Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Efek Psikologis dari Baca Buku Rutin, Gak Cuma Nambah Wawasan!

ilustrasi sedang membaca (pexels.com/ John Ray Ebora)
ilustrasi sedang membaca (pexels.com/ John Ray Ebora)
Intinya sih...
  • Membaca buku menurunkan stres secara signifikan, meningkatkan relaksasi otak dan tekanan darah.
  • Buku dapat meningkatkan empati dan kemampuan memahami orang lain melalui transportasi naratif.
  • Kebiasaan membaca buku dapat meningkatkan fokus, kemampuan mengatur perhatian, serta proses self-reflection dan self growth.

Bukan rahasia lagi kalau membaca buku bisa memperluas pengetahuan dan memperkaya kosakata. Tapi ternyata, manfaat membaca gak berhenti sampai situ aja. Di balik aktivitas yang kelihatannya kalem dan tenang ini, ada banyak efek psikologis positif yang sering kali luput disadari.

Buat kamu yang suka merasa overthinking, gampang cemas, atau ngerasa stuck secara emosional, membaca buku bisa jadi salah satu bentuk self-healing yang powerful. Yuk, kita bahas beberapa efek psikologis dari kebiasaan baca buku yang ternyata bisa bantu kamu jadi lebih stabil, fokus, dan bahkan bahagia.

1. Menurunkan stres secara signifikan

ilustrasi sehat fisik dan emosional (pexels.com/Andre Furtado)
ilustrasi sehat fisik dan emosional (pexels.com/Andre Furtado)

Mungkin kamu mikir, "Kalau stres ya healing-nya liburan, bukan baca buku!" Padahal, banyak riset bilang bahwa membaca buku selama 6 menit aja bisa menurunkan stres lebih cepat daripada mendengarkan musik atau jalan kaki. Membaca memaksa otak kita fokus pada satu alur cerita, bikin kita keluar sejenak dari kekacauan pikiran sendiri.

Saat kamu tenggelam dalam cerita, apalagi yang fiksi, kamu ikut masuk ke dunia lain yang bisa mengalihkan beban pikiran. Ini bukan cuma distraksi, tapi juga bentuk relaksasi aktif. Otak jadi lebih rileks, detak jantung melambat, dan tekanan darah ikut turun. Jadi, jangan remehkan kekuatan satu bab buku sebelum tidur, ya.

2. Meningkatkan empati dan kemampuan memahami orang lain

ilustrasi diskusi (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi diskusi (pexels.com/Ivan Samkov)

Kalau kamu sering baca novel, terutama yang tokohnya kompleks dan ceritanya bikin mikir, itu bisa banget nambah kemampuan kamu dalam memahami orang lain. Karena saat kamu mengikuti cerita dari sudut pandang karakter, kamu belajar memosisikan diri di tempat mereka, meski cuma secara imajinatif.

Efek ini disebut “transportasi naratif”, dan dampaknya nyata. Orang yang rutin membaca fiksi cenderung punya skor empati yang lebih tinggi karena terbiasa mempertimbangkan emosi, pikiran, dan motif tokoh lain. Dalam kehidupan nyata, ini bisa bikin kamu lebih peka, gak gampang nge-judge, dan lebih jago membaca situasi sosial.

3. Meningkatkan fokus dan kemampuan mengatur perhatian

Ilustrasi sedang mendesain (Pexels.com/George Milton)

Kebiasaan scrolling medsos bikin otak kita terbiasa dengan informasi cepat dan singkat. Akibatnya, banyak orang susah fokus dan gampang terdistraksi. Nah, membaca buku itu semacam latihan buat otak supaya bisa fokus lagi. Karena kamu perlu waktu dan konsentrasi penuh untuk memahami isi buku, apalagi yang bahasanya padat.

Semakin sering kamu membaca, semakin tajam kemampuanmu dalam mempertahankan fokus. Ini bisa terbawa ke aktivitas lain, kayak belajar, kerja, bahkan ngobrol bareng orang lain. Jadi kalau kamu ngerasa gampang terdistraksi atau susah menyelesaikan satu tugas, coba deh luangkan waktu buat baca buku, walau cuma 10 menit sehari.

4. Membantu proses self-reflection dan self growth

Ilustrasi tersenyum senang (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pernah gak, baca satu kalimat di buku terus langsung bikin mikir panjang? Itu salah satu bukti kalau buku bisa memantik refleksi diri. Banyak pembaca bilang mereka menemukan "diri sendiri" lewat buku, entah karena merasa relate, atau justru karena diajak melihat sudut pandang baru.

Apalagi buku-buku bertema psikologi populer atau self-help yang ditulis dengan bahasa ringan tapi dalam. Kebiasaan baca bisa bantu kamu mengenali pola pikir sendiri, mempertanyakan nilai-nilai lama, atau bahkan menemukan solusi dari masalah yang belum sempat kamu pahami sepenuhnya. Baca buku itu kayak ngobrol sama diri sendiri, cuma medianya tulisan.

Jadi, meski terlihat sederhana, membaca buku secara rutin ternyata bisa berdampak besar buat kesehatan mental dan perkembangan diri kita. Mulai dari menenangkan pikiran, mempertajam empati, sampai membantu kita mengenali emosi sendiri.

Kalau selama ini kamu anggap baca buku itu cuma buat nambah ilmu atau karena tugas, mungkin ini saatnya melihatnya sebagai salah satu bentuk self-care juga. Karena kadang, jawaban dari kekacauan dalam kepala bukan selalu pelarian besar, tapi bisa datang dari satu halaman yang relate dengan kondisi kamu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
IDN Times Hyperlocal
Doni Hermawan
IDN Times Hyperlocal
EditorIDN Times Hyperlocal
Follow Us