Pengamat: Belajar Daring Bikin Indonesia Kehilangan Generasi Penerus
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Pandemik COVID-19 belum menunjukkan tanda-tanda berakhir hingga kini. Semua sektor terdampak akibat pandemik ini, termasuk pendidikan.
Ya, tak bisa dimungkiri semenjak adanya pandemik ini, proses belajar mengajar diterapkan secara daring (online). Melihat hal itu, Pengamat pendidikan Kota Medan, M Rizal Hasibuan menyebutkan kelemahan dari sistem pembelajaran tersebut.
Menurutnya, tanpa adanya belajar tatap muka di masa pandemik COVID-19 ini, maka akan mengalami kehilangan generasi penerus.
"Jika di dalam kondisi keterpurukan begini, tanpa ada belajar tatap muka, kita kehilangan generasi. Sangat disayangkan anak-anak didik kita melakukan pembelajaran tatap muka dan mengalami kemunduran karena pembelajaran daring itu penuh dengan kelemahan. Jadi kita belum terbiasa," ucapnya, Senin (17/5/2021) sore.
Baca Juga: 5 Tahanan BNNP Sumut Kabur, Petugas Dianiaya dan Disiram Air Cabai
1. Tenaga pendidik dan siswa yang belum terbiasa dengan pembelajaran daring menjadi kaku
Ia juga menilai, kondisi ini membuat tenaga pendidik dan siswa yang belum terbiasa dengan sistem pembelajaran daring menjadi kaku.
"Pandemi ini kan kejadian yang luar biasa dan tidak kita harapkan. Jadi semua tenaga pendidik, guru dan siswa belum pernah mengalami hal yang sama, akhirnya menjadi kaku hingga kita mengalami kemunduran," ujarnya.
2. Berharap pemerintah berani membuka kembali kelas belajar tatap muka
Dalam hal ini, ia berharap pemerintah berani untuk membuka kembali kelas belajar secara tatap muka.
"Tidak setuju dengan daring ini, School From Home (SCH). Jadi pembelajaran kita itu harusnya tatap muka, itu harapan kita," katanya.
3. Pandemik sudah setahun, kita sudah belajar sebenarnya untuk menyesuaikan diri
Rizal berharap pada semester ini, tepat di Juli, penerapan pembelajaran tatap muka dapat berjalan tentunya dengan modifikasi dan harus ada simulasi di awal.
"Kemudian dilakukan protokol kesehatan dengan kapasitas sekolah dan lainnya. Ini harus di terapkan. Walaupun memang, pembelajaran tatap muka ini diselaraskan dengan penggunaan daring," katanya.
"Kita sudah mengalami COVID-19 ini sudah setahun lebih, kita sudah belajar sebenarnya untuk menyesuaikan diri. Karena sebenarnya manusia termasuk yang paling mudah menyesuaikan diri," pungkasnya.
Baca Juga: Hari Buku Nasional, Penggiat Buku: Beli Buku Asli, Bukan Bajakan