TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gairah Drama Kabaret, Seni Pertunjukan yang Jarang Diketahui Khalayak

Semarak Bulan Bahasa Unimed konsisten kenalkan drama kabaret

Drama kabaret yang ada di acara Semarak Bulan Bahasa FBS Unimed (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Deli Serdang, IDN Times - Semarak Bulan Bahasa (SBB) Unimed yang menjadi event ikonik bahasa dan sastra Indonesia pada tahun ini diselenggarakan pada bulan November. Ratusan mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia turut berpartisipasi memeriahkan acara tahunan tersebut.

Mulai dari menjadi putra-putri dengan memakai pakaian daerah, mengikuti lomba visualisasi puisi, bersyair, bahkan melakukan aksi pertunjukan kabaret secara bergiliran!

Yandika Lamtorang Gurusinga yang menjadi penanggung jawab acara akbar yang dihelat jurusannya ini mengatakan jika ajang tersebut selain menjadi momentum bagi siapapun yang hadir untuk merevitalisasi keberagaman budaya, juga dapat mengasah skill berkesenian mahasiswa melalui beragam jenis pertunjukan.

Apalagi pertunjukan kabaret yang dinilainya sebagai salah satu drama yang dapat membuat orang lain terhibur karena gayanya yang lekat dengan unsur komedi.

"Pertunjukan kabaret sifatnya menghibur. Dan biasanya yang banyak dinanti orang-orang di acara SBB adalah pertunjukan kabaret ini!" kata Yandika, Selasa (14/11/2023).

1. Drama kabaret mengandung nilai-nilai humor dan satire

Gairah mahasiswa bahasa Indonesia melakukan kabaret yang ditonton ratusan pengunjung (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Mulanya, drama kabaret dikenalkan dari belahan dunia Barat yang sifat pertunjukannya adalah komedi atau ragam sandiwara yang hanya dilakukan di "cabaret", ya, semacam sebuah panggung yang berada di restoran atau kelab malam, di mana penontonnya duduk mengelilingi meja-meja itu (dalam ruangan kecil).

Pada peralihan abad ke-20, pertunjukan kabaret mulai memperlihatkan sajian pertunjukan yang beraneka ragam. Bisa mengangkat topik satire politik, tari-tarian, sirkus, sampai hiburan yang memancing gelak tawa. Sementara di Indonesia sendiri drama kabaret lebih dikenal dengan istilah Kabaret Bandung yang mempertontonkan sandiwara pelaku seni dengan menggunakan audio playback (materi pertunjukan direkam terlebih dahulu beserta variasi musik dan pemeran saat berlakon hanya melakukan lypsinc) yang mengandung unsur humor.

"Drama kabaret dari segi teknis penampilan, percis dikenal orang-orang sebagai drama musikal. Bedanya, kabaret selalu ditampilkan dengan rekaman suara, jadi para pemainnya lypsinc setiap melakukan dialog. Yang membuat drama kabaret unik menurut saya, selain karena dibawakan secara beramai-ramai dengan tarian dan nyanyian, drama kabaret memiliki ciri khas dalam gestur para pemainnya, gerakannya mesti besar dan detail serta jalan cerita yang cenderung bertema komedi," ujar Hanifah, mahasiswa yang menekuni dunia kabaret sejak 2017.

Anak muda yang pada SBB tahun ini berkontribusi menjadi pelatih salah satu pertunjukan kabaret kelas, mengungkapkan jika drama kabaret cukup jarang dihelat pada panggung-panggung seni dan membuat orang sedikit asing dengan pertunjukan satu ini.

"Jujur, saya sendiri tahu tentang kabaret di masa kuliah. Ada rasa sesal mengapa tidak mengenal jenis drama ini sejak masa sekolah, padahal sangat seru jika anak-anak sekolah berlakon di drama kabaret. Barangkali orang-orang pernah tau bentuk pertunjukannya, namun tidak pernah mendengar nama 'kabaret' sebagai jenisnya," lanjutnya.

2. Koreo drama kabaret yang meriah dan heboh dianggap anak muda banget

Pertunjukan drama kabaret yang menggunakan gaya lypsinc (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Hanifah yang kerap menjadi pengajar drama kabaret membeberkan jika seni pertunjukan satu itu memerlukan waktu sebulan persiapannya. Karena drama kabaret dibawakan secara lypsinc, maka harus melewati proses rekaman terlebih dahulu. Sebelum rekaman, para aktor juga harus melakukan proses membaca naskah untuk pendalaman karakter.

"Dalam kabaret, biasanya saya selalu memperhatikan detail koreo dan detail gerakan. Karena jenis drama ini cirinya ceria, maka setiap gerakan yang diciptakan mesti menggambarkan keceriaan. Namun tidak berarti saat cerita sedih, gerakan tetap bahagia. Disesuaikan dengan alur cerita pula," beber perempuan yang juga merupakan mahasiswa sastra Indonesia itu.

Drama kabaret disebut Hanifah menjadi pertunjukan seni yang seru karena tema cerita yang menyenangkan. Pertunjukan kabaret akan lebih seru pula jika pemain (aktor) yang terlibat jumlahnya banyak, sebab tarian yang ditampilkan akan menjadi lebih meriah dan heboh. Baginya drama kabaret adalah seni pertunjukan yang anak muda banget.

"Saya berharap para pecinta/pekerja seni dan sastra, mulai lebih giat mengenalkan berbagai jenis drama pertunjukan ke masyarakat umum, baik itu lewat berbagi materi di sosial media, berbagi video pertunjukan di sosial media, membuat pertunjukan di lingkungan sekolah, sanggar, atau tempat umum," pungkasnya.

Berita Terkini Lainnya