TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tuah Deli, Lembaga yang Abdikan Diri Sebagai Pelestari Budaya Melayu

Ajak masyarakat jaga budaya Melayu

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Medan, IDN Times - Kebudayaan melayu harus terus dilestarikan di tengah perkembangan zaman ini. Salah satu yang giat menjaganya adalah Lembaga Budaya Melayu (LBM) Tuah Deli. 

Tuah Deli menaungi para pemuda-pemuda Melayu. OK Aprizal, pendiri Tuah Melayu menuturkan cita-cita Tuah Deli adalah menginginkan kembali harkat martabat bangsa Melayu di Tanah Sumatera.

"Adat Bersendikan Sarak, Sarak Bersendikan Kitabullah."  Begitulah peribahasa yang dipedomani dalam pendirian Lembaga Budaya Melayu Tuah Deli.

Baca Juga: Punya View Keren! 5 Spot Camping Ini Bisa Jadi Pilihan Millennial 

1. Hingga kini, Tuah Deli mengabdikan diri sebagai pelestari Bangsa Melayu

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Hingga kini, Tuah Deli mengabdikan diri sebagai pelestari Bangsa Melayu. Dengan melakukan pendekatan yang diawali dengan silat dan bermuara pada ekonomi kerakyatan.

"Tuah itu kan bermakna bertuah, diberkahi atau diberi rezeki kepada orang-orang tertentu. Kemudian kita sandingkan dengan kebesaran Kesultanan Deli memimpin Medan pada zaman dulu yang dikenal dengan rempah-rempah tembakaunya. Kita sandingkan kedua kata itu," ujar Aprizal.

2. Berawal dari organisasi silat Tuah Deli

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Aprizal juga bercerita pengalamannya yang bertemu kerabat sesama Suku Melayu, yang menyandang gelar Tengku, Wan, OK dan lain-lain.

Di mana kala itu, mereka yang dikenal dengan kebangsawanannya, justru tergerus di era ekonomi global. Sementara dirinya hanya aktif mengajar di silat Melayu.

Berhasil lebih dulu membangun organisasi Silat Tuah Deli, Amrizal ajak teman-temannya mendirikan Lembaga Budaya Melayu Tuah Deli yang akhirnya dikukuhkan pada 21 Februari 2019 di Istana Maimun, Medan.

"Saya pernah berkunjung ke rumah kerabat. Saya bertanya ke mana istrinya. Kata teman saya, istrinya sedang mencuci. Alih-alih yang saya tahu istrinya bekerja mencuci di rumah orang lain. Padahal di satu sisi, sang tersemat gelar bangsawan Melayu," katanya.

3. Tuah Deli berbenah dan memiliki divisi-divisi pengabdian

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Saat ini, Aprizal juga menyadari bagaimana cara membangun ekonomi sesama anak melayu, sembari menegaskan kehadiran Tuah Deli bukan bermaksud mengelompokkan atau SARA.

"Kita bukan ingin memecah-mecahkan bangsa dengan keberadaan Tuah Deli, namun lebih bagaimana kita menggandeng saudara-saudara kita sesama Melayu maupun tidak Melayu ikut membangkitkan diri menghadapi pasar saat ini," tuturnya.

Melihat hal itu, Tuah Deli berbenah dan memiliki divisi-divisi pengabdian seperti Tuah Melayu Serumpun yang menjadi bagian menangani informasi sejarah Melayu, Silat Tuah Deli, Laskar Rajawali, Barisan Muda Melayu Tuah Deli bahkan Lembaga Bantuan Hukum Tuah Deli.

4. Harapannya akan membantu memberikan penerangan-penerangan hukum kepada sesama anak Melayu

Pixabay.com/Muna Waroh

Dengan terkumpulnya divisi tersebut, harapannya akan membantu memberikan penerangan-penerangan hukum kepada sesama anak Melayu.

Meski tergolong muda dalam keorganisasian, Lembaga Budaya Melayu Tuah Deli ini nantinya akan membangun ekonomi masyarakat.

"Organisasi itu dinamai Tuah Melayu Serumpun (TMS) yang nantinya akan menggandeng pengrajin-pengrajin lokal untuk mengkreasikan cenderamata dan suvenir khas Melayu," ujar Aprizal.

Baca Juga: Yuk Keliling Danau Toba Naik Kapal Wisata Khas Batak, Segini Tarifnya

Berita Terkini Lainnya