Dagangan Tak Laku, Pelaku UMKM Lokal Ribut di Lokasi F1H2O

Warga juga komplain tidak banyak dilibatkan

Toba, IDN Times - Keributan terjadi di venue F1H20 Danau Toba di Kecamatan Balige, Kabupaen Toba, Sumatra Utara, Jumat (24/2/2023). Sejumlah pelaku usaha di seputaran Pelabuhan Mulia Raja Napitupulu protes soal pembatasan akses pengunjung ke arah venue.

Pembatasan itu dilakukan tim pengamananaan pada sejumlah titik. Keributan itu terjadi di depan gerban masuk menuju media centre F1H2O. Imbas dari pembatasan akses pengunjung berdampak pada usaha mereka. Orang yang membeli menjadi sepi.

“Di sana ditutup di sini ditutup. Kami yang di sini gak dimanfaatkan,” ujar seorang perempuan pelaku usaha di sana.

1. Pembatasan bikin usaha masyarakat tidak laku

Dagangan Tak Laku, Pelaku UMKM Lokal Ribut di Lokasi F1H2OPelaku UMKM ribut di lokasi F1H2O (Dok.Istimewa)

Walentina Situmorang mengaku usahanya tidak mengalami peningkatan. Sehingga mereka marah ketika ada pembatasan pengunjung yang masuk ke kawasan venue.

“Kenapa lah harus ditutup aksesnya. Kami yang di dalam jualan hak laku. Suami saya saja mau masuk sempat gak diizinkan tadi,” kata Walentina yang membuka usaha souvenir.

 

Baca Juga: Puan dan Erick Thohir Berharap Pariwisata Terdongkrak Berkat F1H2O

2. Pelibatan masyarakat dinilai masih minim

Dagangan Tak Laku, Pelaku UMKM Lokal Ribut di Lokasi F1H2OPelaku UMKM ribut di lokasi F1H2O (Dok.Istimewa)

Walentina juga kecewa dengan Pemkab Toba. Mereka diiming-imingi terlibat dalam pelaksanaan F1 Powerboat. Namun ternyata itu bohong.

“Kita menerima perkembangan. Kita berlapang dada. Anak anak kami sebulan dilatih di Medan. Tapi tidak ada yang diberdayakan,” katanya.

Walentina menjadi salah satu dari sekian warga yang harus pindah dari kawasan karena pembangunan venue. Rumahnya diganti rugi Rp50 an juta. Namun tanah mereka belum.

“Mereka bilang itu tanah pemerintah. Sementara itu tanah adat. Sesuai putusan tahun 1954 itu tanah Keturunan Raja Mulia Napitupulu,” ungkapnya.

Persoalan mereka tidak dilibatkan di dalam event, sudah disampaikan ke Bupati Toba. Namun sama sekali tidak mendpat tanggapan.

3. Bupati Toba klaim soal pendapatan masyarakat bakal meningkat

Dagangan Tak Laku, Pelaku UMKM Lokal Ribut di Lokasi F1H2OPembalap F1H2O Bartek Marszałek dari Tim Stromoy Racing memacu perahunya dalam sesi latihan bebas di Danau Toba, Jumat (24/2/2023). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Di lokasi, penyelenggara memang memberlakukan rekayasa lalu lintas. Penyekatan juga diperketat di beberapa titik.

Bupati Toba Poltak Sitorus mengaku, rekayasa lalu lintas sudah dipertimbangkan secara matang bersama Polda Sumut. Penutupan jalan tersebut dilakukan untuk mencegah kemacetan juga untuk mendongkrak manfaat ekonomi masyarakat di sekitar Balige khususnya di sekitar venue.

Dengan penutupan jalan ini, penonton F1H2O harus berjalan sekitar 1-3 kilometer dan bisa menikmati stand-stand UMKM yang ada di sepanjang jalan.

"Memang warga di sini banyak yang kaget dan belum terbiasa dengan rekayasa lalu lintas ini. Namun memang begitulah kondisi terbaiknya.
Di event-event internasional itu biasa jika penonton jalan 2-3 kilometer jalan kaki," ujarnya.

Menurutnya, pada event ini warga akan merasakan manfaatnya terutama dalam hal peningkatan pendapatan ekonomi.

Baca Juga: Kualifikasi F1H2O Danau Toba Ditunda, Simak Analisis BMKG

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya