Sidak DPRD, Fasilitas RSUD Siantar Kurang Memadai untuk Pasien Corona

Pejabat pengambil keputusan di RSUD Siantar kosong

Pematangsiantar, IDN Times - Komisi I DPRD Siantar melakukan sidak ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Djasamen Saragih yang terletak di Jalan Sutomo, Kecamatan Siantar Selatan pada Rabu (4/3) siang. Kegiatan itu berkaitan dengan persiapan rumah sakit dalam antisipasi dan penanganan virus corona di Kota Siantar. 

RSUD dr. Djasamen Saragih menjadi satu dari lima rumah sakit rujukan virus corona di Sumarera Utara. Namun ekspektasi berbanding terbalik dengan kenyataan. Sejumlah anggota dewan yang mengunjungi rumah sakit plat merah itu mengaku belum puas. 

1. Ruang isolasi tidak dilengkapi fasilitas alat kesehatan dan kenyamanan

Sidak DPRD, Fasilitas RSUD Siantar Kurang Memadai untuk Pasien CoronaRuang isolasi virus corona RSU Pematang Siantar (IDN Times/Gideon Aritonang)

Komisi I DPRD Siantar yang terdiri dari ketua komisi Andika Prayogi Sinaga, Baren Alijoyo Purba, Lulu Carey Purba dan Binsar Saragih melihat masih banyak kekurangan dan antisipasi maupun pelayanan. 

"Kita akan panggil Kadis Kesehatan untuk itu. Karena rumah sakit ini belum maksimal. Peralatannya pun belum ada," kata Ketua Komisi I Andika Prayogi Sinaga. 

Sebelum memanggil Kadis Kesehatan Ronald Saragih, Andika meminta Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr. Djasamen Saragih, dr. Harlen Saragih untuk berkoordinasi. "Sudah bisa diminta itu. Karena dia (Kadis, red) bisa mengambil kebijakan dan membuat fasilitas di sini," kata anggota dewan dari Fraksi Partai Hanura itu. 

Pihak rumah sakit, kata Andika sudah sepatutnya dan secepatnya meminta perlengkapan medis yang mumpuni dan penunjang kenyamanan pasien. Karena ia menilai kenyamanan pasien juga penting dalam kesembuhannya. 

Baca Juga: Ruang Isolasi Virus Corona di Siantar, Bekas Ruangan Pasien Flu Burung

2. Wakil Direktur rumah sakit tak bisa ambil keputusan

Sidak DPRD, Fasilitas RSUD Siantar Kurang Memadai untuk Pasien CoronaWadir RSU Pematang Siantar dr. Harlen Saragih (IDN Times/Gideon Aritonang)

RSUD dr. Djasamen Saragih tak bisa berbuat banyak sepeninggal dr. Susanti Dewayani yang sebelumnya menjabat Direktur Utama (Dirut). Susanti Dewayani pensiun per tanggal 1 Februari 2020 dan tengah fokus masa pencalonannya sebagai Wakil Wali Kota Siantar. 

Saat ini rumah sakit itu dipegang 3 Wakil Direktur yang membidangi pelayanan, bagian umum dan keuangan serta penunjang medis. Ketiganya tak dapat menjadi eksekutor kebijakan di tubuh rumah sakit UPTD Dinas Kesehatan Kota Siantar itu. 

Menurut dr. Harlen Saragih, banyak perlengkapan yang dibutuhkan mereka namun belum terealisasi, seperti pendingin ruangan di setiap kamar. "Karena nanti kalau ada pasien, seluruh ventilasi ditutup. Tapi pengap lah. Kami butuh AC (Air Conditioner)," beber Harlen.

3. DPRD nilai Wali Kota Hefriansyah gak serius tangani virus Corona

Sidak DPRD, Fasilitas RSUD Siantar Kurang Memadai untuk Pasien CoronaWali Kota Siantar Hefriansyah (IDN Times/Gideon Aritonang)

Sementara itu, Baren Alijoyo menilai Wali Kota Siantar Hefriansyah Noor tidak serius dalam penanganan virus corona di Kota Siantar. "Kalau itu jelas. Dia (Wali Kota, red) tidak serius dalam hal ini. Kenapa dia sebelumnya tidak mengambil kebijakan mengangkat direktur atau Plt," ujarnya. 

Mantan Wakil Direktur RSUD dr. Djasamen Saragih itu menyayangkan jika Hefriansyah tidak mengetahui masa jabatan anak buahnya. Karena saat ini RSUD Siantar bagai pesawat tanpa pilot. 

"Mana bisa Wadir yang 3 itu untuk menetapkan sikap, siapa yang bertanggung jawab dalam penanganan virus corona itu. Gak boleh macam-macam disitu. Penyakit itu mengancam nyawa," terangnya. 

Baca Juga: Setelah Diperiksa, RSUP Adam Malik Sebut 4 Pasien Negatif Virus Corona

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya