TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gas SMGP Diduga Bocor, Bupati Madina Minta Perusahaan Relokasi Warga

Walhi: PT SMGP diduga merusak lingkungan

Warga yang menjadi korban kebocoran gas di Madina diboyong ke rumah sakit, Minggu (6/3/2022) petang. (Istimewa)

Mandailing Natal, IDN Times – Kebocoran saluran gas PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di Desa  Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara, Minggu (6/3/2022) petang bukanlah kali pertama terjadi. Tercatat, insiden yang sama juga pernah terjadi pada Januari 2021.

Sebanyak lima orang meninggal dunia dalam kejadian itu. Puluhan warga sempat dirawat dirawat  di rumah sakit. Ratusan lainnya  mengungsi.

Dalam kejadian teranyar, warga disebut keracunan gas Hidrogen Sulfida (H2S) diduga dari aktivitas PT SMGP di wellpad AAE yang beroperasi di kawasan Banjar manggis, Desa Sibanggor Julu.

Baca Juga: Gas PT SMGP Diduga Bocor, Jumlah Korban Disebut Lebih dari 50 Orang

1. Bupati Madina pertanyakan soal monitoring keselamatan operasional PT SMGP

Bupati Mandailing Natal, Jafar Sukhairi dan Wakil Bupati Mandailing Natal, Atika (Dok. IDN Times)

Operasional PT SMGP patut dipertanyakan keamanannya. Pemerintah harus turun tangan melakukan evakuasi dan mengambil langkah tegas. Sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali.

Belum diketahui pasti, apakah kejadian teranyar adalah faktor kelalaian perusahaan atau alam.

“Kalau informasi dari pihak SMGP,  ketika terjadi pengeboran, SOP-nya kan warga dikasih tahu agar waspada, hati-hati. Namun, infonya bahwa mereka tidak tahu juga apakah itu faktor kelalaian, apakah faktor di luar kendali, ternyata ada gas H2S yang katanya tingkatannya agak rendah. Namun kenapa warga kita bisa sesak,” ujar Bupati Mandailingnatal Muhammad Jafar Sukhairi Nasution, Minggu (6/3/2022) malam.

2. Relokasi jadi salah satu pilihan solusi, PT SMGP diminta tanggung jawab

Ilustrasi aktivitas geothermal (Burkni Palsson)

Bupati Jafar meminta PT SMGP bertanggung jawab penuh atas insiden yang terjadi. Apalagi kejadian ini bukan hanya sekali. Relokasi warga menjadi pilihan solusi.

“Kalau kami dari pemerintah daerah barangkali  perlu dipertimbangkan juga bahwa relokasi warga sehingga insiden itu akan terjadi tidak makan korban lagi,” kata Jafar.

Sampai saat  ini, ada 58 warga yang menjadi korban keracunan gas Minggu petang. Sebanyak 13 orang di antaranya dilaporkan masih berusia anak-anak.

Mereka menjalani perawatan di RSUD Panyabungan dan Rumah Sakit Permata Madina. Sebagian pasien dikabarkan sudah pulang ke rumah. Sampai saat ini, belum ada informasi resmi dari pihak PT SMGP ihwal  kebocoran gas yang meracuni warga itu.

Baca Juga: Gas PT SMGP Bocor Lagi, Sejumlah Warga Dilarikan ke ke RS

Berita Terkini Lainnya