Catatan Menpora Dito dari Aceh-Sumut untuk Tuan Rumah PON 2028
Sejumlah peristiwa jadi catatan penting untuk PON NTT-NTB
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times – Perhelatan akbar multi-event Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024, resmi berakhir, Jumat (21/9/2024). Menteri Koordinator Bidang Pembanguan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menutup gelaran, mewakili Presiden Joko Widodo yang batal hadir.
Pemerintah mengklaim, ini adalah penyelenggaraan PON terbesar di Indonesia. Tercatat, lebih dari 13 ribu atlet berlaga jadi yang teratas dalam 65 cabang olahraga (Cabor). Ditambah ada 11 Cabor yang ada di tahap eksibisi.
Menteri Pemuda dan Olahraga Ario Bimo Nandito Ariotedjo menilai ada beberapa catatan yang dibawa untuk perbaikan PON 2028 di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
1. Menpora akui masih banyak kekurangan dalam penyelenggaraan
Dito mengatakan meski viral beberapa pemberitaan negatif soal PON 2024, ada juga sisi positif yang harus diapresiasi.
"Di awal-awal sampai hari ini, pemberitaan atau dokumentasi yang viral di sisi negatif tapi sebenarnya PON Aceh-Sumut ini banyak sekali kemajuan-kemajuan yang harus kita apresiasi. Khususnya pembangunan di Aceh untuk olahraga, wisata dan Sumut. Tapi saya rasa ini, baik untuk Aceh dan Sumut," jelas Dito, Jumat (20/9/2024).