak bisa menciptakan perasaan seperti itu. Bahkan, tanpa kehadiran siapa pun, otak bisa menyalakan alarm seolah ada yang sedang memperhatikan.

1. Otak terprogram untuk waspada

Karya seni bentuk kepala (pexels.com/meo)
Karya seni bentuk kepala (pexels.com/meo)

Sejak zaman purba, manusia terbiasa hidup dalam keadaan siaga. Otak belajar untuk mendeteksi ancaman sekecil apa pun demi bertahan hidup. Meskipun sekarang lingkungan lebih aman, program siaga itu masih aktif sampai hari ini.

Jadi saat merasa ada yang memperhatikan, bisa jadi itu cuma refleks bawah sadar. Otak secara otomatis membaca gerakan, suara samar, atau suasana sekitar lalu memicu alarm. Kadang sinyal itu keliru, tapi tetap terasa nyata.

2. Sistem mirror neuron aktif

Teknologi Penelitian Digital (pexels.com/Google DeepMind)
Teknologi Penelitian Digital (pexels.com/Google DeepMind)

Mirror neuron adalah bagian otak yang memungkinkan meniru dan memahami perasaan orang lain. Saat melihat ekspresi wajah atau gerakan seseorang, otak langsung ikut merespons seolah merasakannya sendiri. Ini juga yang membuat gampang merasa diawasi, bahkan saat hanya membayangkannya.

Ketika merasa ada yang mengamati, mirror neuron bisa saja aktif karena pernah melihat hal serupa. Otak menyimpan pengalaman lalu memainkannya ulang dalam situasi yang mirip. Walaupun gak ada orang di sekitar, sistem ini bisa menghidupkan kesan seolah ada kehadiran lain.

3. Overaktifnya amygdala

Seni kesenian kepala berpikir (pexels.com/Tara Winstead)
Seni kesenian kepala berpikir (pexels.com/Tara Winstead)

Amygdala adalah bagian otak yang mengatur rasa takut dan kecemasan. Saat terlalu aktif, ia bisa membesar-besarkan rasa khawatir, termasuk soal pengawasan. Inilah kenapa kadang pikiran bisa terasa terlalu sensitif terhadap hal-hal kecil.

Kondisi ini sering dialami saat stres atau kelelahan. Otak jadi lebih waspada dan mengartikan suara kecil atau bayangan samar sebagai ancaman. Akibatnya, muncul perasaan tidak nyaman seolah sedang dipantau terus menerus.

4. Imajinasi dan persepsi visual

ilustrasi mata (pexels.com/Wojtek Pacześ)
ilustrasi mata (pexels.com/Wojtek Pacześ)

Otak manusia canggih dalam membentuk gambar dari sedikit informasi. Dalam gelap atau kondisi sepi, otak bisa “mengisi kekosongan” dengan imajinasi visual. Makanya, kadang terlihat seperti ada sosok padahal cuma bayangan biasa.

Fungsi ini sebenarnya berguna untuk memahami dunia sekitar secara cepat. Tapi ketika terlalu aktif, otak bisa menipu diri sendiri. Perasaan seperti diawasi muncul sebagai efek samping dari persepsi yang terlalu tajam.

Jadi, perasaan seperti diawasi meskipun sedang sendiri bukanlah hal aneh atau selalu berkaitan dengan hal mistis. Otak punya mekanisme alami yang membuatnya siaga, kadang terlalu siaga sampai menciptakan sensasi aneh seperti itu. Lewat penjelasan neurosains, bisa dipahami bahwa yang dirasakan itu bagian dari kerja otak yang sebenarnya sedang berusaha melindungi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us