TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Alat Rapid Antigen Bekas di Kualanamu, Kimia Farma Belum Minta Maaf

Kimia Farma mengklaim itu ulah oknum karyawan

Warga mengikuti rapid tes antigen di Rest Area KM 19 Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/12/2020). Rapid tes gratis yang diselenggarakan oleh kepolisian itu bertujuan untuk menekan angka penyebaran COVID-19 di masa mudik Natal dan tahun baru (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Deli Serdang, IDN Times – Kimia Farma memberikan tanggapan atas kasus dugaan penggunaan stick brush bekas untuk mengambil sampel rapid antigen yang terungkap di Bandara Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara. Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika Aidil Fadhilah Bulqini mengatakan, kasus itu merupakan kesalahan oknum karyawannya.

Aidil mengatakan jika selama ini pihaknya sudah menetapkan standar operasional prosedur. Tindakan yang dilakukan oknum tersebut dinilai sudah melanggar SOP.

"Dugaan penggunaan secara berulang alat satu kali pakai adalah murni inisiatif oknum karyawan PT Kimia Farma Diagnostika. Kami punya SOP yg tidak mentolerir penggunaan alat medis ini secara berulang. SOP penting dalam memberikan pelayanan kepada pasien," ucap Adil dalam kenferensi pers di Bandara Kualanamu, Rabu (28/4/2021) petang.

Baca Juga: Gunakan Alat Tes Bekas, Petugas Rapid Antigen di Kualanamu Ditangkap

1. Kimia Farma enggan minta maaf, masih menunggu hasil penyelidikan polisi

Petugas medis melakukan tes cepat (rapid test) kepada calon penumpang Kereta Api (KA) di Stasiun Tegal, Jawa Tengah, Senin (21/12/2020) (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Kimia Farma, mendukung upaya penegakan hukum kepada para oknum yang diduga terlibat. Pihaknya juga belum mau melakukan permintaan maaf kepada masyarakat. Pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan kepolisian.

"Kami belum menyampaikan permintaan maaf karena ini belum terbukti bersalah. Masih masih dalam penyelidikan kepolisian tahap penyidikan polda Sumut. Jika terbukti bersalah secara pidana, kami mendorong pihak penyidik mengusut tuntas kasus itu,” ungkapnya.

2. Laboratorium Kimia Farma di Medan ditutup

Warga mengikuti rapid tes antigen di Rest Area KM 19 Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/12/2020). Rapid tes gratis yang diselenggarakan oleh kepolisian itu bertujuan untuk menekan angka penyebaran COVID-19 di masa mudik Natal dan tahun baru (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Soal penggunaan alat usap atau engambilan sampel itu, kata Adil sebenarnya tidak memiliki nilai materi. Lantaran, tobngkat pengambilan sampel itu dikemas dalam satu paket dengan alat pendukung lainnya seperti kaset yang digunakan untuk wadah menampung cairan penguji sampel yang memberikan hasil tes.

Selama ini juga, kata Aldi, seluruh alat yang digunakan sudah diuji secara klinis melalui uji komparasi di Laboratorium PT Kimia Farma Diagnostika yang berada di kantor pusat. Uji terhadap kit rapid tes ini juga disesuaikan dengan hasil antara rapid antigen maupun Swab PCR.

Imbas dari kasus ini juga laboratorium kimia farma Medan Kartini ditutup sementara terkait kasus itu. "Yang diamankan pihak polda ada pegawai tetap dan tidak tetap. Sudah pasti ada tugas yang diberikan oleh perusahaan. Yang diamankan 7 orang, 5 orang dari laboratorium kimia farma medan kartini, 1 kepala layanan merangkap bisnis manager dan 1 office boy," ucapnya. 

Baca Juga: Dugaan Rapid Test Bekas di Kualanamu, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Berita Terkini Lainnya