TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

20 Tahun Berkarya, Torang Sitorus Pamerkan Koleksi Ulos di Medan

Torang juga membawa artefak sebagai penyeimbang wastra

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Medan, IDN Times- Desainer Torang Sitorus menggelar pameran bertajuk "The Batak Culture Exhibition" di Convention Hall Tiara, di Jalan Imam Bonjol Medan. Merayakan 20 tahun berkarya, ia membawa koleksi ulos dan artefak miliknya.

Artefak dinilai sebagai elemen penyeimbang wastra. Di mana, aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.

"Sebut saja garung-garung yaitu sebuah tabung dari bambu dililit (dirompu) dengan rotan agar tidak mudah pecah, tutupnya dibuat dari kayu dan digunakan sebagai tempat air ninum," kata Torang, Sabtu (24/9/2022).

1. Menelusuri jejak batak lewat ekshibisi

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Selain itu, Torang juga mengenalkan budaya batak lewat gorga. Gorga yang merupakan ragam seni hias masyarakat Batak Toba. Gorga dapat berupa seni ukir, pahat maupun lukis.

Media tempat gorga itu lazim ditemukan dinding rumah, pustaha laklak, sarkofagus (kubur batu) hombung, peti mati dan lainnya. "Saya membawa teman-teman untuk menelusuri jejak batak. Beberapa dari artefak itu dipresentasikan dengan baik dalam pameran ini," ujarnya. 

2. Ajak masyarakat Medan untuk menikmati exhibition berskala nasional

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Kata Torang, ada sebuah pesan khusus yang ingin disampaikan. Sebagai seorang seniman, ia tidak akan pernah berhenti dan merasa puas dengan apa yang sudah diraih. Ia bahkan mempunyai mimpi memiliki museum untuk memajang ulos-ulos koleksinya mulai dari ulos-ulos tua, ulos masa kini dan ulos di masa depan.

Pada pameran ini, ia mengajak masyarakat Medan untuk menikmati exhibition berskala nasional. Untuk memaksimalkan acara tersebut, ia berkolaborasi dengan beberapa desainer muda dan desainer ibukota yang berbakat.

"Ekshibisi ini untuk memunculkan self awareness pada rasa rindu kampung halaman bona pasogit. Untuk membangun nuansa itu, tidak hanya ulos sebagai entitas melekat budaya Batak, sejumlah koleksi artefak turut menjadi elemen utama pameran ini," ujarnya. 

3. Dedikasi Torang terhadap Ulos tidak terlepas dengan sosok penenun di daerah

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Dedikasi Torang terhadap Ulos tidak terlepas dengan sosok penenun di daerah. Ia menyebutkan bahwa dirinya bangga bisa bermitra dengan para penenun ulos. Selain penyabar, mereka adalah artisan sesungguhnya.

"Saya dengan penenun adalah mitra. Mereka artisan sesungguhnya," ujarnya.

Dalam pameran itu, Ulos Harungguan adalah salah satu jenis yang dibawanya. Ulos ini mendapat penghargaan dari World Crafts Council (WCC) dan menjadi cendera mata pertemuan IMF-Bank Dunia 2018.

"Inilah batak. Batak luar biasa. Percaya atau tidak, kita menjadi tuan rumah di daerah sendiri. Ulos besar di tangan orang batak sendiri," katanya.

Berita Terkini Lainnya