Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pesantren Darularafah Raya Berinovasi dengan Kurikulum Baru

Pengukuhan alumni santri dan dyah Pesantren Darularafah Raya (dok.Darularafah Raya)
Pengukuhan alumni santri dan dyah Pesantren Darularafah Raya (dok.Darularafah Raya)

Medan, IDN TImes- Pesantren Darularafah Raya terus berinovasi dengan kurikulumnya menghadapi era disrupsi pendidikan. Hal itu dikatakan Pimpinan Pesantren Darularafah Raya Dr Harun Lubis.

Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi sangat pesat. Hal ini mengubah wajah pendidikan secara global sehingga pendidikan menghadapi tantangan yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

“Dalam menghadapi tantangan tersebut dibutuhkan inovasi dan kreativitas bagi lembaga pendidikan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan sehingga proses dan hasil dari pendidikan tersebut dapat menjawab tantangan yang tersedia di era disrupsi ini,” terang Harun saat mengukuhkan lebih dari 370 alumni santri XXXIV dan alumni dyah XXVII tahun 2025 di pesantren yang berlokasi Berdikari, Desa Lao Bakeri, Sampe Cita, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang.

Saat ini Pesantren Darularafah Raya terus berinovasi dalam mengembangkan sistem kurikulum dan sistem kepesantrenan dengan memegang kaidah “Al Muhafadzotu’Ala Qodimis Sholih wal Akhdzu Bil Jadidil Ashlah” yang dapat dimaknai dengan menjaga tradisi yang baik dan mengambil hal-hal terbaru yang baik.

1. Membuka kelas-kelas unggulan di tingkat Aliyah dan SMA

Pimpinan Pesantren Darularafah Raya, Harun Lubis (IDN Times/Doni Hermawan)
Pimpinan Pesantren Darularafah Raya, Harun Lubis (IDN Times/Doni Hermawan)

Dikatakan, dengan konsep di atas maka Pesantren Darularafah Raya yang telah berusia 40 tahun pada bulan Agustus 2025 nanti telah dan akan menjalankan beberapa inovasi, yaitu menjalankan kurikulum asrama yang menekankan kepada adab dan ibadah ‘amaliah.

Selain itu Harun mengatakan saat ini Darularafah Raya juga telah membuka Kelas Unggulan Sains dan Kelas Unggulan Keagamaan (MAPK). Melakukan program pembekalan berdasarkan minat bagi santri dan dyah kelas akhir, dimana ada 4 program pembekalan yang dilaksanakan yaitu pembekalan studi ke PTN/PTKIN, pembekalan studi ke Timur Tengah khususnya Universitas Al Azhar Kairo, pembekalan guru pengabdian dan pembekalan kewirausahaan.

Kelulusan melalaui jalur undangan tahun ini sebanyak 136 orang, masing-masing 12 santri lulus di Poltekkes Medan, dan untuk SNBP sebanyak 95 orang. Yakni 2 lulus di Univ Indonesia, Naurah Calista Siregar Jurusan Manajemen dan Aisyah Bulqais A. Jurusan Ilmu Hukum), 40 lulus di USU, 23 lulus di Unimed, 10 lulus di Polmed, 8 lulus di UINSU.

Lalu, 3 lulus di Univ Malikussaleh, 3 lulus di Unsyiah, 1 lulus di Uin Ar Raniry, 1 lulus di Univ Andalas, 1 lulus di Univ Sriwijaya, 1 lulus di Univ Maritim Raja Ali Haji, 1 lulus di Univ Samudera, 1 lulus di ISI Padang Panjang. Selebihnya santri lulus di PTKIN.

2. Buka kurikulum baru yang dinamakan ULA

Pimpinan Ponpes Darularafah Raya Harun Lubis menerima penghargaan dari BI Sumut untuk program pertanian (dok.istimewa)
Pimpinan Ponpes Darularafah Raya Harun Lubis menerima penghargaan dari BI Sumut untuk program pertanian (dok.istimewa)

Lalu, melaksanakan program khidmatul ummah, dimana santri kelas 5 diwajibkan untuk bermukim di masjid-masjid pada saat bulan Ramadhan selama 10 hari mulai dari 11 sampai 20 ramadhan yang bertujuan untuk membantu badan kenaziran mesjid selama bulan ramadhan baik sebagai imam, muadzin, bilal tarawih, kultum dan lain sebagainya.

Harun juga mengatakan, Darularafah Raya juga menyusun dan akan melaksanakan sebuah kurikulum baru yang dinamakan Kurikulum Ulul Albab (ULA). urikulum ini menitikberatkan pada minat santri. Pada kurikulum ini nantinya akan dibuka beberapa kelas peminatan, yaitu kelas peminatan Al Quran, kelas peminatan bahasa dan kelas peminatan sains. Dan kelas peminatan ini akan dimulai sejak kelas 2 tsanawiyah atau smp. Dan kurikulum ini juga mengintegrasikan pelajaran umum dengan pelajaran agama.

Meluncurkan Program Takhasus untuk menggantikan Program Takhsis. Program ini dikhususkan bagi santri dan dyah baru yang berasal dari tamatan tsanawiyah atau SMP. Program ini akan memangkas waktu studi, dimana biasanya program takhsis akan menyelesaikan masa studi 4 tahun sedangkan pada program takhasus nantinya santri dan dyah akan menyelesaikan masa studi selama 3 tahun saja.

Dijelaskan Harun, Yayasan Pesantren Darularafah Raya yang telah berumur 40 tahun saat ini telah mengelola beberapa lembaga formal, yaitu TK Islam Arafah di Desa Lau Bakeri dan Desa Sei Glugur, SD Islam Arafah, Madrasah Tsanawiyah Darularafah, Madrasah Aliyah Darularafah, SMP Swasta Galih Agung, SMA Swasta Galih Agung, dan STAI Darul Arafah.

“Sedangkan pola pendidikan pesantren diterapkan pada tingkat Madrasah Tsanawiyah, SMP, Madrasah Aliyah dan SMA. Dan sampai pada Tahun Pelajaran 2024/2025 Pesantren Darularafah Raya mendidik sekitar 1800 orang santri dan dyah, dan pada hari ini akan meluluskan 370 orang alumni santri dan dyah dengan perincian 25 orang dengan kategori mumtaz, 97 orang dengan kategori jayyid jiddan, 145 orang dengan kategori jayyid, 103 orang dengan kategori maqbul,” ujarnya.

“Semua usaha yang kami jalankan bertujuan agar tercapainya visi dari pesantren darularafah raya menjadi lembaga pendidikan yang mandiri, unggul, berprestasi dan berkarakter Islami dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran (shiddiq), bertanggung jawab (amanah), komunikatif (tabligh), cerdas (fathanah) dan konsisten (istiqomah) demi mewujudkan pesantren darularafah raya sebagai rumahnya ulama dan umaro,” tambahnya lagi.

3. Program Laskar Qur'an jadi favorit

Salah satu santri Pesantren Darularafah Raya berprestasi saat Peringatan Hari Santri Nasional di Alun-alun Pemkab Deli Serdang (dok.istimewa)
Salah satu santri Pesantren Darularafah Raya berprestasi saat Peringatan Hari Santri Nasional di Alun-alun Pemkab Deli Serdang (dok.istimewa)

Pesantren Darularafah Raya, kata Harun, memiliki sebuah program tahfizul quran yang disebut sebagai Program Laskar Quran. Program ini dibuat dikarenakan antusias masyarakat saat ini dimana para orang tua mendorong anak-anak mereka supaya menjadi haafiz dan haafizah Al Quran.

“Saat ini ada 20 orang wisudawan lulusan pesantren darularafah raya yang telah memperoleh predikat hafiz/hafizah 30 juz. Alhamdulillah pada tahun ini juga terdapat 136 orang Santri/Dyah yang lulus Jalur Undangan SNBP dan SPAN-PTKIN serta Poltekkes Medan,” terangnya lagi.

“Kepada wali wisudawan saya mengucapkan terima kasih telah mempercayakan pesantren ini sebagai tempat pendidikan anak-anak Bapak dan Ibu dan kami mohon doa agar kami tetap istiqomah dalam mendidik anak-anak generasi penerus bangsa dan agama,” pungkas Harun.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us