Malam Solidaritas Rempang, Ini 5 Tuntutan Gabungan Komunitas di Sumut

Mengutuk keras terjadinya bentrokan di Rempang

Medan, IDN Times - Gejolak warga Pulau Rempang, Kepulauan Riau dengan aparat kepolisian atas penolakan pembangunan kawasan Rempang Eco-City memantik keprihatinan warga Sumatra Utara. Warga terancam terusir dari tanah leluhurnya yang akan disulap jadi kawasan bisnis dengan investasi sebesar Rp381 triliun.

Bentuk solidaritas, berbagai komunitas di Sumut mengadakan malam solidaritas untuk Pulau Rempang di Roman Kopi, Kamis (14/9/2023) malam. Aksi ini diinisiasi oleh DPD KNPI Sumut, Sekolah Kebangsaan Pemuda Indonesia (SKPI), DPW Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia, Komunitas Peduli Pelayanan Publik, Komunitas Musik The Bamboes, Aliansi Masyarakat Sumut Bersih. Ada juga Forum Warga Peduli Petisah, Aliansi Mahasiswa Peduli Hukum, Asistensi Pemuda Peduli Bencana Sumut, Persaudaraan Pemuda Islam Sumut, hingga Gerakan Pemuda Islam Indonesia.

1. Sesalkan tragedi di Pulau Rempang bentrok polisi dengan warga

Malam Solidaritas Rempang, Ini 5 Tuntutan Gabungan Komunitas di SumutDiisi oleh penampilan yang gandrung perjuangan (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Apri selaku penggagas sekaligus Ketua umum Aliansi Masyarakat Sumatra Utara Bersih menyesalkan terjadinya bentrokan di Rempang. Ia menyebutkan jika acara solidaritas ini dibentuk atas dasar keprihatinan kawan-kawan komunitas di kota Medan.

"Kita meminta kepada aparat penegak hukum dan pemerintah pusat kiranya dapat memberikan perhatian khusus tentang peristiwa yang kita anggap sangat kejam ini. Sebagai warga negara kita juga meminta kepada seluruh rakyat Indonesia agar lebih waspada karena saya melihat dan memandang banyak terjadi tragedi persoalan tanah di Indonesia," ujar Apri.

Pria yang aktif pada kegiatan-kegiatan sosial ini juga meminta kepada para aktivis untuk bersatu menjaga kedaulatan bangsa. Tidak hanya berteriak "NKRI harga mati" namun juga senantiasa mewaspadai gerakan-gerakan yang dapat memecah belah bangsa Indonesia. Apri juga secara tegas menginginkan pemerintah dan penegak hukum hendaknya dapat memperlakukan seluruh masyarakat secara manusiawi.

Tak hanya diisi oleh agenda diskusi dan membeberkan pandangan umum, aksi solidaritas ini juga menyajikan live music dan panggung puisi. The Bamboes, salah satu yang tampil membawakan lagu yang gandrung akan perjuangan turut menyampaikan pandangannya terkait peristiwa Rempang.

"Kami The Bamboes, mendukung aksi ini dan mengutuk tindakan represif aparat kepada masyarakat Rempang. Ibu Pertiwi sedang dirundung duka saat ini," ujar salah satu personil The Bamboes.

Baca Juga: Kasus Rempang, Isu Ruang Hidup Masyarakat Adat Jadi Perhatian

2. Relokasi dinilai tidak bisa menjamin kemauan masyarakat Rempang

Malam Solidaritas Rempang, Ini 5 Tuntutan Gabungan Komunitas di SumutLadang luas yang ada di Sembulang, Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Senin (21/8/2023) yang nantinya akan menjadi kawasan ekonomi. (ANTARA FOTO/Teguh Prihatna)

Abdul Jalil Ritonga dari Jaringan Pemuda Remaja Masjid Sumatra Utara dan juga aktor dari aksi solidaritas ini, berpendapat jika bentrokan yang melibatkan aparat kepolisian dengan masyarakat adalah hal yang harus disesalkan.

"Tentu persoalannya adalah masalah adanya masyarakat yang belum menerima dilaksanakannya kegiatan yang sifatnya investasi dalam negeri. Mungkin dalam hal ini kita hanya menyesalkan kejadian bentrokan antara masyarakat dan aparat yang seharusnya tidak terjadi. Masih bisa diambil langkah persuasif atau musyawarah mufakat. Tidak harus terjadi bentrokan. Kita menyesalkan bentrokan ini dan harus segera diusut tuntas," kata Abdul Jalil.

Ia juga berpendapat jika agenda bisnis dan investasi dapat memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, pasti masyarakat akan menerima dengan baik. Jika masyarakat Rempang tidak dapat menerimanya, Abdul Jalil menyarankan Pemerintah harus mencari solusi agar tidak ada hang dirugikan sehingga negara ini menegakkan asas keadilan.

"Kita melihat masyarakat menolak dilakukannya relokasi. Mungkin ada hal-hal yang tidak sesuai. Selama ini mereka hidup dengan budaya mereka di pulau itu, bekerja di pulau itu, berpenghasilan dari pulau itu, mungkin mereka menganggap harus direlokasi ke sesuatu yang mereka belum memahami pola hidupnya. Tidak ada jaminan juga bahwa relokasi itu sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Kami mengira perlu ada komunikasi lebih lanjut. Kalau bagi saya pribadi khususnya, jika memang itu merugikan masyarakat tak perlu harus dilakukan. Untuk apa kita melakukan investasi di negara ini kalau masyarakatnya sendiri dirugikan? Kita tidak tahu ujung pangkalnya di sini siapa yang diuntungkan dan siapa yang bersorak-sorai gembira atas peristiwa yang terjadi," lanjut Abdul Jalil.

3. Merumuskan tuntutan dari aksi solidaritas untuk Rempang

Malam Solidaritas Rempang, Ini 5 Tuntutan Gabungan Komunitas di SumutPembacaan tuntutan yang dirumuskan dari aksi solidaritas untuk Pulau Rempang (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Aksi ini turut diwarnai pandangan umum dan pernyataan sikap. Setidaknya ada 5 tuntutan yang mereka rumuskan. Di antaranya adalah menyesalkan terjadinya bentrokan antara aparat keamanan dengan kelompok masyarakat Melayu di Pulau Rempang dan Galang yang dinilai mencederai nilai-nilai kemanusiaan, setelah itu meminta dan mendesak pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengedepankan cara damai dengan tidak menggunakan cara represif dan intimidatif kepada masyarakat yang mempertahankan haknya.

Kemudian mereka meminta kepada pihak-pihak yang terlibat untuk menahan diri yang selanjutnya harus mengedepankan  asas musyawarah mufakat dan menjunjung adat istiadat. Mereka juga menginginkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah dalam hikmah kebijaksanaan dan berkeadilan serta melindungi hak-hak masyarakat di pulau Rempang dan Galang.

Terakhir, mereka sangat mendukung investasi dan pembangunan di segala bidang di seluruh wilayah Indonesia demi kemajuan bersama untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

"Aksi solidaritas ini sebagai representasi kepedulian kami para pemuda dan mahasiswa kepada masyarakat Rempang. Saya berharap seluruh masyarakat di Sumut atau Indonesia agar lebih peduli terhadap situasi ini dan tidak terjadi lagi bentrokan atau peristiwa yang dapat merugikan semua pihak," pungkas Abdul Jalil.

Baca Juga: Taba Iskandar: Warga Rempang Ketakutan Menunggu 28 September

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya