Hadapi PON, Peralatan Atlet Paralayang dan Gantole Sumut Sudah Usang
Atlet Gantole juga LDR-an dengan pelatih di Sumbar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times- Cabang olahraga Aero Sport di Sumatera Utara, terutama Paralayang dan Gantole, menghadapi tantangan dalam latihan karena keterbatasan sarana. Salah satunya kendala peralatan yang sudah usang.
Meskipun atlet berjuang di beberapa lokasi, termasuk Huta Ginjang, Bukit Gajah Bobok, dan Sipirok, mereka menghadapi kendala dengan parasut dan alat terbang yang sudah tua.
Pelatih Paralayang Sumut, Raja Siregar, menyampaikan harapannya untuk mendapatkan peralatan baru dan memungkinkan atlet berlatih di lokasi PON 2024, seperti di Aceh.
"Parasut kita sudah lama. Untuk yang cross country juga kita gak ada parasutnya, selama ini pakai alat yang ketepatan mendarat. Tentunya bila ada alat baru akan menambah percaya diri, karena kontrolnya pasti lebih halus. Tahun lalu sudah diajukan, tapi sampai sekarang belum ada," kata Raja.
1. Target paralayang minimal 4 emas
Delapan atlet ini seperti Iqmal Yunus Nasution, Rudi H Simaremare, Enjel M Siregar, Andreas Sinaga, Ucok Atopan Sagala, Yola Nopriyoni, Rama Yulis dan Aprita Wulandari akan berjuang untuk tiga nomor lomba di PON 2024 nantinya. Mulai dari Ketepatan Mendarat yang mengharuskan atlet mendarat sesuai titik yang ditentukan. Lalu Cross Country (jelajah alam) di mana atlet terbang sejauh mungkin menggunakan GPS. Selanjutnya Terbang Tandem (berdua).
"Semuanya untuk kategori perorangan putra putri dan beregu putra putri dengan total 12 emas. Target kami paralayang setidaknya bisa empat emas," kata Raja.
Selain keterbatasan alat, Raja juga menginginkan para atletnya bisa berlatih di Aceh yang jadi lokasi atau venue PON 2024. "Supaya kita mengetahui lokasi, tofografinya seperti apa, angin dan lainnya. Biar bisa adaptasi juga," lanjutnya.