TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Torang Sitorus, Bicara Ulos dan Aksi Sosial di Sumatra Utara

Pameran ulos untuk wujudkan ambulans gratis di Sumut

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Medan, IDN Times - Torang Sitorus, desainer asli Batak yang bertekad menutup tahun 2022 dengan baik. Salah satunya, menghadirkan ambulans gratis untuk kepentingan masyarakat di Sumatra Utara. Tekad tersebut diungkapkan Torang di acara Fashion Exhibition bertema “The Light of Hope”, di Atrium Cambridge Mall.

“Itu tekad sekaligus harapan saya, menghadirkan ambulans gratis untuk masyarakat Sumatra Utara,” kata Torang, Rabu (23/11/2022).

1. Pameran ulos untuk wujudkan ambulans gratis di Sumut

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Diungkapkan pria penggagas Medan Fashion Culture Festival (MFCF) berskala nasional tersebut, ambulans yang rencananya akan tersedia pada awal 2023, akan dikelola secara profesional.

“Akan ada call center. Siapa saja yang membutuhkan, bisa menggunakan ambulans ini. Nanti yang kelola akan saya tunjuk, tetap di bawah pantauan saya,” ungkapnya.

Torang mengatakan Fashion Exhibition bertema “The Light of Hope” ini juga salah satu upayanya untuk mewujudkan keinginannya menyediakan ambulans gratis untuk masyarakat di Sumatra Utara. 

2. Wastra batak khususnya Sumatra Utara tetap terjaga tanpa meninggalkan khasnya

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Sebagai desainer tenun ulos, Torang yakin melalui acara-acara yang digelarnya akan mampu membuat ulos mendunia. Apalagi, saat ini wastra terbaik di dunia adalah ulos Indonesia. “Dari sisi penjualan di Sarinah misalnya, itu yang kita dampingi totalnya bisa mencapai Rp600 juta. Kalau kita bergerak sungguh-sungguh, semuanya bisa,” sebutnya.

Ia berharap, wastra batak khususnya Sumatra Utara tetap terjaga tanpa meninggalkan khasnya. Jika dilihat dari warnanya, sudah colourfully. Jadi, kata Torang, gak perlu khawatir dengan apa yang menjadi tren. Ulos yang paling diminati adalah tumtuman. Harganya mulai Rp8 juta-Rp12 juta.

"Saya selalu memonitor apa kemauan para pecinta kain di Indonesia. Bukan hanya orang Batak yang membeli tetapi masyarakat Indonesia. Kemitraan yang dibangun bersama ratusan penenun maju dan bangkit bersama," pungkasnya.

Berita Terkini Lainnya