TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sering Diajak Ngobrol, Burung Sangkuriang Raih Piala Gubernur Sumut

Gebyar kicau burung diikuti kicau mania dari seluruh Sumater

Gebyar Kicau Sumut Bermartabat (IDN Times/Indah Permata Sari)

Medan, IDN Times – Suara kicau burung saling bersahutan dan terdengar dari kejauhan di Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) pada Minggu (16/2). Ternyata ada kontes Gebyar Kicau Sumut Bermartabat untuk memperebutkan Piala Gubernur Sumatera Utara. Peserta berasal dari seluruh pulau Sumatera, Batam, Aceh, Nias dan lainnya.

Acara diselenggarakan oleh para kicau mania sebagai tujuan aspirasi serta nostalgia yang sebelumnya sudah pernah dilakukan 10 tahun yang lalu.

Burung tersebut dikategorikan dalam 25 kategori yang ikut serta dalam kontes Gebyar kicau Sumut bermartabat piala Gubernur Sumut, di antaranya Murai Batu, Love Bird, Kacer, Kenari dan lainnya.

Wakil ketua pelaksana, Syahdan Lubis menjelaskan bahwa para pecinta burung dapat bersilahturahim dan dapat berbagi pengalaman dalam kontes tersebut.

“Tujuan dari acara ini adalah kita mengambil aspirasi dari pada seluruh kicau mania yang ada di Sumatera Utara, 10 tahun yang lalu pernah dibuat piala Gubernur Sumatera Utara pada tahun 2010. Jadi, tiap tahun seharusnya ada tapi tidak pernah. Jadi di tahun 2020 kita menyambut dan berusaha untuk diadakan kembali,” ungkapnya.

Baca Juga: Ini 8 Spesies Burung Paling Cerdas dan Cerdik di Dunia, Apa Buktinya?

1. Selama 10 menit berkicau, Sangkuriang juara 1

Gebyar Kicau Sumut Bermartabat (IDN Times/Indah Permata Sari)

Burung yang berasal dari Langsa, Aceh ini bernama Sangkuriang. Kicauannya memukau para juri selama 10 menit dan berhasil mendapatkan juara 1 dalam kategori Murai Batu Piala Gubernur Sumatera Utara. Sebelumnya, burung tersebut sudah pernah menjadi juara 80 kali dalam perlombaan tingkat daerah maupun nasional selama hampir 3 tahun bersama Sangkuriang.

Menurut Ali Manok, ia bangga atas kemenangan burungnya yang sederhana. Sangkuriang telah mendapatkan piala bergengsi dan merasa ada perbedaan dari burung lainnya yaitu intonasi tanpa jeda.

“Seperti dalam acara burung tersebut memberikan intonasi tanpa jeda kepada juri yang datang dan juga sopan dengan cara memanggil,” tutur sang pemilik burung Sangkuriang.

Selain itu, pendekatan emosional Ali dan Sangkuriang memikat dalam kehidupan sehari-hari.  “Malam hari kalau saya pulang ngopi, saya bawa, saya dekati, saya ajak ngobrol atau banyak komunikasi pada burung,” ujar Ali.

2. Burung bukan hanya sekedar hobi, namun bisa mendapatkan penghasilan

Gebyar Kicau Sumut Bermartabat (IDN Times/Indah Permata Sari)

Hewan berkicau ini bukan hanya sekedar hobi, tapi juga dapat menggerakkan perekonomian di daerah. Sehingga mendapatkan penghasilan dan pelestarian burung berkicau. Dalam penilaian burung ini, terdiri dari volume, irama dan lainnya. Namun, yang lebih diutamakan performa dan variasi burung.

"Jadi tujuannya supaya perburungan di Sumatera Utara dapat lebih baik, karena perburungan ini dari segi faktor ekonomi sangat tinggi. Baik dari pembuatan sangkar, dari penangkaran burung, menerap tenaga kerja. karena di setiap penangkara ada tenaga kerja jadi dari segi ekonomi sangat tinggi,” jelas Syahdan.

Menurutnya sudah banyak jenis burung yang punah. Sehingga mulai disangkarkan pelestarian burung-burung melalui penangkaran yang ada.

“Tahun ini dan tahun sebelumnya lebih rapi, karena melibatkan seluruh elemen daripada kicau mania. Karena kami-kami juga merupakan dari kicau mania. Jadi lebih tersusun rapi, karena kami tahu apa yang dibutuhkan dalam acara kicau mania ini. Kalau dulu mungkin ada beberapa yang bukan panitia jadi tidak mengerti,” ucapnya.

Syahdan berharap dalam kontes burung piala Gubernur ini bisa berjalan dengan baik dan dikenal seluruh Indonesia.

Baca Juga: 7 Alasan Kenapa Burung Hantu Tidak Cocok Jadi Hewan Peliharaan Kita

Berita Terkini Lainnya