TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kapolda Agus: Mau Rusuh saat Pelantikan Jokowi, Keluar Aja dari Negara

Bakal ada aksi unjuk rasa di Sumut

IDN Times/Prayugo Utomo

Karo, IDN Times - Pelantikan Presiden periode 2019-2024 tinggal menghitung hari. Di Ibu Kota Jakarta, pengamanan mulai diperketat.

Kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung, MPR menjadwalkan pelantikan Joko Widodo - Ma’ruf Amin bakal dimulai pukul 14.00 WIB. Karena saat pagi hari masih banyak warga Nasrani yang beribadah.

Di sejumlah daerah, kepolisian melarang adanya gelombang unjuk rasa. Beredar kabar masih terkait soal revisi sejumlah Undang-undang yang masih berpolemik.

Bagaimana persiapan pengamanan di Sumatera Utara? Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto, sudah menyiapkan pengamanan. Dia berharap masyarakat bisa menjaga ketertiban umum.

Baca Juga: Disebut Bakal Masuk Kabinet Kerja Jilid II, Ini Jawaban Luhut

1. Hasil analisis Polda menunjukkan ada gelombang unjuk rasa

IDN Times/Musthofa Aldo

Irjen Agus tidak menyinggung soal pelarangan unjuk rasa seperti yang ada di berbagai daerah. Pihaknya juga mendeteksi ada gelombang unjuk rasa di Sumut. Namun dia tidak mendetailnya.

“Yah kalau unjuk rasa masih ada. Tapi yang terkait dengan itu (pelantikan) Insya Allah sampai saat ini masih bisa kita komunikasikan. Apa alasannya lagi. Semua sudah diakomodir. Gunakan jalur hukum sebagai cara menyelesaikan menyelesaikan perbedaan pendapat,” kata Agus di sela kegiatan di Kabupaten Karo, Selasa (15/10) siang.

2. Minta jangan permasalahkan lagi perbedaan pilihan

Dok.IDN Times/Biro Pers Kepresidenan

Kata Agus, pelantikan presiden adalah titik klimaks demokrasi penentuan pemimpin. Hasilnya sudah ditetapkan. Kata dia masyarakat harus menghargai perbedaan.

“Sekarang ini sudah terpilih Siapa presiden kita. Beliau (Jokowi) juga bukan merupakan presiden presiden dari 01, tapi presidennya semua warga negara Indonesia. Kalau mau bertarung lagi nanti 5 tahun lagi,” ungkapnya.

Agus tampaknya tak mentolerir soal kericuhan karena perbedaan pendapat. Dia tak ingin ada segelintir oknum yang mengatasnamakan masyarakat untuk melegalkan kerusuhan.

“Kalau memang mau rusuh keluar saja dari negara ini,” tegasnya.

Dia berharap bisa saling menghargai perbedaan.

“Sebaiknya bawa kita hormati silent majority ini, lebih banyak pada mereka. Jadi jangan merasa mereka mengatasnamakan rakyat. Padahal belum tentu rakyat yang mana dia,” tukasnya.

Baca Juga: Dari Patung Kuda ke Istana, Jokowi dan Ma'ruf akan Diarak

Berita Terkini Lainnya