Burger Bangor Drive-Thru Diresmikan di Medan, Terbesar di Indonesia

Ricky Wijaya bercerita, PPKM yang diterapkan pemerintah saat ini memang menghambat perekonomian terutama bisnis kuliner, tapi tidak menghentikan. Ia mengaku terus berjuang untuk membuka outlet ini karena bisnis kuliner ini menyerap banyak tenaga kerja dan ini penting di masa pendemik.

"Pertama kali kenapa memilih bisnis F&B (kuliner) adalah soal lapangan kerja. Kita buka di masa pandemik agar ada lapangan kerja. Kedua, untuk di Medan ini syaratnya adalah murah, enak, dan berkualitas," kata pemilik resto Simhae, Melati Parahyangan, dan cafe Filosofi Kopi ini.

Alasan lain, yang paling keren dari Burger Bangor ini menunya gak ada yang bahasa Inggris, semua menunya bahasa Indonesia semua. "Akhirnya saya tertariknya membawanya ke Medan," jelasnya.

Hendy Karyanto berkisah, awalnya mereka kita bertiga mencari brand produk yang sudah diterima masyarakat lebih dari 10 tahun, biar bisa berkelanjutan dan bisa dikembangkan dan diterima di seluruh Indonesia. Ia kurang tertarik dengan bisnis F&B kekinian yang sifatnya hanya sementara saja.

Setelah dilakukan berbagai survei, akhirnya dipilihlah kuliner jenis burger dengan harga yang ekonomis dan enak.

"Setelah mencoba menunya, kita akhirnya memilih Burger Bangor ini. Bahkan kita berharap kedepannya ini bisa diterima secara Internasional," ungkapnya.

Menurutnya, pertama kali Burger Bangor berdiri di Jakarta hanya outlet kecil pada tanggal 8 Agustus 2019. Sekarang ada 146 outlet di seluruh Indonesia.

Dengan produksi 100 ton Australia Beef setiap bulannya dan 1 juta burger terjual setiap bulan.

Awalnya semua bahan baku utama berasal dari chief Burger Bangor. Lalu untuk menjaga kualitas, akhirnya diproduksi sendiri.

"Target kita setiap satu bulan ada 15 outlet baru. Namun kita gak mau buru-buru dan tetap mengukur kemampuan agar kualitas tetap bisa dijaga. Targetnya sampai akhir tahun ini bisa tembus 200 outlet di Indonesia," paparnya.

Denny Sumargo yang merupakan owner sekaligus brand ambassador Burger Bangor mengaku stigma tentang atlet tidak boleh makan junkfood adalah berlebihan. Atlet juga manusia biasa dan punya kesenangannya masing-masing khususnya soal kuliner.

Ia mengaku awalnya ditawari oleh Anlieki untuk bergabung dan bilang Burger Bangor ini rasanya enak. "Saya ga percaya itu enak. Kemudian Anli datang lagi bawa berbagai varian dan saya coba. Saya orang yang ga suka burger, anehnya ketika saya makan kok bisa masuk ke lidah saya Burger Bangor ini. Saya tanya harganya, ternyata merakyat. Dari saat itu saya yakin ini layak untuk dijual dan yakin bisnis ini akan bagus," ungkapnya.

Soal menu juga sangat menarik. Beberapa menu paling favorit adalah Jelata, Ningrat, Juragan, dan Sultan. Harganya juga sangat terjangkau, paling murah adalah Jelata Rp12.500, Juragan Rp30 ribu, Ningrat Rp30 Ribu, hingga yang paling mahal Sultan dengan harga Rp40 ribu.

Rencananya setelah PPKM ini, Burger Bangor Iskandar Muda ini juga akan melayani dine-in. Namun selama PPKM hanya akan melayani drive-thru dan take away saja.

Penasara dengan Burger Bangor? Cobain kuy!