Buntut Kisruh di SPBU, Oknum Tentara Diduga Aniaya Warga di Karo

Banyak orang alami luka-luka!

“Langsung dihajar semua. Dibogem semua. Mamak-mamak trauma. Serangan mereka itu membabi buta,” ujar Rudi (Bukan nama sebenarnya) menceritakan saat sejumlah oknum TNI masuk ke kampung mereka di Desa Merek, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Senin (20/4) malam.

Rudi yang menjadi sumber terpercaya IDN Times tidak berani mengungkap identitasnya. Dia masih takut dan trauma mengingat insiden yang terjadi sekira pukul 23.00 WIB itu.  

“Seperti menangkap teroris”. Ungkapan rudi kembali menggambarkan mencekamnya desa mereka malam tadi. Bahkan sampai hari ini, sejumlah warga belum mau pergi ke ladang. Meskipun beberapa sudah memberanikan diri.  

Begitu para prajurit TNI masuk menggunakan truk, warga yang tidak tahu menahu langsung berhamburan. Kaum ibu yang berada di rumah semua histeris ketakutan. Para prajurit juga mengenakan seragam lengkap.

1. Kepala desa juga menjadi korban penganiayaan oknum TNI

Buntut Kisruh di SPBU, Oknum Tentara Diduga Aniaya Warga di KaroIlustrasi. IDN Times/Sukma Shakti

Saat kericuhan terjadi, Kepala Desa Merek mencoba menenangkan prajurit yang hendak menganiaya warga. Namun saat itu dia juga kena imbas. Menurut sumber IDN Times, Kepala Desa juga dihajar.

Kepala Desa itu langsung dibawa polisi ke rumahnya. Sementara para oknum prajurit terus menghajar warga. Jumlah korban belum diketahui pasti. Namun menurut sumber di lapangan paling tidak ada 10 warga yang terluka.

Para warga pun menuntut agar para oknum prajurit yang terlibat penganiayaan terhadap warga dipecat. Apalagi warga yang tidak tahu menhau kejadian sesungguhnya tapi malah jadi korban.

Baca Juga: Gelombang Kedua Pendaftaran Kartu Prakerja Dibuka, Ini Cara Daftarnya

2. Kericuhan itu diduga dipicu dari keributan di SPBU

Buntut Kisruh di SPBU, Oknum Tentara Diduga Aniaya Warga di KaroIlustrasi penganiayaan (IDN Times/Sukma Sakti)

Informasi di kalangan warga menyebut, jika TNI mendatangi desa mereka karena keributan yang terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) setempat. Saat itu diduga sejumlah pemuda membuat keributan. Sehingga, pihak SPBU memanggil salah seorang prajurit TNI dari Yonif 125/Simbisa.

Saat prajurit itu datang ada satu orang yang dibawa ke dalam toilet SPBU. Bahkan, pemuda itu sempat ditodong dengan benda diduga senjata api oleh seorang oknum prajurit.

Merasa tak terima, pemuda itu mengadu ke orangtuanya di desa. Kemudian sekelompok orang kembali lagi ke SPBU untuk mencari prajurit itu. Pertikaian pun terjadi. Prajurit itu dikeroyok warga.

Setelah pengeroyokan, prajurit itu di bawa ke Polsek setempat. Di sana kepala desa dan aparat terkait mencoba mendinginkan suasana bersama kepolsian. Namun selang beberapa saat, Sejumlah aparat TNI malah merangsek masuk ke desa.

“Kondisinya mencekam dari tadi malam. Sampai tadi pagi baru berani keluar rumah,” ungkap Rudi.

3. Kodam I/Bukit Barisan sudah melakukan penyelidikan insiden ini

Buntut Kisruh di SPBU, Oknum Tentara Diduga Aniaya Warga di KaroIlustrasi (Dok. Pendam VI/Mulawarman)

Kepala Penerangan Kodam I/Bukit Barisan Kolonel Inf Zeni Djunaidhi saat dikonfirmasi membenarkan adanya insiden di Desa Merek. Dia berharap, persoalan itu tidak dibesar-besarkan supaya tidak memperkeruh suasana.

Pihaknya juga tengah melakukan penyelidikan terkait insiden yang terjadi. Termasuk dugaan pengeroyokan terhadap prajurit TNI di SPBU.

“CCTV di SPBU juga ada. Sudah diambil Polres,” kata Zeni lewat sambungan telepon kepada IDN Times.

4. Suasana di desa sudah berangsur kondusif

Buntut Kisruh di SPBU, Oknum Tentara Diduga Aniaya Warga di KaroPihak TNI, polisi dan warga Desa Mereka melakukan koordinasi terkait kericuhan yang terjadi (Istimewa)

Zeni juga memastikan situasi di Desa Merek sudah terkendali. Beberapa pihak terkait juga sudah bermusyawarah untuk meluruskan kejadian itu.  

“Seiring waktu, kita tetap melakukan pendalaman, pengecekan ke lapangan terhadap pelakunya. Kita butuh waktu untuk mengurai. Saat ini dimediasi supaya tidak memperkeruh suasana,” ujarnya.

Zeni juga kurang sepakat jika kejadian tadi malam dikatakan penyerangan TNI kepada warga. Seperti yang dinarasikan di sejumlah media sosial.

“Tidak ada kata serang-serangan . Hanya masalah salah paham sehingga terjadi keributan,” tukasnya.

5. Kekerasan TNI terhadap warga desa harus tetap diusut untuk memberikan rasa keadilan

Buntut Kisruh di SPBU, Oknum Tentara Diduga Aniaya Warga di KaroIlustrasi TNI (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Terpisah, tindakan TNI yang dianggap brutal mendapat tanggapan dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatera Utara. Koordinator Badan Pekerja KontraS Sumut Amin Multazam Lubis mengatakan, TNI jangan sampai terlalu cepat dalam menyimpulkan masalah. TNI harus melakukan penyelidikan kasus secara mendalam.

“Tetap saja peristiwa kekerasan yang menimpa banyak orang itu harus diusut. Saluran hukumnya harus diberikan kepada mereka. Khususnya kepada korban yang tidak mengerti apa apa dengan masalah itu. Tidak terlibat dengan kejadian yang pertama kali. Tapi malah menjadi korban. Akses mereka terhadap keadilan harus dibuka,” ungkap Amin.

Evaluasi terhadap pengawasan prajurit, kata Amin, harus dilakukan secara tegas. Jika ada prajurit yang melenceng harus langsung ditindak.

“Hari ini TNI merasa jadi korban karena anggotanya dipukuli. Sedangkan masyarakat yang merasa tidak bersalah, juga menjadi korban. Karena kampungnya diduga diserang. Kami berharap ada enyelesaian yang terbaik. Bukan dengan menutup kasus ini. Penyelesian harus tetap menjunjung tinggi aspek hukum dan keadilan. Baik bagi si-TNI yang menjadi korban. Juga masyarakat yang menjadi korban,” pungkas mantan aktifis HMI itu.

Baca Juga: [UPDATE] Pasien COVID-19 yang Sembuh di Sumut Bertambah 8 Orang

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya