Cerita Nek Ani, dari Padang Menjual Lemang selama 23 Tahun di Medan
Lemang Polonia Nek Ani jadi takjil tradisional khas Medan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Salah satu kuliner atau jajanan yang banyak diminati Kota Medan, yakni Lemang. Di Kota Medan, Lemang Polonia Bu Ani, tak hanya dapat dijumpai saat Ramadan. Namun, menjadi satu dari beragam menu favorit untuk berbuka puasa yang ada di Medan.
Lemang adalah penganan dari beras ketan yang dimasak dalam seruas bambu, setelah sebelumnya digulung dengan selembar daun pisang. Gulungan daun bambu berisi beras ketan dicampur santan kelapa ini kemudian dimasukkan ke dalam seruas bambu lalu dibakar sampai matang. Lemang lebih nikmat disantap hangat-hangat.
Lemang khas Padang ini, memiliki rasa yang khas, gurih dan lemak dari ketan yang dicampur dengan santan kelapa. Kepulan asap yang terbentuk dari batok kelapa yang dibakar menghasilkan aroma yang khas. Deretan bambu aneka ukuran pun dijajarkan di atas bakaran yang sesekali disiram dengan air.
Nurhasni, nama panjangnya, dan akrab dipanggil nek Ani, seorang pemilik Lemang Polonia yang sudah berdiri sejak tahun 2000.
Berikut IDN Times rangkum cerita Nek Ani memilih berdagang lemang selama 20 tahun.
Baca Juga: Pakat, Lalapan Tradisional Khas Mandailing Primadona saat Ramadan
1. Nek Ani dari usia 16 tahun sudah belajar buat lemang
Nek Ani yang berasal dari Kota Padang, sudah belajar membuat lemang sejak usianya 16 tahun.
"Dikampung ini makanan yang sangat cocok saat lebaran, jadi dari usia 16 tahun sudah belajar buat lemang, untuk makan sanak saudara saja," ujar nek Ani.
Berangkat dari Kota Padang di Tahun 1970, Ani menetap di Medan dengan memulai usaha berjualan pisang.
Mengingat keahliannya dalam membuat lemang, Ani baru memulai usaha lemangnya di tahun 2000 dengan bermodal dari saudaranya.