TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Minim Impor Bahan Baku dari Tiongkok Sebabkan Kelangkaan Masker

Di Sumut belum ditemukan kartel masker

KPPU Wilayah I melakukan sidak ke distributor masker di Kota Medan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times – Komisi Pengawas Persaingan Usaha Kantor Wilayah I melakukan inspeksi mendadak (Sidak) terkait kelangkaan masker di wilayah Sumatera Utara, Kamis (5/3) pagi. Sidak dilakukan ke sejumlah distributor masker dan toko alat kesehatan di Kota Medan.

Sidak dilakukan menyusul kelangkaan masker setelah merebaknya virus corona COVID-19 di berbagai negara. Masker semakin langka di tengah permintaan yang cukup tinggi. Harganya juga naik hingga 1.000 persen dari biasanya.

1. Pasokan berkurang dari pabrik di Bandung dan Surabaya

KPPU Wilayah I melakukan sidak ke distributor masker di Kota Medan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Tim Sidak KPPU menyisir toko alat alat kesehatan di Jalan Raden Saleh. Di sana mereka menanyai para pedagang masker. Kenaikan harga terjadi karena kelangkaan pasokan.

Lantas tim bergerak ke PT Dimas Andalas Makmur. Distributor masker untuk kawasan Sumatera Utara dan Aceh.

Kepala KPPU Kanwil I Ramli Simanjuntak mengatakan, dalam dua bulan terakhir, pihaknya terus melakukan penelitian terkait kelangkaan masker. Mereka mencari tahu, apakah ada indikasi penimbunan barang untuk membuat harga naik karena kelangkaan pasokan.

“Dalam pengecekan kita, ternyata pasokannya memang sangat berkurang. Kenapa? dari pabrikan yang ada di Surabaya atau Bandung pasokannya sangat berkurang. Biasanya PT Dimas ini 1.000 kotak dalam sebulan. Dan itu sudah berkurang saat ini. Dan lebih jelas lagi, masker N-95 ini memang tidak ada,” ungkap Ramli.

Baca Juga: Sidak DPRD, Fasilitas RSUD Siantar Kurang Memadai untuk Pasien Corona

2. Kelangkaan masker juga dipengaruhi pasokan bahan baku yang juga berkurang

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Hasil penelitian mereka sementara ini, kelangkaan masker juga dipengaruhi kelangkaan bahan baku. Karena ada beberapa bahan baku yang harus diimpor.

“Untuk membuat masker, ada beberapa bahan baku yang harus impor . Salah satunya dari Tiongkok. Nah itu mungkin penyebabnya sehingga pasokan juga berkurang. Padahal permintaannya sangat tinggi,” terangnya.

3. Minta pemerintah bikin operasi pasar untuk masker

Setumpuk masker disita Polda Jateng dari pelaku penimbunan masker. IDN Times/Fariz Fardianto

Ramli pun menegaskan, distributor untuk tidak main-main di tengah kondisi permintaan masker yang cukup tinggi. Jangan sampai pabrikan malah menahan pasokan untuk mendapat keuntungan berlebih. Pihaknya akan siap menindak degan hukum yang berlaku.

Dia berharap, di tengah kelangkaan masker, pemerintah bisa melakukan operasi pasar. Sama seperti yang dilakukan saat harga kebutuhan pokok mulai naik.

“Karena ini kebutuhan masyarakat. Supaya harga masker lebih murah,” ungkapnya.

4. KPPU ingatkan distributor agar tidak bermain harga

Ilustrasi masker. (IDN Times/Auriga Agustina)

Pihaknya sudah memastikan, saat ini harga masker di tingkat pabrikan ke distributor berada di angka Rp100 ribu per kotak. Sedangkan di tingkat distributor ke pengecer dijual di angka tertinggi Rp150 ribu.

Ramli pun menegaskan supaya  distributor tidak bermain harga. “Jangan sampai mengambil keuntungan berlebih,” ujarnya.

KPPU pun siap mengambil tindakan hukum jika ada pengusaha yang melakukan pelanggaran. Pelanggar terancam denda maksimal Rp25 miliar, hingga pencabutan izin usaha.  

“Jangan karean permintaannya tinggi, sehingga menjadi alasan pengusaha untuk menaikkan harga. KPPU belum menemukan ada kartel masker. Ini kami cari integrasi partikalnya. Indikasinya, kalau saya sebagai investigator. Saya mengatakan itu tetap ada,” pungkasnya.

Baca Juga: Pasokan di Siantar Habis, Warga yang Sehat Diimbau Gak Borong Masker

Berita Terkini Lainnya