Mengenal Tari Sigale-gale, Pengiring Upacara Kematian di Samosir
Konon sudah ada sejak ratusan tahun lalu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times- Sumatra Utara kaya akan budayanya. Apalagi ada beragam suku. Salah satunya budaya Tari Sigale-gale.
Tarian ini merupakan salah satu kesenian tradisional masyarakat suku Batak, di Samosir. Tarian Sigale-Gale ini telah menjadi ikon pariwisata dari Provinsi Sumatera Utara secara umumnya. Dan untuk wilayah Samosir secara khususnya.
Sigale-Gale sendiri merupakan sebuah boneka berbentuk manusia. Boneka ini dapat digerakkan, dan menari dengan diiringi musik tradisional. Tarian ini biasanya sering ditampilkan pada berbagai acara adat. Untuk lebih mengenal Tari Sigale-Gale, terdapat beberapa fakta menarik berikut ini tentang Sigale-gale.
Baca Juga: Mengenal Rumah Adat Bolon Suku Batak di Sumatra Utara
1. Sejarah Tari Sigale-Gale
Dikutip dari Rumah belajar Kemdikbud, Boneka Sigale-gale sudah ada sejak 400 tahun yang lalu. Ceritanya, ada seorang raja di Huta Samosir memiliki seorang anak laki-laki.
Raja dari Samosir itu memerintahkan anaknya yang bernama Manggale melakukan perlawanan untuk merebut daerah di sekitarnya. Namun Manggale tewas dalam pertempuran itu. Sang raja pun bersedih dan terpukul karena Manggale adalah satu-satunya pewaris keturunan dari raja tersebut
Sang Raja jatuh sakit karena memikirkan sang anak. Untuk mengobati kesedihan sang raja, para penasihat membuatkan patung kayu menyerupai wajah anaknya. Kemudian dilakukan upacara pemanggilan arwah dari anak raja tersebut. Patung itu lalu ditunjukkan kepada sang raja yang akhirnya kembali bergembira dan sembuh.
Baca Juga: Mengenal Garantung, Alat Musik Tertua di Batak Toba