Medan, IDN Times - Setelah Liga 1 dan Liga 2 Indonesia berakhir, isu pengaturan skor atau match fixing berhembus.
Beberapa orang yang dulunya berkecimpung di Liga Indonesia berani blak-blakan.
Kemarin isu pengaturan skor berhembus kembali. Namun datang dari Liga 3 Indonesia. Terlebih saat adanya pengakuan mengejutkan dari Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono dan Manajer Persibara Banjaranegara Lasmi Indrayani dalam sebuah acara televisi.
Bagaimana tanggapan Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi?
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi yang juga menjabat Gubernur Sumatera Utara tersebut mengatakan, soal dugaan pengaturan skor sedang diusut.
“Iyalah, masa tak diusut. Dari liga 1, Liga 2, Liga 3 semua diusut. karena itu memang wewenangnya PSSI,” kata Edy
Edy mengatakan, PSSI saat ini masih terus bekerja melakukan pengusutan.
“PSSI punya organisasi yang lengkap di situ. Kalau ada dugaan, saya pastikan bahwa, organisasi yang di PSSI akan mencari itu. Kan belum selesai ini,” ujarnya seperti dilansir Medanheadlines.com.
Kabar pengaturan skor ini mencuat menyusul adanya nama Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang disebut oleh Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono.
“Mulai dilantik, mulai Lasmi berhubungan dengan ketua Asprov (PSSI Jawa Tengah) Johar Lin Eng. Mulai kita berlatih, mulai ditawarin pemain sepak bola, pelatih, sampai berlaga. Alhamdulilah menang. Anak saya meminta uang ke saya. Untuk kemenangan minta duit Rp 100 juta,” ungkap Budi dalam acara tersebut.
”Dalam 6 bulan saya sudah keluar uang hingga Rp 1,3 miliar,” tambahnya
Soal pengaturan skor setiap Liga di Indonesia menjadi tamparan buruk persepakbolaan Indonesia.
Sebelumnya di Liga 1 isu ini juga mencuat dan berhembus kabar keberhasilan persija menjadi juara juga merupakan permainan mafia sepak bola.