Melihat 2 Masjid Sulaimaniyah, Aset Sultan Serdang yang Masih Kokoh
Pusat penyebaran agama Islam di wilayah Pantai Cermin
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Serdang Bedagai, IDN Times - Kerap luput dalam perhatian anak muda betapa gigih perjuangan Kesultanan Serdang, baik itu menggaungkan perlawanan yang deras kepada kolonial Belanda, sampai berjuang memberikan layanan kepada rakyatnya.
Meskipun disebut banyak sumber jika Kesultanan Serdang merupakan pecahan dari Kesultanan Deli yang disebabkan oleh konflik internal, namun jejak Kesultanan Serdang di sebagian wilayah Deli Serdang dan Serdang Bedagai masih kental dirasakan.
Mata kita masih bisa melihat bekas peninggalan Kesultanan Serdang di beberapa titik. Meskipun istananya sudah roboh dan kini hanya replikanya saja, namun masyarakat bisa melihat bekas peninggalan lain yang masih berdiri kokoh, yakni Masjid Basyaruddin yang berada di Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu, dan Masjid Sulaimaniyah yang berada di pusat kota Perbaungan dan Pantai Cermin.
Masjid-masjid Kesultanan Serdang sangat kental dengan corak Melayunya; seperti semiotika warna kuning, hijau, dan hitam yang melekat di dinding, atap, hingga kubahnya. Masjid peninggalan Sultan Serdang menjadi napas Keislaman pada masanya. Dan kini menjadi wisata religi bagi para pemeluk agama Islam yang ingin melihat lebih dekat sejarah Kesultanan Serdang.
1. Masjid Sulaimaniyah ada sejak 1901, didirikan 47 tahun setelah Masjid Raya Basyarudin
Sebelum pusat pemerintahan Kesultanan Serdang berpindah ke Perbaungan, dahulu Rantau Panjang merupakan sentralnya. Masjid Raya Basyarudin yang didirikan tahun 1854 menjadi benteng pertahanan Kesultanan Serdang yang dipimpin Tuanku Basyarudin Syaiful Alamsyah (Sultan Serdang IV) dalam melawan ekspansi kolonial Belanda.
Banyak terjadi gesekan antara Kesultanan Serdang dengan Belanda pada saat itu. Bahkan, gesekan tersebut tak kunjung berhenti saat tahta Sultan Serdang berganti ke Sultan Sulaiman Shariful Alamshah (Sultan Serdang V).
Berdasarkan catatan Kenaziran, Sultan Sulaiman lahir di Rantau Panjang, 19 Januari 1865. Ia merupakan putra tunggal dari Sultan Basyarudin dan Cik Rata atau kira-kira 8 bulan sebelum tentara Militaire Expeditie Tegen Serdang en Asahan dari Batavia menghancurkan Rantau Panjang.
Pada tanggal 29 Juli 1889 Sultan Sulaiman membuka pekan Simpang tiga-Perbaungan (Bandar Setia) dan mendirikan istana Darul Arif di Kraton Kota Galuh. Di tahun-tahun berikutnya (1894) ibukota Kesultanan Serdang dipindahkan dari Rantau Panjang ke Kraton kota Galuh Perbaungan serta didirikanlah masjid raya Sulaimaniyah. Pada tahun 1901 masjid ini dibangun secara permanen, ada yang berada di Kota Perbaungan dan ada di Kecamatan Pantai Cermin.
"Masjid Raya Sulaimaniyah di Pantai Cermin ini tanahnya diwakafkan dan didirikan atas permintaan jamaah kedatukan Pantai Cermin oleh Sultan Serdang, Tuanku Sulaiman Shariful Alamshah pada tahun 1901," kata Nurdin Syam selaku pengurus BKM Masjid Sulaimaniyah Pantai Cermin.
Di prasasti Masjid Sulaimaniyah Pantai Cermin, termaktub jelas setelah masjid didirikan ditunjuklah Baginda Datuk Godang selaku kuasa Nazir. Kemudian oleh Dewan Nazir wakaf Sultan Serdang ditunjuk Tuan H. Karimmudin, dan sejak 1996 kuasa Nazir dipegang oleh Tuan Wan Adam Nuch Alhaj.
Baca Juga: Uniknya Masjid Sultan Riau Penyengat, Berbalut Kuning Telur